NusanTaRa.Com
byBakriSupian -17April2010
byBakriSupian -17April2010
Journey ini berawal dari Kab. Blora setelah
tugas di perusahaan oil, kemudian saya yang
lanjutkan berlibur ke Bali untuk mengenal daerah wisata negeri Dewata Indonesia, tanggal 13-4-2010 membeli tiket mobil
Travel di Alun-alun kota Blora seharga Rp 65.000 tujuan Surabaya. Pagi jam 0945 setelah berputar-putar
dua jam menjemput penumpang baru kami meninggalkan kota Blora, 1,5 jam kemudian
melewati kawasan Jawa tengah yaitu kota Cepu sebagai kota minyak tertua di
Indonesia dan memasuki Kab. Bojonegoro
Jawa Timur dengan keindahan alun-alun kota dan beberapa pertokoan. Sepanjang
jalan berikutnya tersaji panorama
kawasan pertanian, di luar Kab. Lamongan
dan Kab. Gersik melewti kawasan tambak rakyat.
Tiba di Terminal Bungorasih Surabaya Jam
12.10 yang sangat besar dan sibuk, kemudian membeli tiket Bus Pariwisata AKAS Rp 150.000 untuk perjalanan menuju Denpasar.
Selang beberapa jam (17.10) bas
telah berada di luar kota Sidoarjo sepanjang perjalanan dihiasi deretan perumahan,
pertokoan dan Pabrik, di Porong terlihat tanggul tanah yang tinggi pencegah
rembesan lumpur kedaerah pemukiman sebagai ulah Aburizal Bakrie bos PT. Lapindo
dan terlihat beberapa rumah yang dirusakkan dan dikosongkan penghuninya karena
amaran pemerintah.
Tengah malam (jam 01.00) tiba di
Dermaga Pery Ketapang yang
dipenuhi berbagai kendaraan yang akan menyeberang ke dermaga Gilimanuk Bali
mulai dari motor, mobil pribadi sampai
truk logistic, butuh waktu 45 menit untuk mendapat giliran
pemberangkatan dengan pery jenis roro. Disinipun tak dapat memejamkan mata
meski berada ditempat duduk yang selesa sehingga waktu
tersebut saya gunakan memesan mee instan
dan teh botol Sosro sambil menikmati pemandangan Selat Bali yang gelap namun di
beberapa titik terlihat lokasi kumpulan Bagan Penangkap Ikan yang sangat terang
dan dari jauh terlihat cahaya kota di pesisir Jawa dan Gilimanuk Bali.
Kurang lebih satu jam perjalanan tiba di dermaga
Gilimanuk Bali dan langsung menuju Denpasar,
sepanjang jalan ke Denpasar banyak dihiasi ornamen khas Bali berupa patung
batu, ukiran, candi kecil dan tempat persembahyangan serupa Pancang setinggi 2 meter tersususn dari bata semen diatasnya
ada rumah kecil tempat patung dewa dan sesajian persembahyangan dan sesekali
terlihat orang-orang berdiri didepan menyembah dengan dua tangan rapat di muka. Tak kalah indahnya sepanjang jalan dihiasi
kawasan pertanian hortikultur maupun sawah bersusun indah di keseluruhan bukit-bukit
dan tak jauh dari laut yang memanjang di
sebelh kanan jalan sehingga kita masih
mendengar hempasan ombak di karang pantai.
15 April 2010 Jam 07.25. Terminal bus kota Dempasar dengan Gapura tinggi
dipintu masuk dan beberapa bagian
terminal tersusun dari batu ukiran
sehingga memberi kesan sebagai kota Dewa. Turun dari bas langsung naik Taksi yang selalu siap dengan tarip Rp 30.000 untuk mengantar ke kota
plus mencarikan Hotel dengan tarip yang kita butuhkan, alhasil selama di Bali nginap di Hotel Dewi Jalan. P
Diponegoro, tarip Rp 270.000,-, hotel ini memiliki 4 unit bangunan dengan
model Bali.
Jam 10.15 setelah mandi untuk menghemat waktu agar dpt berjalan
sepuasnya di daerah wisata Bali dengan waktu tiga hari, langsung menuju jalanan
mencari kendaraan untuk ke Tanah Lot meski angkot banyak dan tarip murah tapi Taksi
tetap jadi pilihan agar lebih praktis dengan tarip PP Rp 150.000 dengan sopir Nyoman
seorang ayah muda katanya istrinya baru melahirkan. Sepanjang jalan seperti biasanya dihiasi
aktipitas kedewaan dengan Kuil dan
beberapa orang berjalan memakai pakaian adat
di tengah kota terlihat bangunan megah, Patung modern menghias taman dan pusat
perbelanjaan. 45 menit perjalanan tiba di bagian area parkir Tanah
Lot. Tak jauh dari parkir terdapat pusat
perbelanjaan cinderamata dan sempat membeli 1 lusin baju kaus bertuliskan
berbagai slogan Bali Rp 250.000 dan 1 celana pendek sampai lutut untuk mandi Rp
50.000, melewati Gapura Bali 6 meter
memasuki Tanah lot Park, meski masih begitu jauh dari pantai sudah terdengar deru ombak laut bermain
disepanjang tebing batu Tanah Lot.
Langkah selanjutnya belok kanan menelusuri jalan semenisasi selebar 1.7 m diapit bunga perdu seolah pagar dan
mengikuti liuk tebing sesekali kita menemui sesajen di Patok peribadatan dan taman
Tanah lot yang cukup indah dan luas, dari tempat ini juga pengunjung dapat menikmati Samudra Hindia hingga kebatas
Cakrawala dan didepan kita tebing curam yang eksotik sepanjang Pantai melengkapi situasi ini di sini terdapat beberapa tempat duduk, meja
dan cafe2.
Tanah Lot sebenarnya sebuah tebing
batu terjal ketinggian 6 m menjorok kelaut sejauh 35 m kelaut dengan kelebaran
4-5 meter, di ujungnnya terdapat bangunan Kuil kecil dengan arca tempat pemujaan dibalut
kain kotak hitam putih, hal cukup mengesankan ditempat ini adalah hembusan angin laut yang kuat, Deru
ombak dari bawah, Percikan hempas ombak yang terbawa angin dan sensasi bediri
dipinggir tebing pesan, saya bila berada di daerah ini jangan berdiri terlalu di pinggir dan jangan lama. Tak jauh dari situ terdapat kediaman pribadi
Konglomerat Indonesia Aburizal Bakrie yang
terlihat sibuk kata sopir persiapan pernikahan anak lelaki beliau
dengan Artis Nia RamaDhani.
Di lokasi ini juga sederetan pemukiman masyarakat adat sebagai satu kampung adat, los penjaja souvenir dan beberapa café yang terletak ditempat strategis hingga kita dapat menghirup kopi sambil memandang pantai, sepanjang jalan ini terdapat banyak bunga serta aromanya karena bunga tersebut sebagai sarana peribadatan pada arca disepanjang jalan, tak jauh dari sini yaitu diatas pantai terdapat kuil pantai yang temboknya terhempas ombak. Akhir di Tanah Lot mengunjungi Pulau Kuil yang terpisah dari daratan tapi saat surut kita dapat berjalan kesana, dari seberang pulau ini terlihat sebuah Kuil kecil dengan atap bertingkat empat terbuat dari ijuk dengan arca yang dibalut kain kotak-kotak hitam putih, Payung-payung dewa berwarna putih kuning dan sesajen, tempat ini sangat menarik tempat berphoto.
Di lokasi ini juga sederetan pemukiman masyarakat adat sebagai satu kampung adat, los penjaja souvenir dan beberapa café yang terletak ditempat strategis hingga kita dapat menghirup kopi sambil memandang pantai, sepanjang jalan ini terdapat banyak bunga serta aromanya karena bunga tersebut sebagai sarana peribadatan pada arca disepanjang jalan, tak jauh dari sini yaitu diatas pantai terdapat kuil pantai yang temboknya terhempas ombak. Akhir di Tanah Lot mengunjungi Pulau Kuil yang terpisah dari daratan tapi saat surut kita dapat berjalan kesana, dari seberang pulau ini terlihat sebuah Kuil kecil dengan atap bertingkat empat terbuat dari ijuk dengan arca yang dibalut kain kotak-kotak hitam putih, Payung-payung dewa berwarna putih kuning dan sesajen, tempat ini sangat menarik tempat berphoto.
Selesai di Tanah Lot menuju Pantai
Nusa Bali dua sebuah tempat rekreasi Pantai berpasir putih dan halus serta dikelilingi hotel
mewah dan berbagai pasilitas sport pantai seperti Ski air, Sailing, Diving, Jet
sky, Banana Boad, Payung dan boad terbang yang di tarik speedboad yang dipersewakan,
kesempatan ini saya gunakan untuk bermain JetSky selama 20 menit dengan
tarip Rp 300.000 sambil balapan dengan
para bule dan Buli yang putih-putih itu. Berhubung hari masih terang saya melanjutkan perjalanan ke Pantai Kuta
pantai yang namanya dah kesohor di Indonesia hingga ke Manca Negara tapi
terlebih dahulu harus menambah biaya transpor termasuk ke Nusa bali Dua Rp
100.000, Dipantai ini lebih ramai wisatawan berbaring sepanjang pantai berpasir
putih dan halus dan berfoto-foto, disini
juga berderet Hotel mewah dan pusat perbelanjaan dan sarana hiburan lainnya
seperti tukang pijat pantai bila anda
penat dan café-café kecil tersedia juga penyewaan Selancar air Rp 150.000 per
20 menit plass pelatihan dasar. Kesempatan
ini saya sempat menyaksikan upacara adat Bali berupa pelarungan abu jenazah bangsawan tertentu dengan pakaian khas bali dan alat
musik tradisi, sesajian, dan pembakaran ogoh
kecil di laut.
Hari kedua di Bali (16April2010) pagi jam
08.00 si Nyoman telah berdiri di Parkir karena janjian kemarin untuk mengantar
ke Bukit Kintamani, Pasar butik, galeri Lukisan dan Pusat pengrajin Perak dengan
biaya Rp 350.000. 20 menit setelah
perjalanan keadaan mulai terlihat sibuk karena tidak jauh dari Pasar Rakyat
dengan berbagai Los jualan dan harga miring bangunan disinipun tak jauh dari
bangunan sebelumnya yang bergaya Bali. Dari Pasar menuju dua Galery Pelukis, kedua –
dua bangunannya memiliki Gapura dipintu masuk
dan didalam terpajang berbagai lukisan diruangan tertutup dengan harga
sesuai dengan kwalitas gambar maklum saya
ini kurang memahami yang namanya nilai seni lukisan, setelah melihat-lihat pada
Galeri Semar saya pun turun dari mobil
dan langsung menatap Lusikan penari Bali dan Lukisan laut koral setelah tawar
menawar akhirnya lukisan koral dengan harga Rp 2.500.000 menjadi pilihan. Persinggahan berikutnya adalah Galery pengrajin Perak dalam sebuah bangunan
berpagar tembok tinggi, barang di pajang di etalase dalam berbagai karya ada
perahu layar, Gadis penari, Barong, Kuil, Gadis menjunjung sesajen dll dengan
harga yang berpatotan ada yang mencapai
Rp 75.000.000 dan kesempatan ini hanya membeli kerajinan perak Perahu
layar seharga Rp 5.000.000 maklum kocek lagi menipis.
Memasuki kawasan Bukit Kintami mulai terasa alam pedesaan, pertama suhu
mulai sejuk, kabut makin tinggi makin tampak, kedua perjalanan semakin mengarah kependakian
yang memanjang, ketiga suasana perkampungan semakin padat dengan aktipitas
pertanian seperti Buah-buahan,
sayur-sayuran yang dipajang didepan rumah kecil mereka. Kawasan Wisata Bukit Kintamani yang dihimpit bukit dihiasi bangunan Hotel dan Pertokoan disisi sepanjang lereng
jalan sangat mempesona.
Mobil berhenti ditepi kanan jalan yang bershelter sepanjang lereng untuk
berehat sambil menikmati keindahan
Gunung Kintamani yang agung berselimut awan yang sesekali menyembul manakala
sang awan meninggalkannya terbawa angin dan bagian bawah tersusun dengan indah kebesaran lukisan alam sebuah panorama desa dengan
gugusan pertanian dan rumah penduduk yang terapit berbagai bukit kecil dan
dibagian depannya terbentang luas Keindahan Danau Kintamani yang tenang dan
sekali nelayan bermain diatasnya, dari arah bawah juga terlihat sebaris garis
putih yang meliuk-liuk menuju arah tempat peristirahatan adalah jalan-jalan yang telah beraspal. Di Shelter banyak touris baik para bule
maupun domestik dengan menyandang kamera dan kesibukan penjaja cinderamatan. Setelah puas menuju ke Kuil yang terletak
di ujung Jalan dan dipuncak gunung sebuah komplek bangunan Peribadatan
ummat Hindu yang terdiri dari beberapa candi beratap empat
tingkat dari ijuk dan patung, untuk memasukinya kita harus membeli tiket dan
memakai kain batik dibalutkan dipinggang.
Pulangnya singgah di BATUR SARI RETOURANT Bangli yang terletak dilereng gunung maklum sekarang
telah jam 14.20 perut menuntut hak, Sambil
menikmati kuliner khas Bali pengunjung asik melepaskan pandangan menuju sekitar
membuat pengunjung seolah dewa yang berada di suatu ketinggian menyaksikan
keindahan alam di bawah sana.
Hari terakhir di Dempasar 17
April 2010, karena akan kembali kekampung bertemu dengan keluarga setelah
terpisah 8 hari dan tiket penerbangan Lion Air seharga Rp 850.000,- dari Travel samping Hotel. Chek out
dari hotel setelah breakfast di café samping Hotel, meski
penerbangan Jam 13.15 tapi kami berangkat lebih awal untuk menyaksikan Monumen Tragedi Bom Bali
2002, Ketika berada di simpang Tiga
legian saya termangu membaca didinding batu hitam monument sederet nama-nama
yang gugur dalam tragedi Bom Bali 2002, berjumlah sekitar 202 orang dari 21 negara dan
warga Australia terbanyak 88 orang, Indonesia 38 orang, Inggris 23 orang dan
seterusnya menurut orang disekitar bahwa
monument itu dulunya adalah Paddy’s Pub tempat ledakan pertama bom, terdapat karangan
bunga di depan pagar monument dan beberapa orang khusus berdoa, berjalan
sepanjang Jalan Legian yang sangat ramai yang dipenuhi kendaraan dan pejalan kaki dari berbagai Bangsa disisi jalan dipenuhi berbagai toko penjual barang,
Restoran dan hotel. Jam 1210 menit tiba di
bandara International Ngurah Rai meski tidak semewah bandara lain di Indonesia
di luar Jakarta tapi kondisi cukup menyenangkan dan Tertib, akhir saya harus
berpisah dengan Nyoman supir setia selama 3 hari di Bali karna pesawat akan
Take Up.
Jauh
berjalan kaya Jiwa,
Pulau Bali
berhias Alam Dewata.
Kok Ngga ada refreshing cewenya pade .... pada hal iki paling keren di sini .. hayhayhayahayy
BalasHapusBak Perjalanan Ritual di negeri Dewa dengan alam yang mengasikkan .............
BalasHapus