Selasa, 08 Oktober 2013

1. KAPAL POS APUNG DALAM TELESKOP


(Kisah ini merupakan kumpulan Tajuk  " Anak-anak PerBatasan " khususnya di kawasan Nunukan yang berbatasan dengan Sabah Malaysia tahun 1964-1968 yang saat itu bersitegang dalam konfrontasi Dwi Kora.  Tulisan ini buat Ultah Kab. Nunukan yang ke 14)




Hampir setiap hari kapal patroli kecil Malaysia yang sering kami sebut sebagai Kapal Posapung (sekrg=kapal patroli kecil) Nangkring di perairan depan desa bisa sampai dua kapal berjarak 1 mil dari Pulau  Nunukan dan sering jadi tontonan kami saat bermain di pantai berlumpur sambil menangkap udang, ikan kecil bahkan tempakul kalau – kalau ada yang tersangkut di genangan air saat telah surut, meski sekali kala aku merasa cemas kalau saja kapal Musuh itu melepaskan tembakannya  maka tammatlah riwayat kami yang sedang bermain dan beberapa warga yang berada disekitar sasaran tembakan.

Kegentingan seperti itu bukanlah hal yang mustahil karna saat itu sekitar tahun 1966 an Negara Indonesia tidak menyetujui Kemerdekaan Malaysia dari Penjajah Inggris dan lepas dari Negara Kesatuan RI, peperangan antara dua Negara tidak dapat dihindarkan yang lebih dikenal dengan sebutan Konfrontasi atau Dwi Kora dengan slogan yang cukup  terkenal saat itu GANYANG MALAYSIA GANYANG TUN RAZAK.   Slogan tersebut sudah menjadi nyayian semangat bangsa Indonesia terlebih bagi kami anak-anak perbatasan yang acapkali meneriakkan Yel yel tersebut bila berpapasan dengan tentara atau Sukarelawan yang lagi bertugas.

Karena keseringan bermain di pantai maklum desa kami waktu itu bila dibandingkan dengan kota sekarang tidak lebih besar dari suatu kampung, sehingga tempat bermain sangat terbatas, keadaan ini membuat kami tidak asing dengan Satu bangunan khusus dibagian terdepan Pantai yang dilengkapi dengan teropong pengintai dan tentara satuan  KKO yaitu Pos Jaga.   Sekali waktu aku bersama sahabatku Karim, Sikuluk, Sitambun dan Baco biasanya bermain di Pos jaga terutama bila keadaan tenang dan yang bertugas kami kenal seperti Mas Bambang kalau tidak salah pangkatnya Dua Balok merah.   Di Pos jaga ini kami bermain menggunakan  teropong yang terpasang statip ditempatnya tentu setelah di ajarin Mas Bambang.  Dengan teropong (teleskop) kami dapat melihat kapal Posapung agak lebih besar dibanding  melihatnya dengan mata telanjang, mengapung di laut zona perairan negara Malaysia berwarna putih dengan lambung Biru kehitaman dan berlatar hutan bakau karena dibelakang sekitar 300 m ada pulau berbakau view terlihat lebih beauty, Sering juga terlihat awak kapal mondar mandir dikapal sekali-kali mengeker kearah kami dengan teropong yang selalu menggantung di lehernya,  kalau kalau ada pergerakan yang perlu dilaporkan kemarkas mereka pikirku.

Tak Cukup hanya bermain Teropong di Pos jaga kami juga dapat bermain Senjata yang selalu standby disamping di teropong dan moncong mengarah kelaut dititik  kapal Posapung tersebut,  bagi kami saat mengarahkan bidikan laras senapan ke kapal posapung tersebut seolah-olah  kami sanggup merontokkan kapal musuh kalau saja kami tentara saat itu.   Aku lupa nama senjata itu tapi cirinya dibagian depan ada tripot tempat bersandar senjata, ada semacam Box besi terkunci dan bila terbuka akan keluar semacam rantai besi berisi peluru yang dapat dihubungkan kebagian senjata kalau di aktipkan.

Di Pos Jaga tersebut Selain terdapat Teropong dan senjata  terdapat juga dua meja lengkap kursinya, ada senjata tangan milik petugas jaga yang bergagang Kayu dan didinding tertempel telpon engkol berwarna hitam serta dua Teropong gantung yang biasa juga kami mainkan selalu tersedia di almari.   Untuk bermain disini tentunya kami tidak bisa berlama lama karna itu adalah hal terlarang kalau kami bermain itu tak lebih karena Mas Bambang yang manggil untuk menghilangkan kejenuhan paling lama juga beberapa jam sebagaimana waktu jaga seorang petugas.  Dibelakang Pos jaga terdapat 3 bangunan barak militer salah satunya merupakan tempat kediaman Komandan yang mengepalai operasional Perbatasan se Pulau Nunukan.  

Hal yang sangat menyenangkan saat bermain di Pos Jaga adalah ketika akan Pulang, biasnya kami akan di bekali Gabin Ramsung Tentara satu orang satu bungkus bagi anak desa itu terasa sangat enak sehingga sahabatku Kuluk dan Tambun berkata : “ Gabinnya enak ya Bakri dan Mas Bambang  baik, besok kita main lagi yuk ?” dan aku biasanya menjawab : “ Wah nda bisa setiap hari nanti kita dimarah kecuali dipanggil kaya tadi kalau tidak kita bisa ditembak ”.

by Bakri Supian




Si Tambun anak PerBatasan di kawasan utara,
Meski masih kecil anak PerBatasan memiliki semangat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...