Selasa, 23 Juli 2013

GOWEIS PERBATASAN, GO TO BINUSAN WATERFALL




     Goweiiis PerBatasan kali ini adalah menempuh perjalanan to Binusan Waterfall Nunukan PP sejauh 24 km melalui jalur Ringroad Barat menyusuri tepi pantai dan bakau serta pulang melalui jalur Puncak SeiFatimah di ketinggian 150 m dpl.    Sabtu, 22 Juni 2013 pagi hari jam 08.30 keluar rumah lengkap goweis wear Helm, Kacamata, rangsel dan Kamera serta  Boxer Wim Cycle perlahan menuju arah Alun-alun kota Nunukan, setelah mendaki di pasar Pagi sampailah di Alun-alun  di depan Warung gelora  untuk memesan satu bungkus nasi Kuning seharga Rp 10.000  lalu menyusuri jalan Ahmad Yani dan Bhayangkara yang penuh dengan pertokoan karena sebagai  jalur pusat kota dan di depan Supermarket ALASKA berhenti untuk membeli Minuman Mizon 2 botol, Teh  Botol dan roti so semua masuk kerangsel .  Tak lama kemudian sayapun telah meluncur di jalan Pahlawan melewati makam Pahlawan tempat para pahlawan yang terdiri dari KKO dan  Sukarelawan yang gugur saat Konfrontasi  Indonesia Malaysia tahun 1967 karena ketidak setujuan Indonesia bila Kalimantara Utara (Sabah dan Serawak) masuk dalam Negara persekutuan Malaysia.

     Melewati  300 m Jln Tanjung  yang merupakan Kampung tertua di Kota Nunukan lalu memasuki  kampong SeiMantri  di atas laut sebuah kampong suku Tidung dan beberapa suku bugis yang merupakan  Nelayan,    dengan rumah yang  umumnya terbuat dari Kayu,  dengan sesekali mengerem basikalpun  menuruni perbukitan kecil  hingga berada diatas jembatan jeramba  selebar 1,5 m sebagai penghubung antara rumah dan sebagian telah disemenisasi terbuat dari kayu ulin   Tak lama kemudian terlihat kesibukan ibu-ibu nelayan  membersihkan rumput laut  diatas jeramba Pasca panen (penjemuran) mereka aseluas 4x7 m dan beberapa lelaki sibuk menaikkan rumput laut dari perahu ke tempat penjemuran.    Membelok kekiri  lewat  didepan Mess Kecamatan Nunukan  sekitar 200 m sampailah  di jalur RingRoad yang masih berupa pengerasan.   RingRoad jalur barat ini sebagian beasar telah beraspal dengan beberapa rumah nelayan dan dikanan  jalan dihiasi hutan bakau, Nipah, perahu nelayan  dan kebun rakyat,  tanpa  terasa sayapun berada  di Ujung jalan tersebut yaitu di belakang RSUD Kabupaten Nunukan di Kampung SeiFatimah yang juga merupakan perkampungan suku asli Nunukan bermata pencaharian sebagai Nelayan dan pekebun.  Setelah Berpoto di Plang Bertuliskan arah ke Desa Binusan yang berjarak 3 km di simpang tiga, Kemudian Cabut lagi menuju Binusan di perjalanan beraspal ini terlihat Kawasan sawah yang luas, Pembibitan ikan, kebun rakyat,  Kantor Kodim, serta Bakau, Nipah dan Tambak.

     Memasuki Desa Binusan dengan kaki yang agak penat mengayuh,  melalui SD dan SMP 3 sebenarnya harus lurus tapi kata teman di sebelah kanan tak jauh dari situ ada Pasar rakyat jadi saya putuskan belok kanan,  ternyata jalan masih dalam perbaikan sampai di Pasar Binusan yang berada di siring Sungai Binusan terlihat bebarapa kesibukan pembeli dan nelayan mengangkat tangkapannya dari perahu ke pasar dan menyempatkan  diri  untuk berphoto pada seorang bocah dari Kampung Tanjung Cantik didepan sana.   Melewati Desa Binusan yang merupakan desa  Budaya Kabupaten Nunukan dengan keunikan etnik Budaya suku Tidung, yang berpropesi sebagai nelayan dan petani sehingga sepanjang jalan terlihat Penjemuran Rumput laut, Jaring  tergantung, perahu dengan mesin Ketintingnya yang belum di lepaskan, sawah dibelakang rumah, serta Pohon Ellai, Langsat, Rambai, Taerap, Mangga menghiasa halaman dan kebun mereka, tapi semua jalan sudah beraspal diujung kampung terdapat lapangan sepak bola dengan podium yang dapat menampung sekitar 400 penontong, kemudian sebuah kolam dam seluas 150 x 100 meter buat air irigasi pertanian di sini  berpoto sejenak sambil  6 anak desa lagi berenang di kolam tersebut.

Sesampai di areal kebun raya Binusan saya tidak langsung masuk tapi menolak si Boxer ku menaiki jalan  cukup menanjak dari  tanah sejauh 300 m,  mengitari kawasan  perkebunan Sawit  disitu dan dari sini terlihat Landscap berupa laut, kawasan sawah Desa Binusan dan bertemu petani sawit yang sedang meracun rumput ,  setiba di jalur awal tadi kali ini saya mencoba mengitari dari jalan bertanah di sebelah kanan  kalau tadi langsung mendaki tapi ini langsung menukik turun tajam dan melewati jembatan kayu  Sungai dari WaterFall Binusan tersebut dan menemukan tanjakan yang di kelilingi pohon sawit yang mulai berbuah mungkin berusia 4,5 tahun karena tujuan utama adalah Air terjun maka saya harus kembali tapi berpoto dulu, setelah berpoto lewat dua bule Jorman dengan rangsel dari penjelasannya bahwa jika terus akan tembus Nunukan melewati Kampung  Tator. 

     Memasuki Kawasan Kebun Raya Binusan berpagar besi terlihat beberapa muda mudik lagi berehat,  setelah menyeberangi jembatan ulin sepeda saya sandarkan disamping  tempat duduk tempat istirahat yang beratap dari semen, kemudian  menikmati air terjun pertama dengan kolam kecil  6 x 10 meter, dikawasan ini bayak tempat duduk, WC, kamar Ganti dan bangunan tempat istirahat.   Menaiki tangga  mendaki bukit kecil untuk menuju Air  terjun utama yang berada lebih kedalam dengan  air terjunnya  setinggi 6 m,  setelah puas berpoto saya lanjutkan mengitari sebagian kecil tapak jelajah kebun raya ini  yang berupa semenisai seluas 60 Cm diapit pohon-pohon hutan tropis, Pandan dan rotan.  Setelah makan bekalan dari Alun2 tadi kemudian mandi sebentar di Kolam dan istirahat sejenak maka Back to Nunukan lagi perjalanan akan sama ketika dari di Kampung SeiFatimah Tadi kemudian kekanan menempunh jalur poncak perbukitan Sei Fatimah.

     Disimpang tiga SeiFatih belok kekanan mendaki cukup nanjak mungkin kemiringan 70 derajat sejauh 400 meter  sudah beraspal  terpaksa berjalan mendorong sepeda karena agak letih dan tak mungkin Paith lagi, dipuncak baru saya kayuh lagi basikalku sambil menyaksikan Landscap yang indah berupa laut, perkebunan dan hutan pantai, melewati beberapa pendakian-pendakian kecil akhirnya sampai di simpang tiga RSUD Kab. Nunukan  kemudian belok kanan dan melewati kebun buah-buahan rakyat setelah menuruni bukit cukup tinggi mungkin ini tanjakan ke 4 tertinggi di P. Nunukan sampailah  di stadion SeiBilal  kemudian dengan keletihan berat tiba di Alun-alun Nunukan Jam 13,00 ditutup dengan minum Es Campur di Warung Bakso Mangga Dua.
by Bakri Supian




















Pohon  Rambai  Pohon Cempedak  berbaris disiring Jalan,
Meski letih berkucur keringat  terbayar  indah melalui berbagai pengalaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...