Nelayan Kabupaten Flores Timur tahun
2004 hingga saat ini masih melakukan praktik pemboman untuk menangkap ikan,
khususnya tuna berukuran besar (lebih 25 kb).
Fakta ini terungkap dari pemaparan laporan hasil kajian WWF-Indonesia
yang berjudul “Potret pemboman ikan Tuna di perairan Kabupaten Flores Timur”, Kamis (14/3/2013) di Jakarta.
Praktik pemboman ini ternyata tidak
hanya mengancam keberlanjutan stok ikan tuna di daerah tersebut tapi juga
mengancam keberadaan ikan lumba-lumba di perairan itu.
“Ikan Tuna yang bermigrasi seringkali
berasosiasi denga ikan Lumba-lumba, salah saunya dengan jenis spinner
dolphin. Lumba-lumba termasuk hewan yang
dilindungi.” Papar Dwi Ariyogagautama,
Fisheris Senior officer (WWF-Indonesia di Nusa Tenggara Timur. “Nelayan yang melakukan pengeboman biasanya
menjadikan keberadaan Lumba-lumba sebagai Indikator keberadaan Ikan Tuna,” kata
Dwi.
Dwi menjelaskan, nelayan melemparkan
bom ketika Ikan Tuna berada didekat permukaan.
Bom tidak diarahkan langsung kea rah kumpulan lumba-lumba dan ikan tuna,
tapi ke titik didekatnya. Ledakan Bom
yang cukup kuat mampu melukai bahkan membunuh lumba-lumba dan ikan tuna yang
menjadi sasaran. Praktik ini bila
dibiarkan bisa berdampak buruk pada keberlanjutan ekosistem laut di perairan
flores.
Menurut Dwi, praktik ini masih marak
dilakukan Karena ada pasar yang siap menampung produk ikan tna hasil
pemboman. Oleh karenanya pasar itu
harus dihilangkan, sebab bila dibiarkan kondisi ini bisa mennjadi preseden
buruk bagi industry berbasis perikanan tangkap di Indonesia. Hal buruk yang mungkin terjadi, produk
perikanan dari Indonesia bisa di-banned oleh Negara inportir karena perilaku
ini. Salah satu cara megatasinya dengan
membuat regulasi yang mengatur pemasaran produk perikanan.
“Saat ini, regulasi yang ada baru
megatur tentang jenis alat tangkap yang boleh dipergunakan. Ke depan, sebaiknya ada regulasi yang
mengatur produk yang dijual di pasar harus produk yang ramah lingkungan. Untuk komoditas ikan tangkap berarti produk
tersebut ditangkap dengan cara yang ramah lingkungan,” jelas Dwi.
“Upaya lainnya dengan meningkatkan
kapasitas nelayan melalui penyuluhan, dan peninkatan upaya monitoring dan
pengawasa,” ungkapnya.
Dari IFT Fishing.blogger
Ikan Tuna berenang bergerombol di
tengah lautan.
Saling menolong prinsip hidup dalam membina persahabatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar