Kamis, 01 Januari 2015

" TERASI " PENYEDAP RASA WARISAN NUSANTARA





















NusanTaRa.Com.    Penyedap rasa merupakan bumbu yang ditambahkan pada masakan agar dapat lebih memberikan rasa lebih enak dan menimbulkan rasa khas dari masakan tersebut.   Nusantara negeri yang kaya akan fauna dan flora sebagai bahan dasar pangan dengan sendirinya mengilhami penduduk daerah tersebut untuk memiliki berbagai menu masakan yang dapat dibanggakan bahkan sitandeng dengan masakan dunia lainnya,  sebut saja Coto Makassar, Gado-Gado,  Nasi Kuning, Soto Banjar, Empe-empe Palembang dan sebagainya bahkan banyak diantaranya telah disajikan sebagai kuliner Internasional.

Kekayaan budaya kuliner bangsa Indonesia tentunya tidak lepas dari banyaknya rempah dan bumbu yang menjadi penyedap masakan yang terdapat di Indonesia seperti Cengkeh, Merica, Garam, Pala, Kayu Manis, Serai dan masih banyak yang lainnya.  Diantara bumbu tersebut Indonesia juga memiliki Bumbu Penyedap rasa yang dapat dibanggakan sebagai produk Nusantara  dan  mampu memberikan satu cita rasa masakan yang sangat enak yaitu TERASI,  semisal jika anda membuat menu Sambal, Gado-Gado, sayur,  masak daging dan ikan jika diberikan penyedap rasa Terasi maka akan menjadi lebih gurih.

Terasi sebenarnya penyedap rasa yang fungsinya mirip dengan Vetsin (Monosodium Glutamat) seperti merek Ajinamoto, Sasa dan Miwon yang awalnya kita kenal merupan produk Jepang tapi sekarang telah berhasil diproduksi oleh industry dalam negeri sendiri.    Vetsin umumnya bahan dasar pembuatannya dari Tebu sementara TORASI penyedap rasa yang diperbuat dari Udang dan Ikan kecil yang diperoleh dari hasil tangkapan di laut.

Mencari daerah asal pembuatan Terasi tentunya bukanlah hal yang muda karena kita harus memutar balik berbagai sejarah kejadian untuk mendapatkan sumber yang benar,  Dari berbagai sejarah yang ada saya menemukan sejarah Tuban, Cirebon, Ambon,  Bagan siapi-api, Thailand, Pare-Pare, Sidoarja yang dalam sejarahnya sejak dulu kala telah mengenal pembuatan TERASI dan sebagian besar diantaranya hingga kini masih memproduksi terasi.

Buku “ Jaringan Asia “ by Denny Lombard  1996, menyebutkan bahwa tahun 1387 M di daerah Lasem Pantai utara Pulau Jawa  ditemukan petakan sawah dan tambak-tambak ikan yang diperuntukkan sebagai tempat pembuatan Terasi.   Catatan kaki De Haan pada sumber yang sama, De Haan mengutip “ Priangan “ sebuah tanah kecil di Pamotan milik raja yang diperuntukkan sebagai tempat pembuatan terasi bagi keperluan Keraton, dan dalam catatan itu bahwa Terasi disebut sebagai Belacan.

Kota Cirebon menurut beberapa catatan sejarah mendapatkan nama tersebut terkait dengan pembuatan Terasi.   Tahun 1445 dipesisir pantai Cirebon banyak ditemukan rumah-rumah kecil sebagai tempat pembuatan terasi dengan peralatan Lumpang dan Alu warga desa disekitarnya banyak yang datang kedaerah tersebut untuk membeli Cie-Rebon (Udang Rebonbahan dasar pembuatan terasi) atau terasi, sehingga sejak tahun 1447 daerah tersebut resmi disebut dengan nama Cirebon.

Diperkirakan terasi atau belacan telah dikenal penjelajah Eropah dari negeri kepulauan Nusantara sejak akhir abad ke 17.    Tahun 1880-an Penjelajah Natural asal Inggris, Henry Ogg Forbess dan istrinya Anna Forbess telah menjelajah Nusantra yang bermula di Batavia-Makassar dan Ambon, di Kota Ambon inilah Anna Forbess mulai mengenal Terasi,  dimana  masyarakatnya bahkan juru masaknya sendiri Kobez (Nyong Ambon manise) banyak menyajikan masakan dengan menggunakan Terasi dan beliau sendiri mengagumi rasa tersebut meski realitanya ia merasa bau yang menyengat dan menjijikkan awalnya,  dalam salah satu catatannya ia menulis “ Sari barang busuk (terasi) itu telah digunakan sebagai bumbu “.   Seabad kemudian kisah perjalanan tersebut diterbitkan dalam buku berjudul " Unbeaten Tracks in Islands of The Far East ".  

Mungkin catatan  tertua  tentang Terasi bagi penjelajah  Eropah ditorehkan   William Dampier,  penjelajah Inggris pertama yang mengelilingi dunia sebanyak tiga kali sejak 1679 – 1691 dan telah mendarat di Australia 80 tahun sebelum Kapten James Cook mendarat di sana.   Dalam catatan penjelajahan Dampier berjudul " A New Voyage Round the World "   terbit tahun 1707,  tercatat  Dampier  sempat mampir di daerah Ambon mengungkapkan dan mengungkapkan  “ Sebuah komposisi bau yang kuat  namun menjadi hidangan yang lezat bagi penduduk asli “ dan "  Campuran udang dan ikan kecil dibuat semacam acar lembut ditambah garam dan air dimasukkan dalam bejana dari tanah liat yang tertutup rapat ".

Bagi saya yang menetap di daerah Perbatasan Kalimantan Utara, peranan terasi dalam masakan sangat terasa hingga tahun 1968 teringat ketika makan sayur tumis dan sambal saat itu yang berbumbu Garam dan terasi terasa sangat lezat,  setelah tahun itu keberadaan Vetsin telah memasuki daerah Kalimantan Utara yang tentunya banyak mempengaruhi masakan saat itu.

Diperkirakan keberadaan terasi di Daerah Cina selatan dibawa  pedagang dari Asia tenggara dan Indo-China sebagaimana bumbu kari dari India.    Periode tahun 1928-1931  usaha perikanan di daerah pesisir sumatera seperti Medan dan Bagan Siapi-api mencapai kejayaannya sehingga daerah ini banyak mengirimkan ikan dan Terasinya ke Jawa, Madura bahkan ke China Selatan hingga berpuluh ribu ton per tahunnya.

Saat ini produksi Terasi tentunya telah jauh berbeda dengan tempo Doeloe yang umumnya berupa pasta agak basah yang dibungkus anyamana daun dan sangat berbau, sekarang Terasi sangat bagus cita rasa yang baik, aroma kurang menusuk, dalam berbagai kemasan dibungkus plastic, kotak, kaleng bahkan ada yang berupa serbuk kering.   Daerah di Nusantara yang masih potensial dengan produksi Terasi seperti Ambon, Pare-Pare, Bitung, Bontang, Sidoarjo, Bima, Tuban, Cirebon, Bagan siapi-api dan masih banyak yang lainnya.

Tahun 2010 ketika saya berkunjung ke Kota Bontang yaitu daerah Kuala Bontang suatu pemukiman nelayan di atas air dimana banyak pengusahanya mendapat binaan dari PT. LNG Bontang, nelayannya banyak memproduksi berbagai  jenis terasi dengan cita rasa yang bagus.  Bima merupakan satu sentera produksi Terasi yang sangat popular dilaksanakan para nelayan dan pengusaha kecil dengan berbagai model produk dan cita rasa.

Cara pembuatan Terasi :  Bahan dasarnya Udang dan Ikan kecil (umumnya udang Rebon), Garam dan  Pewarna.  Udang atau Ikan di Jemur, setelah agak kering di Tumbuk halus,  dijemur lagi sampai kering kemudian ditambah garam secukupnya (berfungsi pengawet dan penambah rasa)dan zat pewarna (merah)  ditumbuk lagi kemudian disimpan dalam bejana tertutup dalam dua hari setelah itu dapat dikemas atau dapat dibuat serbuk halus dengan ditumbuk halus kemudian di panaskan hingga kering.  Selamat mencoba.

Jika anda membutuhkan terasi anda dapat menghubungi alamat di bawah ini, 
1.  TERASI LOMBOK
     Kampung Media At Tabayyun
    Alamat : Jl. Balok Datok, Km 1 Montong Gamang - Janapria, Kopang Lombok Tengah 83554          Tlp.  081936772005 (XL, 081232197234 (TELKOMSEL) BB . Pin 25B9A3E1.

2.  LANDI FOODS - BONTANG
     Jln. Ternate 8 HOP E No. 57
     Bontang, Kalimantan Timur-Indonesia
     Telp. (0548) 557415 -  E-mail :  herlinawhd@yahoo.co.id
byBakriSupian





Terasi terbuat dari Udang dan Ikan Kocil,
Terasi penyedap rasa warisan budaya bercitarasa lokal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...