ByFarhaMTukirmaN
Minggu 22 April 2012, Dengan Sepeda BOXER yang baru di beli empat hari lalu di Kota Tarakan meluncur memulai perjalanan mengelilingi P
Nunukan, dimulai dari Pelabuhan Nunukan
terus ke Jalan Bandar Udara selanjutnya
mengikuti jalan Ring Road Nunukan dan terakhir finis di Alun-Alun Nunukan,
total jarak yang ditempuh sekitar 60 km dengan waktu 5 jam 42 menit.
Ide Perjalanan ini sebenarnya tercetus dari Sahabat di SamaRinda seorang
penggemar Bike yang menyarankan ke
Daerah Perbatasan yaitu Pulau Nunukan
untuk Bersepeda mengelilingi pulau tersebut yang katanya sangat menarik.
Pulau Nunukan terbagi atas dua
Kecamatan sekaligus sebagai Ibukota Kabupaten Nunukan dengan Jumlah Penduduk
sekitar 51.000 jiwa dengan luas 1.443,59 km2, terletak pada koordinat 04o 10’
00” LU 116o 42' 00" BT di daerah perbatasan dengan Malaysia yaitu di apit P Sebatik dan Daratan
Kalimantan Timur Bagian Utara (Kaltara).
Pulau Nunukan telah memiliki Ring Road meski belum beraspalnya semuanya
dan sebagian besar daratannya merupakan areal Pertanian (Tanaman Pangan,
Perkebunan dan Hortikultura) serta lahan pedesaan dan Kota Kabupaten.
Untuk kisah Bersepeda seorang diri
ini akan dibahas per etape :
Jln. Pelabuhan – Sei Sedadap, Rute ini terbilang yang paling menyenangkan
karena perjalanan sejauh 12 km seratus persen beraspal dengan dua jalur dan
cukup lebar dengan beberapa bukit yang tak terlalu tinggi tapi sempat satu kali
membuat berjalan menjorong sepeda saat melewati Bukit di Bandar Udara Nunukan
selanjutnya melalui pendakian tidak tinggi tapi panjang di sekitar Sport Hall
SeiSelisun Nunukan, melewati beberapa Kantor Dinas, melewati kampong baru
Selisun yang dihiasi Tanaman Salak.
Pada km 7 melewati Kantor DPR
Kabupaten Nunukan yang megah, Rumah bupati, Kantor Perindustrian dll.
SeiSedadap – SeiMamolok, Perjalanan melewati jalan beraspal dan tidak beraspal berbanding 60 : 40 sehingga masih cukup
ringan mesti lebih berat dari sebelumnya. Singgah
sebentar menyaksikan Pantai handalan Masyarakat Nunukan yang lagi ramai dan
terlihat Pramuka Kemping yaitu Pantai Iching yang berdampingan dengan Pelabuhan
Angkatan Laut, setelah melewati dua
pendakian cukup tinggi terlihat Bangunan Kantor Bupati Nunukan yang megah
berlantai 5, masih pada jalan beraspal melewati lokasi jembatan Feri
SeiJepun. Memasuki Desa tanjung Harapan
jalanan mulai dari tanah namun cukup lebar karena dalam tahap pekerjaan untuk paket
Ring Road disini terlihat Nelayan Rumput laut menjemur panen mereka, Peternak
sapi yang mengembala sapi dan hamparan
Sawah Pasang Surut sedang di Bajak, demikian
juga ketika Memasuki Dusun mamolo yang banyak dihuni oleh Suku Bugis terlihat pemandangan yang sama ditambah Hamparan
hutan-hutan kecil yang tak produktip disisi jalan dan dari ketinggian hamparan laut
Ambalat dapat terlihat. Hal yang dapat
saya simak meski tidak mengerti jalan di sini tapi tak menyulitkan karena jalan
besar Cuma satu jadi tak perlu banyak
bertanya.
SeiMamolo – SeiBanjar, Sebelum meninggalkan SeiMamolo bertanya
pada Petani kebun Buah karena ada tiga jalur dan Petani menunjukkan jalan belok
kanan, Jalan disini mulai sulit meski masih lebar tapi hampir sepanjang jalan
memiliki parit-parit yang menyiksak ditengah jalan yang terbentuk oleh aliran
air saat hujan sehingga sering kaki harus membantu mengayuh, sepanjang perjalanan
daerah ini diPenuhi oleh Kelapa Sawit yang berumur sekitar 3,4 thn karena
terlihat mulai berbuah dan adanya bunga-bunga sawit dan tidak sulit untuk
mengetahui pemiliknya karena setiap Blok terdapat papan Penanda Pemilik, pada
beberapa sungai yang dilewati jalan hanya berjembatankan kayu yang disusun
sebanyak 5 batang dan ditaburi tanah, kiri kanan masih ditemukan hutan kecil
dengan kerapatan pohon yang jarang. Tak
lama setelah Sungai Banjar ditemukan Perkampungan Nelayan.
SeiBanjar – SeiBinusan, Pertama etape ini
menyajikan Situ SeiBanjar yang berada diperbukitan dgn keluasan 2 ha, Jalan masih mirip etape sebelumnya dari tanah kiri kanan masih dipenuhi Perkebunan Kelapa
Sawit salah satunya milik Pengusaha Nunukan Bapak Haji Sabri, daerah ini juga
ditutupi oleh kegiatan pertanian Hortikultural dan persawah untuk daerah Pantai
ditemukan Empang yang cukup lumayan, menurut Petani yang sempat saya Tanya
bahwa Petani disini banyak dari Suku Bugis, Tator dari SulSel dan Suku Timor NTT, ketika akan mengakhiri
trip ini kita akan melihat Perkebunan buah Seperti Buah Ellai (Durian
Kalimantan), Mangga, Langsat, Durian, Cempedak dan lain-lain.
SeiBinusan – Alun-Alun kota, Memasuki Desa Binusan setelah melewati sungai terlihat
dengan rumah penduduk suku asli Nunukan yaitu Suku Tidung sepanjang jalan, penduduk disini hidup sebagai Nelayan
sehingga tak heran disungai banyak terikat perahu dan sebagian sebagai Petani
Sawah karena tak jauh dibelakang rumah mereka terhampar sawah yang cukup luas
desa ini juga memiliki sebuah Pasar desa dekat Sungai Binusan dan sebuah Hutan
kota dengan Air Terjunnya. Setelah
melewati hamparan Tambak jalan yang
dilewati telah beraspal dengan dua jalur pas didepan Kantor Kodim dan tak jauh
dari situ terdapat RSUD Kabupaten Nunukan di SeiFatimah, dijalur ini meski
beraspal tapi empat kali saya harus mendorong sepeda karena tanjakan yang cukup
tinggi terutama tanjakan SeiBilal.
Memasuki Jalan Bhayangkara perasaan mulai lega karena memasuk daerah kota Kabupaten yang ramai dengan deretan toko dan hotel (Hotel Murni dan Hotel Laura) sepanjang jalan. Tepat Jam 12.45 sayapun telah berada di Alun-Alun kota Nunukan berbentuk segi empat (65 x 110 m) ditengahnya terdapat tugu dan kolam dikelingi palm, disekitar Alun-Alun terdapat Hotel Marvel, Hotel Marami, Hotel Fortuna, DMT Fashion, Bank BNI, Radio Devia fm, Puskesmas, Polres, Kantor Arsip Daerah, Toko2 dan lainnya.
Memasuki Jalan Bhayangkara perasaan mulai lega karena memasuk daerah kota Kabupaten yang ramai dengan deretan toko dan hotel (Hotel Murni dan Hotel Laura) sepanjang jalan. Tepat Jam 12.45 sayapun telah berada di Alun-Alun kota Nunukan berbentuk segi empat (65 x 110 m) ditengahnya terdapat tugu dan kolam dikelingi palm, disekitar Alun-Alun terdapat Hotel Marvel, Hotel Marami, Hotel Fortuna, DMT Fashion, Bank BNI, Radio Devia fm, Puskesmas, Polres, Kantor Arsip Daerah, Toko2 dan lainnya.
Perjalanan yang cukup melelahkan ini
saya tutup dengan Makan Coto Makassar dan Pulang kerumah sambil berpikir untuk istirahat seharian kemudian
Lusa akan Pulang ke Kota Meninggalkan Nunukan.
Bay bay bay.
Naik SepeDa jangan yang pakai Mesin,
Melihat Nunukan maka Kenal akan DaerAH PerBatasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar