Foto lukisan Arung Palakka di Museum Lapawawoi Bone |
NusanTaRa.Com Arung Palakka, merupakan legenda sejarah masyarakat Bone yang memiliki sikap dan pandangan yang mulia yang berhasil menghidupkan kembali kejayaan Kerajaan Bone setelah di taklukan Kerajaan Makassar dengan merencanakan dan persekutuan perlawanan terhadap kerajaan Makassar, Menumbuhkan dan mempersatukan raja-raja yang ada di wilayah Bone dan menjadi Raja Bone yang paling berhasil memberikan kejayaan dan kebesaran kekuasaan selama ia menjadi raja. Lahir di Lamatta, Mario-ri Wawo, Soppeng pada 15 September 1634 dan meninggal di Bontoala 06 April 1696 dan bertahta menjadi Raja atau Arung Kerajaan Bone pada tahun1672 sampai 1696.
Bisa dikatakan, Arung Palakka adalah tokoh yang memiliki sejarah besar dalam perjuangan di
Sulawesi Selatan. Lahir disituasi politik yang tidak menentu dengan hidup dibawah perbudakan kerajaan Gowa dan daerah yang tercabik oleh ketidak adilan, membentuk satu jiwa perlawanan dan menjadi
ombak besar dalam kehidupannya yang menjadikan "nakhoda" terkuat dalam
sejarah. Berbagai sumber mengisahkan perjalanan hidupnya, baik catatan
kronik kerajaan hingga tradisi tutur.
Lahir dari orang tua yaitu La Pottobunne Arung Tanatengnga Datu Lompulle
dan We Tenrisui Datu Mario, beliau adalah cucu Arumpone La Tenriruwa
Sultan Adam MatinroE ri Bantaeng.
Bernama dan bergelar lengkap, La Tenritatta To Appatunru Daeng Serang
Datu Mario Arung Palakka Arumpone Sultan Sa'aduddin Petta MalampeE
Gemme'na MatinroE ri Bontoala
Kisah beliau umum berkisar tentang sisi heroiknya. Namun pada kesempatan ini, kami mencoba untuk mengangkat sisi kearifannya yang tertulis dalam naskah.
Berikut pesan Arung Palakka yang dihimpun oleh bapak A.M.Ali :
Makkedai "Petta MaLampe'e Gemme'na":
Patampuangeng aja' murennuangngi,seuwa'e awaraningengnge,maduanna accae,metellunna asugirengnge,maeppa'na darae. Apa' aju tabu'sa tu sikuwae. Iya aju tabu'e, ritaroi ritanae bebbu'i, ritaroi ri uwae masiga'i atamang, ri taroi ri apie masiga'i puppu'.
Terjemahan bebas
Berkata "Petta Malampe'e Gemme'na":
Empat hal yg jangan engkau harapkan. Pertama Keberanian, Kedua Kepintara
Kalimat sederhana pesan beliau memiliki makna yang sangat dalam. Jelas sekali betapa beliau berpesan agar keberanian, kepintaran, kekayaan serta derajat kebangsawanan hendaknya jangan diandalkan. Beliau mengibaratkan keempatnya tak lebih dari kayu lapuk. Keempat hal tersebut adalah kelebihan, namun dapat menyebabkan kesombongan yang justru menjerumuskan manusia dalam kehancurannya.
Pada dasarnya, melihat sejarah kehidupan Arung Palakka, keempat hal tersebut ada pada dirinya. Beliau adalah seorang pemberani yang memiliki kecerdasan dalam mengatur pergerakannya. Kemenangan atas peperangan dan posisi politiknya sebagai orang nomor satu membuat Arung Palakka menjadi berlimpah harta. Dan tentu bahwa dalam dirinya mewarisi darah kebangsawanan yang memantaskan dirinya menjadi seorang pemimpin terkemuka dizamannya.
Akan tetapi, beliau berpikir jauh kedepan terhadap respon masyarakat akan prestasinya. Demikian pula bersikap, manusia hendaknya saling menghormati. Sehingga beliau mengajak pendengarnya untuk lebih rendah hati. Keberanian mesti dilandasi kerendahan hati. Kecerdasan mesti dilandasi kerendahan hati. Kekayaan mesti dibarengi kerendahan hati. Derajat kebangsawanan mesti dibarengi kerendahan hati.
Kedalaman kebijakan beliau diperkuat dengan sikap yang keras telah menempatkan dirinya sebagai pribadi Arung yang disegani. Ketidak tegaannya meyaksikan penindasan atas keluarga kerajaannya dan masyarakat Bone oleh Kerajaan Gowa membuatnya memutuskan untuk melaksanakan perlawanan, sehingga beliau melarikan diri ke Batavia untuk mendapatkan kekuatan bagi membebaskan cengkraman Kerajaan Gowa dan mengembalikan keluarganya menduduki tahta kerajaan Bone yang berdaulat dan martabat, Perjuangannya yang berlandaskan Siri Na Pacce tersebut mengantarkannya sukses membuat kerajaan Gowa melepaskan cengkeramannya pada kerajaan Bone pada tahun 1967 dengan ditandatanganinya perjanjian damai Bungaya antara Kerajaan Gowa dan VOC atau Belanda selaku sekutu Arung Palakka. Kemudian berujung penobatannya menjadi Arung Palakka ke - 15 tahun 1670 untuk beberapa wilayah di kesultanan Bone yang diakui Belanda atas jasa-jasa beliau kemudian menjadi Sultan Bone tahun1672 setelah menurunkan secara paksa paman beliau.
Reffrensi. RahmatMunawar-DISKUSI LEPAS.COM
Petta MaLampe'e Gemme'na Arung bijak dari Bone,
Hati Bijak akan menempatkan keunggulan pribadi manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar