Sabtu, 25 April 2015

PIDATO PEMBUKAAN JOKOWI DI KONFRENSI ASIA - AFRIKA KE 60, 2015





NusanTaRa.Com.

     Presiden RI Joko Widodo banyak menuai kecaman dari berbagai negara termasuk dari Amerika Serikat, seusai berpidato di Acara pembukaan Konprensi Asia-Afrika Bandung, karena isi pidato Jokowi banyak memberikan kritikan pada sejumlah lembaga keuangan internasional yang menurut beliau dianggap merugikan negara dunia ketiga dan menurutnya perlu perubahan dalam lembaga keuangan tersebut.

     Muatan utama pidato Presiden Jokowi pada acara pembukaan Konfrensi Asia-Afrika pada dasarnya penilaian adanya Ketidak adilan dan keseimbangan global yang terjadi dimuka bumi seperti Ketika negara kaya yang hanya 20% penduduk dunia menghabiskan 70% Sumberdaya Bumi, Ketika penduduk belahan bumi utara yang hidup superkaya sementara Penduduk belahan bumi selatan 1,2 milayar hidup dalam kemiskinan (2 dolar perhari) dan Ketika sekelompok negara  kaya mengubah dunia dengan menggunakan kekuatan dan PBB tidak dapat berbuat apa-apa.   Ketidak adilan global tersebut dilihat beliau juga dalam bentuk Ketika sekelompok negara yang tak melihat realita dengan berpandangan bahwa persoalan ekonomi dunia hanya bisa di selesaikan dengan Bank Dunia, IMF dan ADB yang menurut beliau adalah sebuah pandangan usang.  Dalam hal ini mengajak semua peserta untuk bersama-sama mengatasi semua hal tersebut dengan semangat KAA ketika pertama kali dicetuskan tahun 1955 yang berasaskan Kesejahteraan, Solidaritas dan Stabilitas Internal dan eksterna serta penghargaan pada HAM.

     Tentunya yang seru mendapatkan kritik dan komentar dari berbagai kalangan tentang pidato Jokowi tersebut seputar pernyataannya tentang lembaga keuangan dunia yang menurutnya sudah usang dan mengajak para peserta untuk membangun tatanan ekonomi baru yang terbuka bagi kekuatan-kekuatan ekonomi baru dan mendesak reformasi arsitektur keuangan global dan hilangkan dominasi negara atas negara lain.      

     Ernest Bower, peneliti Center for Strategic and International Studies Washington DC, menilai pidato tersebut menunjukkan Presiden Jokowi tidak konsisten.   Jokowi,  kata dia, di satu sisi menginginkan banyak investor asing masuk ke Indonesia. Tapi di lain sisi, mengkritik sistem dan lembaga keuangan internasional semisal International Monetary Fund (IMF) dan ASian Development Bank (ADB). 

     "Pemerintah seperti ingin gampangnya saja. Menyuruh investor untuk datang, tapi belum siap untuk menerapkan perbaikan yang akan memfasilitasi investasi itu," ucap Bower.   Sementara Eric Sugandi, ekonom senior Standard Chartered Bank Jakarta, menyatakan pendpat berbeda.   Ia menyetujui revitalisasi sistem finansial global seperti dalam pidato Jokowi.
 
     Presiden menurut Eric dalam pidato tersebut,  hanya sekadar memberikan pesan yang ingin didengar penonton.   "Konteksnya harus dilihat siapa penontonnya. Ini hanya retorika politik," tukasnya.  Segendang sepenarian, ekonom Universitas Indonesia Berly Martawardaya juga menyatakan Presiden Jokowi adalah 'pelaku'.  "Keliru jika menganggapnya sebagai seorang ideolog." 

     Pada kesempatan ini  Pidato Jokowi menyentuh peserta konfrensi untuk bersama-sama  mengatasi ketidak aadilan yang di hadapi Palestina dengan ketika adilan dan kesewenangan penjajah memberlakukan penganiayaan bagi masyarakat Palestina, ini merupakan satu utang bagi Peserta KAA 1955 untuk memberikan mereka keadilan, kedamaian dan kemerdekaan mereka dari berbagai penganiayaan.   

     Untuk diketahui, dalam pembukaan Konferensi Asia Afrika (KAA) 2015, Presiden Jokowi berpidato mengemukakan pendapatnya mengenai tatabab ekonomi global baru yang diharapkan lebih terbuka untuk negara-negara berkembang.   "Pemikiran atas solusi masalah ekonomi dunia hanya terbatas pada Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF), dan Asian Development Bank (ADB)," ungkapnya. 

     Meski demikian perubahan yang disuarakan Presiden Jokowi tidak jelas seperti apa, namun klise ungkapannya menambahkan bahwa hal tersebut penting agar menghilangkan terjadinya dominasi antar negara, khususnya oleh Barat yang mempunyai kekuatan dalam ketiga lembaga keuangan dunia tersebut, sehingga pendanaan terhadap suatu negara tidak diembeli dengan berbagai kepentingan politik yang tidak sejalan dengan pengembangan ekonomi dunia yang adil dan bersih.

     Tantowi Yahya politisi dan pelaku sineas tanah air menanggapi pidato Presiden Joko Widodo dengan sangat bangga mengatakan bahwa Pidato Presiden sangat berani jarang ada yang berani berkomen sedemikian keras terutama terhadap ketidak adilan yang dikembangkan negara barat, karena selama ini politik luar negeri kita Aman dengan Pondasi Bebas Aktip sehingga beberapa tahun terakhir ini kebijakan kita selalu aman saja tanpa pernyataan keras.
byKariTaLa. LA





Soekarno tokoh pengagas Konfrensi Asia - Afrika 1955,
Meski kemajuan telah dicapai namun banyak yang harus dituntaskan KAA 2015.

Minggu, 19 April 2015

EKSPEDISI LENGGURU 2014 MENGEKSPLORE KEKAYAAN HAYATI PAPUA

 NusanTaRa.Com.

Papua bagaikan peti mati harta karun yang menyimpan begitu banyak jenis ragam kehidupan binatang dan tanaman endemik.

Berbagai Keanekaragaman Hayati di PapuaIkan pelangi yang terdapat di Papua Barat (LIPI)

Ekspedisi Lengguru 2014 di Kaimana Papua Barat merupakan salah satu proyek ilmiah terbesar di Indonesia yang dimonitori oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Akademi Perikanan Sorong (APSOR), dan Institut de Recherche pour le Developpement (IRD).

Dalam rangka ekspedisi Lengguru-Kaimana 2014, tim melakukan analisis sample-sampel biologi di laboratorium zoologi dan botani Pusat Penelitian Biologi LIPI di Cibinong, dekat Jakarta, Indonesia.  Tujuan dari ekspedisi ini ialah menelusuri kembali kemunculan jenis-jenis satwa yang terdapat di Lengguru.  Ekspedisi yang sudah berlangsung selama beberapa tahun berfokus untuk mempelajari berbagai proses serta interaksi antara geodinamika, keanekaragaman hayati, serta kehidupan sosial manusia di tengah-tengah lingkungan karst di Papua Barat.

Berbagai jenis reptil, amfibi, mamalia, burung, serangga, gastropoda, anggrek, dan berbagai macam lainnya yang ditemukan di Papua Barat dalam ekspedisi kali ini dan research masih terus dilakukan agar memperoleh data gambaran fauna yang jelas di kawasan ini, yang oleh sebagian pakar beraanggapan bahwa pulau di Indonesia maka Papualah yang memiliki kemiripan satwa dengan Benua Australia seperti Kuskus, Kanguru dan sebagainya.

Uniknya dalm penelitian ditemukan sejenis burung (bowerbird) yang dapat membersihkan dan merapihkan sarangnya menjadi bersih. Tak hanya membersihkan, bowerbird juga menghias sarangnya agar menarik si betina,  di atas ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut. Perilaku burung jantan itu segaja dilakukannya bertujuan berkembang biak dan bereproduksi. Bowerbird merupakan burung yang langka dan unik dan sejauh ini hanya terdapat di Papua dan Papua Nugini.

Di Papua juga terdapat burung yang terbesar dan terkecil yang hanya seukuran telapak tangan.   Selain burung, Papua Barat juga memiliki ikan dengan warna seperti pelangi yang hidup di air tawar. Masyarakat Papua Barat telah mengetahui lebih dulu adanya rainbow fish, bahkan sedang merintis dan memanfaatkannya menjadi ikan hias yang akan dijual.

Namun spesies ini sangat rentan stres dan interfase sisiknya banyak ditemukan benjolan putih, kondisi ini nampaknya mungkin dipengaruhi oleh kualitas air habitat yang dikelilingi tanaman perkebunan dan harus segera ditindak lanjuti demi menjaga kelestarian dan Kekayaan alam papua yang tak ternilai tersebut.

Marine tim, salah satu tim di ekspedisi Lengguru, dalam kesertaannya melakukan penyelaman di daratan utama dan pulau-pulau kecil yang terdapat terumbu karang.  Mereka sampai saat tersebut berhasil mendokumentasikan Terumbu karang sebanyak 141 spesies dengan 53 genus, 16 famili.   Beberapa jenis karang yang ditemukan tidak umum ditemukan dalam populasi yang melimpah. Sayang banyak terumbung karang yang rusak akibat pengeboman, gelombang besar, dan pengasaman air laut. Padahal banyak biota yang tumbuh di terumbu karang.
drNurul Kusumawardani(NGI, 5/12/2014)



Tanah Papua Taburan tanah di bagian timur,

Dihiasi JayaWijaya yang tinggi satu simbol jiwa yang tegar.

Rabu, 15 April 2015

SURINAME MEMILIKI CAPRES YANG BERDARAH INDONESIA



Raymond Sapoen via BBC Indonesia Raymond Sapoen
NusanTaRa.Com.

Suriname sebuah negara yang terletak di Benua Amerika bagian Selatan atau di teluk Caribia yang akan menyelenggarakan pemilihan presiden pada bulan Mei 2015, yang menarik dari pesta Demokrasi tersebut utamanya bangsa Indonesia bahwa pada pemilihan tesebut tercatat seorang peserta Calon presiden Suriname merupakan warga Suriname keturunan Indonesia beliau adalah  Raymond Sapoen.

Sejarah Suriname yang dulunya bernama Guyana tercatat mengalami penjajahan tiga negara secara silih berganti Inggeris, Belanda dan Francis, sehinggga konplik ketiga negara penjajah tersebut melahirkan tiga daerah kekuasaan yaitu Guyanaa Francis, Guyana Inggris dan Guyana Belanda.  Guyana Belanda yang luasnya 163,821 km2 akhirnya merubah nama menjadi Suriname dengan Ibukota Paramaribo dan mencapai kemerdekaan pada 25 Nopember 1975 dengan bentuk negara Republik.

Negara yang berpenduduk sekitar 600 ribu jiwa (2013) terdiri dari beberapa suku besar seperti India Timur 37%, Kreol 31%, Indonesia (Jawa) 15%, Campuran 3,7% dan Lainnya 0,4%.  Kedatangan bangsa lain kedaerah tersebut terjadi saat  dibawah jajahan Belanda dan Inggris yang akan mengembangkan daerah tersebut dengan mengembangkan sektor perkebunan secara besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan pasar di Eropah, sehingga pada tahun 1873-1917 bangsa hindustan di datangkan dari India Timur dan tahun 1890-1939 Bangsa Indonesia di datangkan dari Jawa sebagai buruh kontrak.   Keberadaan buruh kontrak yang terus menetap disana hingga saat ini telah menjadikan mereka sebagai warga negara yang memungkinkan mereka dapat hidup sebagaimana warga lain dengan aktipitas disemua bidang yang ada, sampai saat ini warga Jawa disana telah mencapai pada turunan ke empat.

Raymond Sapoen yang akan maju sebagai calon presiden dengan dukungan partai Pertjaja Luhur mengatakan bahwa : " Dalam kampanyenya nanti akan memprioritaskan meningkatkan lapangan kerja, khususnya sektor swasta dan pengembangan Pariwisata ".   Mantan Menteri Perdagangan dan Industri pada kabinet sebelumnya ini,  mengatakan pada BBC Indonesia bahwa  " Saya sangat senang ketika mengetahui bahwa Rakyat Indonesia sangat mengapresiasikan dan memberikan dukungan moril atas pencalonan saya sebagai Presiden Suriname ".

 Menjawab pertanyaan Ratno Garto BBC Indonesia, Raymond mengatakan, " Walaupun faktanya warga keturunan Indonesia di Suriname terdiri dari 15 persen (dari total 600.000 jiwa penduduk), kami sangat terwakili dari semua lapisan masyarakat.".   Warga Suriname keturunan Indonesia dalam masyarakat banyak yang jadi  dokter, guru, polisi, pengusaha, politik, mereka yang bergerak di industri serta finansial," kata Raymond.

Pada BBC Indonesia Mohamad Susilo, Raymond Sapoen mengatakan bahwa ia memiliki silsilah Indonesia Jawa khususnya dari Banyumas, untuk itu ia mempunyai keinginan menelusur lebih jauh keberadaannya tersebut kalau-kalau ia masih punyai saudara-saudara yang tinggal di Banyumas.  Dan ia mengatakan dalam bahasa Jawa, bahwa ia sudah masuk turunan ketiga warga Jawa Suriname dari leluhur yang pertama datang ke daeraah ini.

Raymond Sapoend mengatakan dalam kehidupan kesehariannya masih banyak menggunakan kebiasaan seperti orang Indonesia,  seperti bahasa sehari-hari dengan orang tua dan dengan anak-anaknya  masih menggunakan bahasa Jawa dan Makanan sehari-hari dalam rumah tangganya masih menyajikan menu orang Jawa seperti Tempe, Ketela, Pisang Goreng, Lapis, Bakmi, Soto, Pecel, Lemper, Nogosari dan Tahu, sembari tertawa ngakak beliau mengatakan " Ya masih tetap lidah Wong Indonesia ".

Warga Jawa lainnya di Suriname yang pernah menduduki jabatan penting di Suriname seperti 1. Paul Slamet Sumohardjo (02 mei 1943) Ketua Partai Pertjajah Luhur pernah menjadi ketua Parlemen dan  2. Ramdien Sardjoe (10 oktober 1935) politisi dari partai Reformasi Progressif menjabat wakil presiden Suriname tahun 2005 - 2010.

Budaya Indonesia yang masih hidup ditengah-tengah masyarakat Jawa di Suriname seperti Kuda Kepang, Ludruk dan wayang kulit serta untuk makanan seperti Getuk, tempe dan krupuk sudah tidak perlu di promosikan karena di Suriname makanan tersebut sudah sangat terkenal, kata Raymond Sapoend.
byBakriSupian/Reff BBC Indonesia


Hujan batu dinegeri sendiri tetap di rindui,
Negeri sendiri tempat leluhur mewariskan jiwa yang sakti.

Jumat, 10 April 2015

LOA KULU LOKASI PEMBANTAIAN PASUKAN BELANDA


L O A    K U L U
Tempat Pembantaian Pasukan Belanda 

NusanTaRa.Com.

Tugu Pembantai Belanda di Loa Kulu
Sekilas Kecamatan Loa Kulu bagi kita yang melewati kawasan tersebut baik jalan darat maupun dengan kapal di alur sungai Mahakam akan terkesan biasa, sebuah kota kecil bahkan Kampung barang kali tepatnya karena sepanjang perlintasan tersebut kita hanya menyaksikan rumah-rumah biasa dan pasar rakyat yang kadang menyesak hingga kejalan utama menuju Tenggarong.

Kecamatan ini tentunya akan lain bila kita coba tilik kebelakang tepatnya saat penjajahan Belanda dan Jepang yang mempunyai jejak sejarah perjuangan tersendiri dan menarik untuk dijelajahi diantaranya Tugu Pembataian tentara Belanda dan Bangunan Lama Perusahaan Batu Bara Belanda.  Kecamatan Loa Kulu termasuk Kabupaten Kutai Kartanegara Prov Kalimantan Timur dengan Jumlah penduduk 32.456 jiwa dengan luas wilayah 1.405,7 km2 dengan potensi daerah berupa pertanian dan batubara.  Daerah ini juga akan dibangun Bandara bertaraf  Internasional yang berdesainkan Bandara  Dubai, diperkirakan akan rampung pada tahun 2017 dan Bangunan Jembatan Loa Kulu yang megah  melintasi Sungai Mahakam.

Dahulu setiap kali kapal Nusantara, SBN atau DMA yang menghantarkanku dan keluarga dari Samarinda ke Loa Tebu  9 km di hulu Tenggarong,  Para penumpang pasti akan merasa girang bila.di depan mata sudah terlihat Loa Kulu yang terletak 14 km di hilir Tenggarong karena disamping dapat istirahat dari kejenuhan diatas kapal seharian juga tentunya dapat ngasoh dengan jajanan daerah yang ada di dekat dermaga.   Kala itu, belum ada jalan darat seperti sekarang  sehingga untuk ke Tenggarong masih menggunakan kapal sungai, sebuah kapal panjang bermesin dalam terbuat dari kayu dengan jumlah penumpang 100 orang, keunikan kapal ini ketika menelusuri sungai akan terlihat asap hitam tebal sepanjang perjlanan karena berbahan bakar solar.

Foto Es Pernyata.Saat ini jika kita ingin mengulangi perjalanan seperti itu di Sungai Mahakam mungkin sulit karena Jalan darat hampir menembusi semua pelosok pedalaman sepanjang sungai Mahakam.  Tapi bila anda berangkat dari Tenggarong ke arah hulu seperti ke Melak dan Long Apari, cukup datang ke dermaga Tangga Arung Tenggarong disana tersedia beberapa kapal yang akan berangkat sesuai jadwalnya atau menggunakan speedboat yang tertambat disana.  Untuk Samarinda ke Tenggarong coba cek di dermaga SeiKunjang kalau anda beruntung mungkin masih menikmatinya karena penumpang lebih memilih angkutan darat.   Loa Kulu yang terletak antara Samarinda dan Tenggarong  dulu  merupakan tempat perhentian  sementara (rest area).   Sehingga begitu kapal merapat, maka para penumpang belia, dewasa, ibu-ibu dengan tangkasnya naik ke kapal dan menjajakan dagangannya. Mulai Wadai (kue bhs kutai), nasi bungkus, gogos, telur rebus dsb.

Loa kulu adalah kota tua bersejarah.  Ribuan orang dari seluruh Indonesia  terutama dari Jawa dan Sumatera, Maluku, Timor tumpah ruah di sini,  bekerja pada perusahaan Belanda. OBM namanya atau Oost Borneo Maatschappij yang dimulai 1888.   Loa Kulu dizaman itu dapat dikatakan sebagai  sebuah kota modern dengan melihat pola pencaharian masyarakat yang berbasis batu bara tersebut dampak gaya hidupnya dibanding daerah kebanyakan di Indonesia,  sebelum di kota seperti Samarinda ada bioskop, konon perusahaan batu bara Belanda OBM sudah biasa memutarkan film untuk para karyawannya.

Peninggalan Belanda berupa bangunan eks perkantoran perusahaan Batubara masih dapat  kita temukan saat ini disana, berbentuk unik setengah lingkaran.   Ketika masih kanak-kanak dahulu bangunan tersebut kusebut Drum besar dipotong atau dibelah dua yang memiliki pintu dan jendela,  menurutku saat ini bangunan tersebut hanya bisa ditemukan di Loa Kulu,  sebagai salah satu sisa-sisa kejayaan perusahaan batu bara Belanda, terakhir perusahaan tersebut diambil alih oleh PN Tambang batubara tahun 1968 dan tutup 1970.    Tambang Batu Bara yang banyak mendatangkan tenaga pekerja dari penjuru Nusantara tersebut ternyata mempunyai banyak sisi lain yang cukup menarik disamping hiruk pikuk para pekerja, bahwa daerah tambang tersebut konon ceritanya menjadi tempat pembantaian pasukan Belanda oleh tentara Dai Nipon ketika memasuki wilayah Indonesia.  

Glamouritas (zaman itu) gaya hidup karyawan perusahaan Belanda di Kalimantan Timur yang masih bernama Oost Borneo menjadi redup, suram, mati, mencekam dan tragis ketika Jepang datang sebagai penjajah.  Ribuan pasukan Jepang siap tempur memasuki dan melucuti tentara Belanda di Kalimanatn Timur kala itu juga memasuki Loa Kulu dan membuat pasukan yang sebagian juga pribumi  bertekuk lutut.   Pasukan Belanda yang telah ditaklukkan di Samarinda itu dinaikkan ke atas truk dibawa ke Loa Kulu dengan tangan terikat.  Kemudian bersama pasukan Belanda di Loa Kulu yang telah ditawan mereka dihukum mati,   berdasarkan informasi yang dihimpun hukuman mati itu lebih tepat  disebut dengan " mereka dibantai ".    Isteri-isteri pasukan Belanda dipotong-potong dengan disaksikan oleh suami dan anak,  kemudian giliran anak-anaknya dilemparkan ke dalam bekas lubang galian batu bara yang dalamnya lebih 100 meter dan  Setelah itu barulah giliran suami atau ayah dari anak-anak itu  yang tidak lain adalah pasukan Belanda dipenggal kepalanya satu per satu kedalam lobang batu bara.

Dibalik glamournya masa lalu Loa Kulu dengan kehidupan BatuBara serta tragedi pembantaian Pasukan Belanda oleh pasukan Jepang yang tentunya masih dapat kita saksikan dengan berbagai bangunan tua disana meski sudah tak terwat seperti Bangunan Magazin dan lokasi tempat pembantaian tersebut berupa tugu.   Di Panoragam sebuah desa di Loa Kulu terdapat seorang warga Jawa yang bercerita bahwa bapaknya dahulu di datangkaan dari Jawa oleh Belanda untuk dipekerjakan sebagai buruh Tambang batubara sebagai buruh kontrak.
by,ES Pernyata (FB)

Foto Es Pernyata. 

Loa Kulu bersemedi di siring Mahakam,
Kisah lama dipahat indah di benak agar petatah petitih lama tak kelam.  

Minggu, 05 April 2015

WEDDING PARTY BUNG SYAMSIRPONNA DIREKTUR MARONI FM.


"  SELAMAT MENEMPUH HIDUP BARU SEMOGA LANGGENG, BERANAK CUCU, MUDAH REZEKI DAN BAHAGIA HINGGA KEAKHIR HAYAT  "


Ya Allah    ...........
Andai Kau Berkenan, Limpahkanlah Rasa Cinta Kepada Kami Yang Kau
Jadikan Pengikat Rindu Rasulullah dan Khadijah Al-Qubro Yang Kau
Jadikan Mata Air Kasih Sayang Ali Bin Abithalib dan Fatimah Az Zahra
Yang Kau jadikan Penghias Keluarga Nabi - Mu Yang Suci
Amin Allahumma Amin    .........


Pernikahan :
Syamsir Ponna putra H. Ponna (alm.)/Hj. Khallijah (alm) 
  
  dengan

Mahanisa Putri Hasan Doni Kelen/Hafsah Jawase.   

Pada Minggu, 15 Maret 2015 Jam 19.00 di Gedung AMALIA Nunukan.


Mengundang  :

1.  Syamsul Bahri/Nanda Suyati
2.  Patiroi/Syumiati
3.  Basri Lanta/Hj. Nurjannah
4.  Hadu/Sinar (Putra Maiwa)
5.  Nardi Azis/Hj. Asni (Angg. Kab. DPRD Nunukan)
6.  Andi Zakariah, ST/Astuty(Santy) (Angg.  DPRD Prov. Kaltara)

Pemberi Give Thanks you bagi undangan terdiri dari gadis-gadis Keponakan Syamsir Ponna : Hilma, Inggit dan Ratu




Ketika kami memutuskan untuk saling mengerti

Biarkan kedua hati ini berbicara tentang, mimpi kami, hasrat dan juga kerinduan, kemudian kami menjadi takjub.

Maka kamipun berjanji, Berjanji untuk menyatukan hati kami dalam satu bahtera, semua mimpi kami dapat terwujut sempurna.

Perbedaan kami bukanlah satu kendala selagi kami masih memiliki bahasa yang sama, dan bahasa itu bernama CINTA.




Sabtu, 04 April 2015

TIGA TOKOH BURUNG INDONESIA RAIH PENGHARGAAN DUNIA

Penghargaan Kenton Miller suatu penghargaan yang bergengsi di bidang Konservasi yang diberikan oleh Komisi Dunia untuk Kawasan Konservasi (WCPA) dari IUCN,  tahun ini menganugerahkan penghargaan ini kepada tiga tokoh Konservasi Indonesia.   Penganugerahan penghargaan ini diselengarakan dalam dua tahun sekali  yang ditujukan kepada individu atau kelompok yang dinilai mempunyai pendekatan inovatip dalam upaya konservasi dan Perlindungan ekosisitem.  
Penetapan tersebut dilakukan dengan memilih  sejumlah tokoh konservasi yang dinominasikan dari seluruh dunia kemudian ditetapkan yang dianggap lebih layak dan memiliki kontribusi yang lebih berarti dalam dunia konservasi saat ini.    Penghargaan itu diberikan kepada trio Sukianto Lusli, Agus Budi Utomo, dan Yusup Cahyadin. Ketiganya merupakan tokoh yang berjasa mengembangkan serta menerapkan pendekatan inovatif untuk pelestarian hutan di Indonesia melalui restorasi ekosistem.   Keteguhan serta advokasi  trio tersebut yang gigih telah berhasil mempengaruhi kebijakan dan peraturan terkait pengelolaan hutan alam produksi sehingga dapat memberi sumbangsih untuk konservasi.

Kiri-kanan: Yusup Cahyadi, Sukianto Lusli, dan Agus Budi Utomo bersama Natasha Miller, putri mendiang Dr Kenton Miller saat menerima penghargaan Selasa, 19 November 2014 (Foto: Burung Indonesia/Dian Agista)
Sukianto merupakan mantan Direktur Eksekutif Burung Indonesia yang bersama Yusup merintis restorasi ekosistem di hutan alam produksi selama masa kerjanya di Burung. Awalnya, inisiatif tersebut dianggap tidak populer karena hutan produksi selama ini merupakan sumber devisa negara kedua terbesar dari kayu yang dihasilkan.

Namun, berkat kerja keras mereka melakukan advokasi, pada 2004 Kementerian Kehutanan mengeluarkan keputusan terkait Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Restorasi Ekosistem (IUPHHK-RE). Dengan ijin usaha ini hutan alam produksi yang tidak produktif dapat dikelola untuk konservasi. Hal ini dapat dilakukan karena dalam IUPHHK-RE terdapat ketentuan yang  melarang  pengelola melakukan pemanenan kayu komersial selama masa restorasi.
IUPHHK-RE pertama diterbitkan pada 2007 untuk hutan produksi seluas 52.170 hektar di Sumatera Selatan. Konsesi tersebut diajukan oleh PT REKI, perusahaan restorasi ekosistem yang dibentuk oleh konsorsium Burung Indonesia, BirdLife International, dan Royal Society for the Protection of Bird. Tiga tahun kemudian selama kepemimpinan Agus di Burung Indonesia, PT REKI memperoleh ijin serupa untuk hutan produksi seluas 46.385 hektar di Jambi yang bersebelahan dengan konsesi pertama. Kedua konsesi tersebut kemudian dikenal dengan nama Hutan Harapan.
Setelah peraturan tentang RE diterbitkan, perjuangan mereka tidak berhenti. Agus berusaha mendorong penguatan peraturan RE sehingga penerapan RE sebagai inovasi untuk pelestarian hutan di luar kawasan konservasi dapat berjalan lebih baik. 
Komite Seleksi WCPA untuk anugerah Kenton Miller ini menganggap kepemimpinan serta keteladanan Sukianto, Agus, dan Yusup melahirkan pengetahuan, praktek yang baik, serta lingkungan yang tepat yang memungkinkan pemerhati konservasi lain untuk dapat menerapkan model RE di Indonesia maupun manca negara.

Pemberian anugerah Kenton Miller dalam acara World Parks Congress di Sydney (Foto: Burung Indonesia/Dian Agista)  Model RE yang mereka rintis dianggap sebagai sebuah inovasi yang mampu mengisi celah jaringan kawasan konservasi di Indonesia. Dengan demikian, trio ini telah memberikan sumbangsih pada target konservasi global yang sejalan dengan kewajiban pemerintah Indonesia dalam Konvensi Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity/CBD).
 
Agus menerima penghargaan bersama Sukianto dan Yusup pada 19 November 2014 dalam acara World Parks Congress 2014 di Sydney, Australia, yang dihadiri 6.000 delegasi dari 170 negara. “Penghargaan ini kami persembahkan untuk Indonesia, guna mendorong konservasi dan pengelolaan hutan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” ujarnya. Direktur Eksekutif Burung Indonesia itu juga mengucapkan terimakasih pada berbagai pihak yang telah mendukung inisiatif RE, terutama pemerintah Indonesia yang telah menerbitkan IUPHHK-RE lebih banyak.
Saat ini ada 12 ijin RE dan lebih dari 40 aplikasi ijin RE di Indonesia. Di saat bersamaan, pemerintah juga mengalokasikan 2,69-juta hektar lahan untuk RE. Inisiatif trio ini juga telah menginspirasi negara-negara lain di Asia untuk merencanakan “Hutan Harapan” mereka.




Konservasi usaha menata kehidupan alam lestari,
Kelestarian akan melahirkan kemesraan kehidupan makluk di Bumi.

Rabu, 01 April 2015

MENJAMU SELERA DI RIVER SIDE STREET KOTA LAMA SINGAPORE



NusanTaRa.Com.

Mengunjungi suatu kota tanpa mecicipi menu khas kota tersebut Di lokasi kuliner kota tersebut terasa kurang sempurna " ibarat sayur tak bergaram " kata orang Melayu.   Demikian juga pengalamanku ketika datang ke Singapore sambil menikmati Penyambutan New Year 2015 ala  Singapore tersebut,  yang menurut saya sangat Glorious, dikarenakan perpaduan lokasi yang indah, Situs objek wisata yang keren, Penanganan kegiatan yang professional, Pesta Kembang Api dari tengah Teluk yang besar dan antusias pengunjung yang tinggi dan tertib dipadu dengan sajian kuliner Singapore membuat perjalanan saya semakin sempurna

Singapore sebagai kota dunia tentunya tidaklah sulit bagi pengunjung untuk mendapatkan kuliner dan lokasi kuliner yang baik karena hampir setiap bangunan pencakar langit memiliki restoran atau pub yang berkelas tentunya dengan harga dan cita rasa yang tinggi,  demikian juga dengan Mall pastilah akan menyiapkan stand kuliner  setidaknya dalam bentuk FastFood baik ala Western ataupun ala East Asia yang saat ini lagi menjamur.     Lokasi kuliner yang cukup exclusive di Singapore diantaranya di bangunan Marina Bay sand dan The Shopping Marina Bay Sand yang berada di pusat kota,  Jika anda ke The Shopping Marina Bay Sand naiklah ke Lantai dua,  disana anda akan menemukan Canal air buatan diantara stand jualan seluas Tiga Meter sepanjang  200 meter,   diatas canal terdapat semacam anjungan restouran dengan meja makan terbuka,   sambil  menikmati sajian  anda dapat melihat Perahu ala Venice di Italia lewat dibawah anda membawa keluarga anda berputar di Canal tersebut,  atau disisi lain sambil menikmati pemandangan indah kearah laut Marina Bay dan bangunan pencakar yang berhiaskan cahaya lampu.

Singapore  sebagai tempat yang sempurna, tentunya juga akan menyediakan buat warga dan touris yang datang untuk menikmati kuliner merakyat dengan harga terbilang sangat murah dan lokasi yang sangat romantis seperti di River Side street Singapore.    River side street merupakan kawasan kuliner sejak dahulu kala yang terletak di pesisir sungai Singapore yang terbentang dari Jembatan Fullerton hingga ke Bridge Road,  Lokasi merupakan bangunan lama berlantai dua dan tiga,  berada dalam dua baris jalan  River Side street dan Boat Quay street masing-masing sepanjang 1,5 km sementara di bagian timur  berdiri  bangunan kuno nan megah dan bangunan modern seperti The Fullerton dan Capital Mall.

Boat Quay street dan River Side street akan sangat ramai dengan pengunjung pada malam hari dengan suasana gemerlap akan warna warni cahaya.    Boat Quay street,  lokasi ini tentunya sangat sesuai buat pengunjung yang butuh rileks dan hiburan ringan dengan minuman dan makanan khusus sambil mendengarkan musik ringan atau sekalian jika anda ingin berjingkrak-jingkrak disko, karena dikiri-kanan jalan ini dipenuhi dengan Lounge, Bar, Club, Diskotik dan Pub dengan  berbagai genre merk  usaha seperti western, India, China, Jepang, France, Thai dll.  Sehingga bila anda lewat disini ada akan menyaksikan banyak pengunjung  lagi duduk di depan meja sambil mengobrol dengan sahabat diiringi lagu slow atau satu dua orang berdance di ruangan yang rada sempit,   sementara mobil parkir dikiri-kanan jalan.  Meski terbilang ramai tapi suasana masih tetap asik karena para pemilik tempat hiburan dan restoran mengatur dengan tertib suasana sehingga akan tetap nyaman buat pengunjung.

River Side Street, sederet bangunan lama yang menghadap ke sungai Singapore, stand disini  semuanya melayani jasa Boga buat para pengunjung.    Sajian menu makanan yang disajikan dari berbagai genre menu seperti  menu melayu, Chines, hingga menu India, Thailand, Timur tengah, Afrika, Eropah dan Amerika tentunya dengan harga yang sangat menarik.   Restoran tersebut diatur sedemikian menarik agar para pengunjung dapat menikmati sajian mereka dengan puas, pada malam hari mereka membuka pelayanan outdoor dengan tenda seluas 3,5 meter pas ditepi sungai Singapore tentunya dengan lampu yang sangat terang.

Jika anda datang pada malam hari River Side street  sangat ramai dipenuhi pengunjung baik kalangan China, Eropah, Melayu, Jawa, Arab. Afrika, India, Jepang dll yang umumnya datang bersama keluarga atau kerabat untuk mencicipi berbagai menu favorit mereka yang tersedia disini baik lokal,  Sea Food, makanan China,  Venice, Eropa, Timur tengah dll,  bahkan saya melihat Kepiting Alaska dan Abalone yang dipajang hidup di aquarium depan restoran.   Para pengunjung terlihat santai menikmati makanannya sambil bersua dengan kerabat dan menikmati  keindahan sungai yang dihiasi lampu serta hilir mudik perahu tradisionil yang mengangkut turis,  sangkin ramainya lokasi ini tak jarang saya melihat sekumpulan pengunjung harus menunggu antri di depan restoran favorit mereka.

Di River Side street tentunya mobil tidak diperkenankan lewat apalagi parkir karena jalan antara restoran dan tenda Outdoor yang kecil sangat penuh dengan pejalan kaki yang mencari lokasi santai tempat menikmati boga pesanan mereka,  serta dipenuhi dengan board yang berisi List menu yang disajikan dengan harganya.   Selain masakan yang menggiurkan, restouran disini tentunya di kerjakan juru masak yang berpengalaman dengan harga yang terbilang murah sebagaimana yang tertera di Daftar List menu  yang saya lihat rata-rata tarip menu perkepala sebesar $ 35 DS.   Jika ingin restoran yang lebih exclusip dikawasan inipun anda bisa temui dengan memasuki bangunan Capita Mall atau ke The Fullerten tapi tentunya dengan harga yang lebih selangit. Tak ayal setelah berputar-putar dengan Raissa kamipun mengambil  tempat duduk yang pas disebelah sungai, tapi sebelumnya kami telah memilih Kepiting Alaska di masak Saos, Penganan PisangCherlibelle dan minuman, Hitung-hitung menghabiskan biaya $ 120 DS, namun kami berdua sama-sama puas.

Kawasan River Side street ini tidak seluruh dipenuhi dengan tempat untuk menikmati kuliner tapi ada beberapa daerah kosong dan dibuat taman serta tempat duduk bagi para pengunjung dimalam hari menikmati keindahan suasan Sungai tersebut,  bila anda memandang kesebelah sungai akan terlihat Gedung museum, Gedung Capitol lama, Gedung Perlemen lama yang semuanya terawat dengan indah serta sebuah patung Jenderal Stamford Raffles yang berjasa mendirikan kota Singapore pertama kali.   Diujung Timur tepian ini terdapat juga patung Perungu  Seorang barat, Orang China dan Orang Melayu bersarung serta sebuah gerobak yang ditarik kerbau suatu ungkapan bahwa kota ini awalnya dibentuk oleh ketiga kaum tersebut.   Di siang hari kawasan ini sangat baik sebagai tempat mengabadikan kenangan buat para pengunjung akan berbagai keindahan River Side. 
byBakriSupian 


Singgah River Side street mencicipi maskan lezat,
Mendapatkan suatu yang bernilai dibutuhkan usaha kuat.


LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...