JALES VEVA JAYA MAHE, Di laut kita
jaya merupakan semboyan TNI Angktan Laut sebagai satu tekad dalam menjaga
perairan Indonesia yang membentang dari Sabang sampai Merauke dari Ancaman Negara,
Kekayaan SDA dari kegiatan illegal dan keutuhan Negara NKRI. Dalam menjalankan tugas tersebut maka TNI AL
saat ini dikoordinir dua Pangkalan Gugus Armada yang bertugas dalam satuan teritorial
tertentu yaitu Gugus Armada Bagian Barat yang berpangkalan di Jakarta
dan Gugus Armada Timur yang berpangkalan di Surabaya.
Kemampuan Gugus Armada tersebut
tentunya harus dipenuhi dengan standar Alutista AL yang sesuai agar dapat menjalankan
fungsinya sebagai kekuatan Matra Laut Nusantara yang dapat dibanggakan dan
sepantar dengan standar militer AL Internasional. Menhan Purnomo Yusgiantoro di damping Kepala staf Angkatan Laut (Kasal)
Laksamana TNI Marsedo telah meresmikan Kapal KRI Tarakan 905 di Cilincing
Jakarta Utara Jumat, 26 September 2014,
kehadiran KRI Tarakan dalam jajaran KRI tentunya selangkah lagi mematangkan
kemampuan TNI AL menuju “ World Class Navy “.
KRI Tarakan 905, merupakan jenis kapal
Bantuan Cair Minyak (BCM) yang akan berfungsi dalam mendukung operasioanl kapal
perang Indonesia atau kegiatan Angkatan Laut di seluruh Perairan Indonesia
dalam kegiatan Logistik penyaluran Bahan bakar minyak ditengah laut yang akan digunakan kapal KRI, Sehingga kapal-kapal yang beroperasi dapat mensuplai Bahan
Bakar di laut dengan kapal tersebut tanpa harus kembali kepangkalan yang sangat
jauh, Kata Bapak Purnomo Yusgiantoro sambil menambahkan bahwa, yang membanggakan bahwa kapal ini dikerjakan
oleh Putra-Putri bangsa sendiri melalui produksi PT. Dok & Perkapalan Koja
Bahari (Persero), Jakarta Utara.
Pembuatan kapal ini sebagai tindak
lanjut program Kementerian Pertahanan
yang telah tertuang dalam kesepakatan Bersama antara Menteri Pertahanan
dengan Panglima TNI, dan Kepala Kepolisian Negara RI tentang Revitalisasi
Industri Industri Pertahanan dalam menerapkan Program MEF (Minimum Essebtial Force). PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari
merupakan salah satu industri strategis milik pemerintah yang telah mendapat
kepercayaan untuk mendukung program tersebut disamping Industri lainnya, sekaligus sebagai upaya dalam memberdayakan
industri perkapalan dalam negeri untuk membangun kekuatan alutsista TNI AL.
KRI Tarakan-905 memiliki panjang keseluruhan
122,40 m, panjang garis tegak 113,90 m, lebar 16,50 m, tinggi 9,00 m, kecepatan
maksimal 18 knots, jarak jelajah 7.680 nm, kapasitas muatan cair 5.500 matrik,
tenaga penggerak utama berjumlah dua buah daya 6.114 PS, berat baja 2.400 ton,
dengan sistem propulsi twin screw dan fixed pitch propeller. Dibagian belakang kapal terdapat sebuah
Helipad sebagai landasan kapal Helikopter.
Pemberian nama Tarakan sendiri
diambil dari nama kota di provinsi Kalimantan Utara. Dahulu kala kota ini
dikenal sebagai kota penghasil minyak dan telah menyumbangkan kontribusi yang
tidak kecil sebagai penghasil minyak bumi berkualitas tinggi bagi Indonesia
sejak tahun 1896, dan Kota ini sangat strategis sehingga Jepang sempat
menjadikannya sebagai pangkalan militernya yang pertama ketika memasuki
Indonesia tahun 1942.
Masih dalam program MEF, Sabtu 27
September 2014 Menhan Purnomo Yusgiantoro juga meresmikan lima unit KRI buatan Perusahaan
Galangan Kapal Batm di Batuampar.
Masing-masing PT. Palindo Marine Shipyard di Tanjung Uncang memproduksi
KRI Surik 645, KRI Siwar 646 dan KRI
Sidat-851 dan KRI Terapang 648 diproduksi PT. Citra Shipyard. KRI yang penyaluran dananya di dukung Bank
Mandiri, merupakan Kapal jenis Cepat Rudal yang diluncurkan untuk meningkatkan
pertahanan wilayah perairan Indonesia dengan memperkuat Gugus armada yang ada.
byBakriSupian
KRI Macan tutul tenggelam di Laut
Arafuru,
Menjaga laut Nusantara perlu kapal
perang yang bermutu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar