by Bakri Supian
Bumi Borneo sebagai paru-paru dunia diharapkan
dapat menjadi penyuplai oksigen dan kesegaran bagi atmosfir dengan tingginya kandungan
zat tersebut yang dapat dihasilkan dari Pulau Borneo, hal ini tentunya sangat mungkin mengingat biodiversity flora dan fauna yang sangat
tinggi berada dihabitat yang cukup luas dan masih terjaga.
Keragaman Fauna di Borneo
(Kalimantan) tentulah tidak dapat diragunakan lagi dalam hal ini termasuk satwa
perairan air tawar seperti Ikan Arawana, Ikan Tambakan, Pesut Mahakam, Ikan Sappan dll yang
merupakan fauna lokal Borneo dan perlu di
berikan perhatian untuk menjaga kelestariannya. Salah
satunya Ikan Sappan (Tom Tombroider) atau sering disebut Red Masheer ikan Air tawar yang berukuran
besar ukuran yang pernah ditemuai 12 kg di sungai Segah dan 14 kg di Sungai Emboh Kalbar, termasuk ikan lokal di Kabupaten Berau dari anak sungai Segah dan
Kelay yang dirasakan sebagian masyarakat di sekitar sungai tersebut semakin
sulit untuk ditemukan tidak seperti masa-masa lampau yang mudah untuk ditemukan
dalam jumlah besar.
Beberapa Tokoh Masyarakat mengatakan
bahwa kepunahan ikan Sappan disebabkan terjadinya perburuan besar-besaran ikan
tersebut untuk diperdagangkan dengan daerah pemasaran yang cukup
potensial adalah kedaerah Malaysia Timur dengan harga dapat mencapai Rp 3 jute
per kilogram sementara di pasar lokal ikan tersebut hanya dibeli seharga Rp 100.000
per kilogram. Di daerah Malaysia
sendiri perburuan ikan tersebut sudah lama terlarang karna telah masuk dalam
daftar jenis yang hampir punah dan pertumbuhan ikan ini termasuk lambat untuk
dapat mencapai ukuran 5 kilogram dibutuhkan waktu 10 tahun.
Wisatawan mancanegara yang sering
memancing di sekitar kawasan sungai Sidung, Segah melihat perlunya pengaturan khusus tentang pengawasan
ikan Sappan serta penetapan kawasan konservasi ikan Sappan di sungai tersebut agar
keberadaannya di Aliran Sungai Berau dapat lestari. Oleh Burhan Bakran Ketua Komisi II DPRD
Berau info-info tersebut ditanggapi dengan sangat segera agar pemerintah setempat
melalui Dinas Perikanan dan Kelautan menangani perburuan terhadap ikan tersebut
sehingga keberadaan ikan khas berau itu dapat terjaga, Penangkapan oleh wisatawan tidak
membahayakan karena setelah penangkapan mereka akan melepaskannnya kembali.
Refren RadarTarakAn
Memancing Ikan Sappan Jangan dengan
Jangkar,
Beringat Julak si Nanang untuk isi Dapur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar