Senin, 26 Mei 2014

MENGENAL TRI RISMAHARINI WALIKOTA SURABAYA SEDERHANA YANG TANGGUH









Mungkin Ibu RA Kartini akan tersenyum bila menyaksikan bagaimana srikandi Indonesia sebagaimana yang dia impikan dalam bukunya yang berjudul “ Habis Gelap terbitlah Terang “ bukanlah suatu perjuangan yang sia-sia tapi telah tumbuh seperti Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden Wanita RI yang pertama,  Menteri  dari kalangan Wanita yang selalu menghiasi setiap susunan kabinet,  Ratu Atut Koisiyah sebagai Gubernur Wanita pertama, Susy Susanti sebagai pebulutangkis wanita kelas dunia, Tri Rismaharini sebagai Wali Kota Surabaya sekaligus terpilih sebagai Walikota terbaik dunia tahun 2013  dll, meski harapan itu belum sebagaimana yang diharapkan yaitu penglibatan wanita dalam berbagai sektor kegiatan belum mencapai ke jumlah 30 %.


Ibu Tri Rismaharini, merupakan walikota Surabaya yang berkepribadian sederhana dan bersahaja meski ia di anugerahi predikat sebagai Wali kota terbaik tingkat dunia  Versi situs Citymayors, Jumat, 21 Februari 2014  dan sebelumnya anugerah ini  di Indonesia hanya diterima oleh Jokowi ketika menjabat wali kota Solo.    " Aku biasa aja.  Apa sih bangganya jadi Wali Kota.   Ya sudahlah nanti ini akan jadi sekedar catatan masa tua kalau pernah jadi yang terbaik. Tapi aku sama sekali enggak bangga," kata dia dengan nada dan ekspresi datar.



Tokoh kelahiran Surabaya sederhana ini ternyata cukup tangguh terlebih saat ia menghadapi berbagai persoalan kepemimpinan  diantaranya tuduhan atas keberhasilan memperoleh hasil survey pemilihan umum elekta bilitas beliau berada diatas Jokowi,  kalangan yang tak menyukainya menuduh bahwa apa yang dilakukan ibu Risma selama ini hanyalah sebuah drama pencitraan.    Menanggapi  isu ini beliau hanya menjelaskan    Tak ada gunanya dia melakukan pencitraan  sedikit pun tak ada keinginannya  untuk dia melenggang maju menjadi calon presiden, calon wakil presiden, atau sebagai Wali Kota di periode berikutnya “. 

Dalam karier diberbagai jabatan  selama ini ibu Risma sudah empat kali mendapat tekanan dan beliau berhasil mengatasi  tekanan tersebut meski  ia dengan kesederhanaannya selalu mengungkapkan bersedia untuk mengundurkan diri bila persoalan itu sudah sewajarnya demikian,   karena baginya tugas adalah pengabdian untuk dapat berbuat baik buat semua rakyat bukan untuk dirinya.  Menghadapi persoalan tersebut wanita tangguh ini selalu mengingat pesan seorang kiai yang selalu mengingatkan ia untuk tafakkur,  Sang kiai berpesan agar Risma tak bertindak layaknya Nabi Yunus yang meningalkan ummatnya, kemudian ditelan ikan Hiu. 

31 Januari 2011 belum setahun menjabat sebagai Wali Kota Surabaya ibu Risma mengalami  persoalan mengenai kebijakannya menaikan Biaya Iklan daerah perkotaan Surabaya sebesar 25 % berdasarkan Perwil Kota Surabaya Nomor 57 tentang perhitungan nilai sewa reklame di kawasan perkotaan Surabaya, menurut  Ketua DPRD Surabaya Whisnu Wardhana kebijakan tersebut bertentangan dengan prosedur pembentukan hukum daerah dan Walikota tidak melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait dalam membahas maupun penyusunan Perwali tersebut.  Akibatnya Ketua Dewan yang didukung 6 fraksi dari 7 fraksi dalam dewan menurunkan Ibu Risma dari jabatannya dengan hak angket.     



Menanggapi alasan pemaksulan tersebut beliau hanya menjawab, Pajak di kawasan khusus perlu dinaikkan agar pengusaha tidak seenaknya memasang iklan di jalan umum, dan agar kota tak menjadi belantara iklan. Dengan pajak yang tinggi itu, pemerintah berharap pengusaha  beralih memasang iklan di media massa, ketimbang memasang baliho di jalan-jalan kota.  Fraksi PKS menolak alasan pemakzulan tersebut dengan anggapan belum  cukup kuatnya bukti yang ada.  Mendagri Gamawan Fauzi angkat bicara menegaskan bahwa Tri Rismaharini  tetap menjabat sebagai Walikota Surabaya dan menilai alasan pemakzulan Risma adalah hal yang mengada-ngada.


Prestasi Ir. Tri Rismaharini, M.T.  Wali Kota Surabaya sejak 28 September 2010,  merupakan wanita pertama sebagai Wali Kota Surabaya.  Sebelum menjabat sebagai Wali kota Surabaya beliau menjadi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan dan Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya 2010 .   Dibawah kepemimpinannya juga Kota Surabaya meraih tiga kali piala adipura tahun 2011, 2012, dan 2013 kategori kota metropolitan,   serta  membawa Surabaya menjadi kota yang terbaik partisipasinya se-Asia Pasifik tahun 2012 versi Citynet atas keberhasilan pemerintah kota dan partisipasi rakyat dalam mengelola lingkungan  dan  Oktober 2013, Kota Surabaya memperoleh penghargaan tingkat Asia-Pasifik yaitu Future Government Awards 2013 di 2 bidang  yaitu data center dan inklusi digital dan menjadi Wali Kota terbaik dunia pada Januari 2014.


Pemimpin yang  suka blusukan ke wong cilik ini untuk dapat  melihat rakyanya lebih dekat lagi,  meski tak suka membawa media massa untuk meliput kegiatanya yang menurutnya sangat risih, juga  Mengaku sangat takut soal pertanggung jawaban kepada Tuhan soal kepemimpinannya.   Oleh sebabnya, dia sangat memegang teguh prinsip untuk selalu menegakkan kebenaran dan mengusut kesalahan.

Pada 16 April 2014 ibu Tri Rismaharini atas undangan EBA London akan menghadiri acara Socrates  Award Ceremony dengan beberapa walikota dunia lainnya dan penerima award lainnya, pada acara ini Ibu Tri Rismaharini akan menerima penghargaan International dalam kategori " Innovative City of The Future " penghargaan ini tentunya sehubungan dengan keberhasilan beliau memimpin dan membangun Kota Surabaya, demikian disampaaikan Hostin Aristya Sekretaris KBRI London. 

Program Ibu Rsimaharini yang cukup penomenal khususnya di awal tahun 2014 yaitu keberanian beliau untuk menghapuskan satu pusat lokalisasi Dolly surabaya yang merupakan pusat lokalisasi terbesar di Asia tenggara, meski mendapat tantangan dari warga lokalisasi sendiri bahkan dari Partai pendukung beliau PDI P Kota Surabaya, ia tetap melanjutkan dengan memberikan pembekalan dan sosialisasi bagi setiap warga Dolly. 


Biodata :  Tempat Lahir  Suroboyo Jawa Timur,  Tanggal Lahir  20 Oktober 1961 (umur 52), PNS sejak 1990,  Jabatan Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan Surabaya (2005), Kepala Badan Perencanaan Kota Surabaya (2008) dan Wali Kota Surabaya per 28 september 2010,  Partai politik PDI  Perjuangan,  Suami  Djoko Saptoadji, Anak Fuad Bernardi dan Tantri Gunarni Saptoadji,   Pedidikan S1 Arsitek  ITS dan S2 Menejemen Pembangunan Kota  ITSnop dan Agama  Islam.

byBakriSupian









Tarian Reok kesenian daerah Jawa Timur, 
Pemimpin  berbudaya akan membuat bangsa menjadi besar. 

Jumat, 23 Mei 2014

GAPOKTAN LEMBAGA PENGUAT DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT DI PEDESAAN.







Gapoktan, Merupakan gabungan beberapa Kelompok Tani (Koptan)  yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan effisiensi  usaha.  Keberadaan Gapoktan dengan sendirinya sangat dekat  dengan masyarakat  petani dengan mengelola berbagai  usaha yang mendukung kemajuan usaha tani dan kemudahan petani karena didalamnyalah mereka juga turut bersama menjadi anggota Gapoktan.

Kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan-LDPM), Memberdayakan kelembagaan Gapoktan sebagai pelaku ekonomi pedesaan agar mampu dan berdaya dalam mendukung kemajuan  kesejahteraan petani melalui  peningkatan aktifitas pendistribusian pangan (Gabah/Beras dan Jagung) serta penyedian cadangan pangan, melalui berbagai dukungan pembinaan kelembagaan dan bantuan dana penguatan modal usaha.

Persoalan mendasar yang masih melingkupi petani dalam meningkatkan pendapatan hasil usahanya, dibeberapa sentra produksi pertanian masih sering ditemukan harga hasil pertanian dalam hal ini termasuk Gabah anjlok  dari harga pasaran bahkan terkadang jauh di bawah harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditugaskan pemerintah pada Perum BULOG.   Seperti pada saat musim panen raya di mana terjadi  panen serentak  dengan hasil yang berlimpah sering Perum BULOG tidak dapat menampung  seluruh hasil panen gabah petani di daerah tersebut,  dalam kondisi seperti ini harus menjual hasil pertaniannya untuk keperluan yang mendesak dan karena kemampuan daya simpan petani yang umumnya masih rendah, disisi lain pada saat musim paceklik  dan gagal panen petani harus membeli bahan pangan dengan harga yang sangat tinggi, keadaan yang tidak seimbang ini akan memnyulitkan petani menjadi sejahtera dan merupakan kendala dalam menciptakan ketahanan Pangan.

 Mengatasi problem pertanian tersebut pemerintah dengan memberdayakan Gapoktan sebagai satu pelaku ekonomi  handalan pedesaan  untuk  terlibat langsung menangani krisis harga pangan tersebut sehingga tetap berada pada harga yang stabil dalam kondisi apapun, mendukung pendistribusian hasil panen masyarakat dengan melakukan pemasaran yang lebih menguntungkan dan memiliki daya tamping yang  lebih besar dan baik sehingga dapat dipasarkan pada saat tertentu yang lebih menguntungkan petani.

Jenis kegiatan usaha yang dapat dilakukan Gapoktan dalam mendukung pencapaian hasil petani yang baik dan harga yang menguntungkan adalah membeli dan menjual hasil panen petani, mengolah hasil pertanian agar memiliki nilai tambah dalam pendapatan petani dan Gapoktan itu sendiri,  mengadakan tempat penyimpanan hasil panen yang baik sehingga mutu dan masa jualnya dapat tahan lama,  mengadakan unit pengelolaan cadangan pangan desa ( padi, gabah dll) bagi petani anggota dengan system yang sangat menguntungkan petani dan kegiatan lainnya.


    Tujuan kegiatan  Pemberdayaan LDPM  pada  Gapoktan   :
1.    Meningkatkan kemampuan kelembagaan Gapoktan dalam mengembangkan unit usaha distribusi hasil pertanian yang mencakup pembelian, penyimpanan, pengolahan dan penjualan hasi pertanian dalam rangka mendorong stabilisasi harga pangan strategis;
2.    Meningkatkan kemampuan Gapoktan mengembangkan usaha pengolahan hasil pertanian melalui pengeringan/penggilingan/pengepakan gabah/beras dalam rangka meningkatkan posisi tawar dan nilai tambah produk pertanian.
3.    Meningkatkan kemampuan Gapoktan mengembangkan unit cadangan pangan untuk menyimpan pangan (gabah/beras) dalam rangka memenuhi kebutuhan anggotanya;
4.    Meningkatkan kemampuan unit usaha distribusi hasil pertanian atau unit usaha pemasaran milik Gapoktan dalam mengembangkan jejaring distribusi pangan dengan mitra di luar wilayahnya.


Langkah yang  ditempuh dalam Penguatan-LDPM pada Gapoktan sebagai pelaku utama   Memberikan dukungan kepada unit usaha Gapoktan untuk memperkuat kemampuan mengelola distribusi hasil panen anggotanya secara berkelanjutan,   Memperkuat kemampuan Gapoktan dalam mengembangkan usaha pengolahan untuk meningkatkan posisi tawar dan nilai tambah produk pertanian,  Memperkuat kemampuan Gapoktan dalam mengelola cadangan pangan yang mudah diakses dan tersedia setiap waktu secara berkelanjutan dan menguatkan modal usaha Gapoktan dalam mendukung usaha mereka melalui pengutan modal sendiri atau bantuan dana bansos dari APBN yang telah berlangsung sejak 2009.

Pelaksanaan Pemberdayaan Lembaga Distribusi     Pangan Masyarakat  yang telah berlangsung sejak tahun 2009 dan dikembangkan diseluruh wilayah sentra pertanian utamanya Gabah/Padi dan Jagung yang ada di Indonesia dengan melibatkan Gapoktan yang ada di sentra tersebut dan hingga kini tahun 2014 dengan pembinaan yang telah digalakkan telah melibatkan 956 Gapoktan dengan penilaian Pasca  Mandiri.  Salah satu sentra pertanian Gabah/Padi  yang ada di perbatasan dan Pedalaman  Kalimantan Utara yaitu daerah Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan dengan Jenis padi lokalnya Padi Adan juga tak luput dari proyek Penguatan  Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan – LDPM), yang nmemiliki problem pemasaran hasil padi sebagaimana daerah pertanian lainnya yaitu pada saat panen petani menjual murah dan saat Paceklik mereka mendatangkan beras sangat mahal terlebih beras di sini yang didatangkan dari Negara tetangga Malaysia, untuk itu Pemerintah Daerah Nunukan Melalui Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah mempokuskan Kegiatan APBN tersebut yaitu Penguatan-LDPM pada daerah ini dengan melibatkan Gapoktan Yupai Semaring  di desa Long Bawang dengan Ketuanya Hendrikus Simson, SE,   sebagai Pelaku usaha  yang menangani pemasaran hasil pertanian  Padi di daerahh tersebut sehingga Harga jual hasil panen petani dapat bertahan pada lepel yang wajar, terutama  pada kondisi  krisis  serta dapat mengurangi masuknya Beras dari negara jiran yang relatip lebih mahal dan mencekik petani.

Keunggulan Gapoktan dalam melaksanakan kegiatan Penguatan-LDPM ini tentunya didasari oleh kedekatan usaha tersebut dengan daerah sentra dan masyarakat petani di daerah tersebut yang sekaligus menjadi anggotanya, pengenalan akan kebutuhan petani didaerah tersebut, pengenalan budaya masyarakat petani yang biasanya banyak terkait dengan pola petani, mudah menumbuhkan kepercayaan bagi kalangan petani di sentra produksi tersebut dan mudah disinergiskan dengan kegiatan pemberdayaan pemerintah lainnya yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani seperti program pengentasan kemiskinan dll.   Sekarang yang penting bagaimana agar penataan kelembagaan dan pemberdayaan usaha Gapoktan akan terus digalakkan agar mampu mengorganisir diri untuk melaksanakan distribusi pangan,  Gangguan distribusi pangan akan berdampak terhadap kelangkaan bahan pangan dan kenaikan harga pangan serta berpengaruh terhadap rendahnya akses pangan masyarakat karena daya beli bahan pangan menjadi menurun.

Penguatan-Lembaga Dsitribusi Pangan Masyarakat menguatkan posisi petani terhadap  terhadap penentuan harga pasar sekaligus mendukung program  pemerintah lainnya yaitu tersedianya pangan dan pasokan pangan secara merata sepanjang waktu baik jumlah, mutu, aman dan keragamannya untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat  serta mendukung akses pangan khususnya masyarakat pedesaan dalam mendukung  kemampuan rumah tangga untuk dapat menjangkau/mendapatkan pemenuhan kebutuhan pangan sepanjang waktu baik jumlah, mutu, aman, keragaman untuk menunjang hidup yang sejahtera.
by BakriSupian






Gapoktan di bina di bumi pertiwi,
Harga jual hasil pertanian  menjadi ketahanan Petani.

Rabu, 14 Mei 2014

PULAU COCOS DAN CHRYSMAST GUGUS NUSANTARA YANG BUKAN INDONESIA



Pulau Cocos  ( Keeling Island ) dan Chrysmast Island merupakan Gugusan pulau kecil yang bertebaran di Samudra Hindia, sebelah selatan Indonesia yang masih berada dalam satu landas continental dengan kepulauan Nusantara dan memiliki Iklim tropis dan flora dan fauna yang relatip lebih Indonesia ketimbang Australia, seperti Kelapa yang mendominasi kawasan ini serta Jenis satwa endemic yang cukup popular dari daerah ini adalah Kepiting Merah, pada musim tertentu dapat mencapai 40 jutaan ekor yang berkeliaran di pantai dan kota namun tidak berbahaya karena berukuran relatip kecil.   Realitanya sekarang Gugusan pulau kecil yang minim air tawar ini masuk dalam wilayah administrasi Territorial Australia sejak 1955  dengan kepala Administrasinya adalah Neil Amstrong, namun sebelumnya daerah ini pernah dikuasai oleh Inggris dan SriLangka.  

Gugusan pulau kecil tersebut memiliki dua wilayah bagian yang berdiri sendiri dengan ibukota  masing-masing meski masih dalam satu wilayah Administrasi  territorial  Australia yaitu Bagian Cocos Island (Keeling Island) beribukota West Island dan Bagian Chrysmast Island (Pulau Natal) dengan ibukota Flying Fish Cove.  Hanya sebagian kecil dari gugusan pulau ini yang berpenghuni  terutama di daerah pemerintahan, pertambangan dan daerah wisata selebihnya hanyalah pulau kosong yang banyak ditumbuhi pohon kelapa, Padang semak,  Semak, Pasir putih dan karang laut yang indah yang dijadikan sebagai tujuan wisata dan Taman Nasional.

Gugusan Cocos dan Chrysmast terdiri dari 3 pulau atoll besar dan 27 kepulaun koral kecil yang berjarak sekitar 850 km dari kota Jakarta, dihuni sekitar 2.150 jiwa yang menghuni daerah kota, yang terdiri dari Etnis Eropah, Mandarin dan Melayu (Melayu, Bugis dan Jawa) dan mayoritas penduduknya dari etnis Melayu.  Keberadaan penduduk di kepulauan ini,  ketika bangsa  Inggris menguasai daerah ini membuka perkebunan dan pertambangan lalu mereka mendatangkan pekerja Melayu dan Mandarin dari Malaysia, Singapur dan Jawa dan sebagian ketibaannya di pulau ini karena kebiasaan suku Nusantara untuk mengembara  ke wilayah utara Australia hingga ke Gugusan pulau ini yaitu suku Bugis.    Sudah menjadi ciri khas daerah ini dengan gurauan bahasa Melayu,  Rumah kayu yang berada ditepi pantai yang bercirikan Jawa dan beberapa budaya Melayu yang masih hidup disana dan sesekali anda akan menemukan siaran TV yang berisi Sinetron Indonesia.

Sejarah keberadaan Pulau ini berawal tahun 1609 ketika Kapten William Keeling  bangsa  eropah  dalam pelayarannya  menemukan pulau ini,   Stanford Raffles yang menjadi penguasa Inggris di Indonesia, Malaysia dan kawasan ini tahun 1811 yang kemudian  mendatangkan warga Mandarin, Melayu dan Jawa dan pada tahun 1825  Kapten John  Cluines – Ross  seorang pelaut dan pedagang Skodlandia mengunjungi pulau ini dan menjadikannya sebagai kediaman keluarganya.    Semua warga tersebutlah yang menjadi cikal penduduk disana, dan hingga kini diperkirakan 80 % penduduk tersebut adalah Melayu dan Islam dan 20 % bangsa Eropah.  Bahasa yang digunakan dalam pergaulan  disana adalah Inggris dan Melayu namun bahasa resmi dan sekolah menggunakan bahasa Inggris yang ditetapkan oleh Pemerintah Australia.


Pulau Cocos  atau Keeling Island

Gugusan bagian ini terdiri dari 2 Pulau Atol dan 27 kepulauan beribukota West Island , berjarak 1.000 km dari Jakarta di Sebelah Selatan dan 2.800 km dari Pert Australia Barat di sebelah Baratnya.   Terbagi atas,  Pulau Keeling Utara berbentuk hurup C dengan pasirnya yang indah dengan keluasan 1,5 km2 dan menjadi Taman Nasional sejak 12 Desember 1995  dan Pulau Keeling Selatan seluas 13.2 km2 terdir dari 24 gugus pulau karang kecil yang membentuk Cincin.   

Hanya Home Island dan West Island yang berpenghuni yaitu dari  Etnis Eropah, Mandarin, dan Melayu yang berjumlah 650 jiwa, dengan populasi penduduk terbagi atas untuk West Island  sebanyak 140 jiwa dari bangsa Eropah dan Home Island berjumlah  510 jiwa dari etnis Melayu


Chrysmast Islan (Pulau Natal)

Populasi penduduk daerah ini tentunya lebih ramai sekitar 1.500 jiwa dari Etnis Eropah, Mandarin dan Melayu sehingga tak heran bahwa di daerah ini masih kental penggunaan bahasa Melayu dan masih ditemukan kesenian wayang Kulit yang terbuat dari Kulit Ikan Hiu Kering dan pendalang yang pernah popular ialah Mbah Itjang Surono (1949).  Penduduk tersebut banyak bekerja sebagai buruh tambang Posfat yang merupakan produksi utama daerah ini yang diekspor ke  berbagai negara.

Ibu Kota administrates Territorial Australia ini adalah Flying Fish Cove dan kota besar lainnya adalah Kota Perak, Poou Saan dan Drumsite dengan total luas wilayah bagian ini 135 km2 yang terletak pada 500 km dari Jakarta sebelah selatan dan 2.600  km dari Pert  di sebelah Barat Australia.  Flying Fish Cove memiliki bandara Udara kecil yang dapat di darati Pesawat Silk Air dari Singapore dan Jet dari penerbangan Australia.


Di Tawau Sabah Malaysia terdapat satu kampung bernama Kampung Kokos dengan etrnik suku tersendiri  yang unik,   dan  menurut kisah mereka berasal dari Kepulauan Kokos tersebut yang di bawa Pihak Inggris ke Sabah untuk membantu  dalam mengurus perkebunan yang  banyak berdiri disana saat itu seperti kebun Coklat, Karet dan Kebun Pisang serta kegiatan perindustrian lainnya.
 by BakriSupian















Pulau Chrysmas Pulau Cocos di lautan Ratu Kidul,
Hidup  indah berhiaskan  budaya daerah yang tumbuh secara Natural. 









Sabtu, 10 Mei 2014

BAGANSIAPI-API MERUPAKAN EKS KOTA PERIKANAN DUNIA




Tugu Utama Kota Bagansiapiapi



Selat Malaka perairan yang sangat strategis dalam ekonomi karena letak geografisnya yang menjadi jalur pelayaran antar negara,  di sekitarnya terdapat kota yang besar dan kekayaan Sumber Daya Alam yang terkadung didaerah tersebut seperti Barang tambang  dan sumberdaya hayati perairan seperti Ikan.   Keadaan ini yang melatar belakangi Kota Bagansiapiapi yang berada dipesisir perairan tersebut berkembang pesat dan menjadi salah satu bandar pesisir yang cukup ramai sebagai pusat perdagangan dan pelayaran utamanya di zaman dulu.

Bagansiapiapi terletak di muara sungai Rokhan merupan Ibukota Kabupaten Rokhan Hilir yang dimekarkan tahun 1999 yang sebelumnya termasuk Kabupaten Bengkalis.   Sekarang  telah berkembang menjadi  sebuah Kota yang cukup maju dengan berbagai sara inprastruktur yang tersaji dengan megah seperti Kantor Bupati, Jembatan Pandamaran, Mesjid Raya, Museum Perikanan, Perbelanjaan di Jalan Perdagangan dan lain-lain dengan berbagai aktipitas perekonomian sebagai penopang perekonomian daerah.   Namun siapa sangka Bagansiapiapi sejak dulu hanyalah kota pemukiman nelayan kecil ini telah merebut hati para  pedagang dan pelaut untuk memusatkan kegiatannya disini, sehingga daerah berawa ini menjadi pusat penghasil dan pemasaran hasil laut dan Pusat Galangan Kapal yang besar di Nusantara. 



Keberadaan Kota Bagansiapiapi berawal dari ketibaan sekelompok Perantau China Fu-Jian yang bertolak dari Sonklak Thailand dengan menggunakan tiga perahu tongkang, dalam perjalanan dua perahu tersebut tersapu badai sehingga yang dapat mencapai daratan hanya satu dengan 18 awak kapal di pimpin Ang Mie Kue, ketika akan mendarat mereka melihat Cahaya terang dari sekumpulan Kunang-kunang (Si api api) sehingga disebut Bagansiapiapi pada tahun 1826 sedang kata Bagan bermakna “ Tempat ”.   Daerah yang terdiri dari hutan berawa ini semakin tahun semakin ramai dihuni para touke-touke untuk mendirikan usaha niaganya, banyak disinggahi para pelintas Selat Malaka dan pedagang yang membawa berbagai produk Nusantara untuk dilanjutkan ke Semenanjung, Indochina, hindia bahkaan sampai ke Eropah begitu juga sebaliknya.

Perkembangan beberapa kota besar di sekitar Selat Malaka dan pertumbuhan penduduk Bagansiapiapi yang menjadi nelayan dan banyaknya Nelayan dari kota di sekitarnya yang memasarkan hasilnya ke daerah tersebut dengan bermunculnya pedagang-pedagang besar kaum China yang mampu mengekspor produk perikanan  keluar membuat bandar ini berkembang dengan sangat pesat, khususnya   dalam perkembangan pemasaran hasil perikanannya berupa Ikan Kering, Ikan Asin, Udang, Terasi dan Kerang hingga tahun 1980an Bagansiapiapi merupakan daerah penghasil Ikan terbesar di Indonesia dan pada Tahun 1928 merupakan penghasil Ikan nomor 2 terbesar di Dunia setelah Kota Bergen di Norwegia.   

Perkembangan Bagansiapiapi menjadi kota Perniagaan perikanan berawal ketika pemerintah Belanda tahun 1900 membangun Dermaga yang besar untuk menandingi dermaga kota yang ada disekitarnya guna mendukung para touke-touke dalam pemasaran hasil mereka keluar dan sebagai pusat perdagangan.    Pada tahun 1934, Bagansiapiapi sudah memiliki fasilitas pengolahan air minum, pembangkit tenaga listrik dan unit pemadam kebakaran sehingga bagi kota sekitarnya  Bagansiapiapi disebut juga sebagai Ville Lumiere atau  Kota Cahaya.



Dimasa kejayaan Kota Bagansiapiapi daerah ini dapat menghasilkan Ikan hingga 150.000 ton pertahun, seiring waktu lambat laun kemampuan produksi semakin menurun seiring dengan penurunan jumlah masyarakat  Nelayan hingga sekarang, awalnya penurunan ini karena kota pelabuhan yang terletak dimuara sungai Rokhan mengalami pendangkalan oleh sedimen air sungai sehingga menyulitkan kapal untuk bersandar   dan pertumbuhan kota  disekitarnya yang makin pesat terutama dalam pengusahaan produk Ikan sehingga semakin berkurangnya hasil perikanan yang dipasarkan dari daerah ini.  Tahun 2003 data Dinas Kelautan Perikanan  menunjukkan Produktipitas Perikanan tangkap 70.000 ton pertahun dan tahun 2004 mengalami penurunan menjadi 32.989 ton,

Hingga ke Masa Kemerdekaan Indonesia,  Bagansiapiapi merupakan pusat Galangan kapal yang cukup besar,  sehingga disebut pusat galangan kapal tradisional terbesar  di Nusantara yang mampu memproduksi Kapal dengan kapasitas hingga 300 ton yang banyak dipesan pelaut Jawa, Maluku, Nusatenggara bahkan India dan Srilangka, setelah itu pertumbuhan industri perkapalan didaerah lain semakin pesat dan sulitnya mendapatkan bahan kayu membuat galangan kapal tak berkembang pesat.
by BakriSupian

Kantor Bupati Rokhan Hilir di Bagansiapiapi


Hidup tidak seperti air didalam bejana,
Hidup penuh dinamika pergolakan bagai air Lautan yang bergelora.




LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...