Selasa, 30 Juli 2013
Senin, 29 Juli 2013
SAMARINDA PUSAT PERBELANJAAN KOTA BELANTARA
Mall Lembuswana
Samarinda
yang telah berusia 345 tahun sejak
terbentuknya tahun 1668 di rimba belantara pulau Borneo kini telah
berkembang dengan cukup pesat seiring pembangunan yang telah berjalan selama
ini, Perkembangan pembalakan kayu log dalam berbagai produk mulai dari kayu log,
setengah jadi, Industri playwood dan menjadi produk jadi dan pertumbuhan
pertambangan utamanya Batu bara yang banyak berdiri diseputar Siring Sungai Mahakam yang tak jauh dari Kota
Samarinda serta berbagai produk ekonomi
lain seperti perdagangan, pertanian, perkebunan, industri dan migas disamping memicu laju pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan lainnya, juga menjadi pola pertumbuhan penduduk yang
cukup tinggi terutama dengan besarnya arus pendatang sebagai pencari
kerja. Sehingga tak ayal lagi
pertumbuhan kota Samarinda menjadi kota metro dengan laju pertumbuhan penduduk
yang cukup tinggi sekitar 850.000 an jiwa dengan Luas wilayah 718 km2.
Seiring
pertumbuhan penduduk yang ada dan perkembangan kota satelit yang tumbuh disekitarnya didorong
dari statusnya sebagai ibukota provinsi Kalimantan Timur yang secara otomatis pusat pemerintahan, perekonomian dan perdagangan membuat Kota Samarinda tumbuh sangat pesat sebagai pusat perbelanjaan masyarakat yang sangat representatip baik bagi masyarakat Samarinda sendiri maupun
masyarakat yang datang khusus dari
kota-kota satelit disekitarnya seperti Bontang, Sangata, Tenggarong dll dan yang datang
dari pedalaman, perbatasan dan daerah terpencil lainnya di Kalimantan timur dan
Kalimantan Utara yang jauh dibelantar Hutan sana, sehingga memacu pertumbuhan Samarinda
sebagai satu Kota dibelantara Rimba yang
sangat enjoy untuk jadi Kota Shoping atau perbelanjaan, hal ini tentunya dapat
terlihat seiring dengan pertumbuhan
pusat perbelanjaan yang ada di Samarinda saat ini dengan penyedian barang yang lengkap..
Pertumbuhan
pusat perbelanjaan di Samarinda berawal dari pusat perbelanjaan Tradisional
dengan kondisi seadaanya kemudian menjadi pusat perbelanjaan modern yang mulai
berkembang sejak tahun 1987 dan hingga kini terus bertumbuh dengan pesat,
beberapa pusat perbelanjaan yang sangat pesat dikunjung di Samarinda
:
Citra Niaga,
Komplek perbelanjaan yang terletak Jalan
Cintra Niaga diresmikan 27 Agustus 1987 Gubernur Kalimantan Timur Soewandi dan telah memperoleh Agakhan Award dari
Mesir 15 oktober 1989, pusat
perbelanjaan bertipe beberapa Blok dan dalam satu blok terdapat
beberapa ruko sehingga asik untuk berbelanja sambil rekreasi. Disini
anda dapat bebelanja dengan mudah untuk
mendapatkan kebutuhan sehari seperti Cinderamata, pakaian, elektronik, sarung
khas Samarinda, onderdil kendaraan, buku dll, di sebelah barat berbaris ruko Toko Emas dan
disebelat timu terdapat toko Swalayan dengan berbagai merek busana.
Mesra Mall,
pusat perbelanjaan berlantai 4 dengan elevator di jalan
Abul Hasan dengan Indo market, Matahari, Gramedia dan Mesra book store
beberapa lebel bermerek yang menghiasi stand di dalam serta banyak stand lain
yang menghiasi setiap lantai dan pada lantai ke 4 tersedia tempat kuliner dan mainan anak-anak. Tidak jauh dari sini terdapat Pasar Pagi
sebagai satu pusat perbelanjaaan sayur mayur masyarakat Samarinda yang telah
ada sejak dulu.
Lembuswana
Mall di jalan Jend. S. Parman dibangun tahun1998, merupakan komples perbelanjaan yang bertipe kumpulan beberapa blok
perbelanjaan, Blok utama perbelanjaan berlantai 4 terletak tengah antara lantai dihubungkan dengan elevator dan tangga manual, dibagian
depan terdapat patung Lembuswana yang
merupakan replika hewan perpaduan Lembu, Gajah dan Garuda berwarna keemasan
, Pusat perbelanjaan ini menyediakan
beberapa stand perbelanjaan dengan merek terpercaya seperti Matahari Departmen store,
Gramedia, Gajah Mada, Food Mart, Samsung,
Kentucky Fried Chisken, Texas Fried Chidken, Adidas, Bata, Hadiswarno salon, Optik Melawai,
Optik Seis, Optik Tunggal dll. Jika anda lelah dapat menuju lantai 3 dengan elevator yang menyediakan banyak stand Kuliner yang memuaskan
dan Bagi yang berkendaraan pribadi jangan khawatir karena tersedia area parkir
yang selesa, Telp. 0.541 – 749925, 752553
Indo market,
Jalan Wahab Syahranie, sebagai pusat perbelanjaan kebutuhan rumah tangga utamanya keperluan dapur dengan produk bermerek yang terpercaya kwalitasnya dan selalu dalam kontrol kwalitasnya, jika
anda datang sendiri jangan bingung tinggal menjorong trolli yang
tersedia didepan sehingga beban jadi hal yang menyenangkan. Di Lokasi ini juga tersedia daerah parkir
kendaraan yang cukup luas.
Samarinda Square
Samarinda Square, Pusat
perbelanjaan di Jalan Ahmad Yamin dapat menjadi satu daftar kunjungan untuk
shoping anda bersama keluarga dengan harga yang sangat murah dengan penyedian
barang yang berkelas serta suasana belanja yang lebih mesra, dari sisni anda tidak jauh dapat mencapai arena olah
raga samarinda yaitu Stadion Sempaja Samarinda.
Samarinda Center
Plaza, letak yang strategis di
perempatan dengan jalan utama Jalan Pulau Irian. Menyediakan stand penjualan yang terkenal
seperti Ramayana, Mc’Donalds, Starbuck
Coffe, Bioskop 21, Gramedia, Pizza Hut, Adidas, Bata, Hadisuwarno Salon, Bread life dan
optic dengan harga yang berpatutan, jika anda peminat kuliner mungkin
tempat ini patut anda kunjungi.. Model Plaza satu bangunan berlantai lima yang dihubungkan dengan Lip, elevator dan tangga manualserta memiliki arena parker tersendiri disetiap lantai plaza. Tak jauh dari sini berdiri Hotel Aston yang
megah.
Nuansa Plaza Jln
Untung Suropati Karang Asam Ulu Samarinda dari sini tidak jauh
terletak
terminal angkutan darat luar kota Sei Kunjang yang menghubungkan
Samarinda dengan kota disekitarnya bahkan Kota-kota di Kalimantan dengan
angkutan darat, pusat perbelanjaan ini khusus untuk kebutuhan
barang elektronik dengan barang yang cukup lengkap di Samarinda dengan
berbagai merek dan harga
relatip bersahabat serta kemudahan berupa tangga elevator, Come on.
Plaza Mulia,
Plaza
Mulia Pusat perbelanjan yang terletak di
pusat Kota di Jalan Pahlawan, di sekitarnya terdapat Hotel Mesra,
Stadion Segiri, Kantor Gubernur, Kantor Kotamadya Samarinda dll. Pusat perbelanjaan ini berlantai lima
menyediakan beberapa stand usaha bermerek yang ternama seperti Matahari,
Samsung, Optik SEIS, Bata, Bread Life,
Pizza Hut, Samsung, Adidas, Adisuwarno Salon dll, dilantai dasar terdapat Hypermart market dengan
sistem swalayan yang menyenangkan. Area
parkir terletak di belakang setiap
lantai bangunan.
Segiri
Grosir samarinda (SGS) pusat perkulakan barang
garmen yang ramai di datangi
pembeli yang umumnya datang dari kota Samarinda dan dari kota
sekitarnya bahkan dari kota di pelosok pedalaman Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara. Di lantai dasar menjadi sentral sayur mayur cukup besar yang bahannya di pasok baik
dari samarinda, Kota sekitarnya bahkan dari luar Samarinda seperti Sulawesi dan
Jawa. SGS terletak di jalan DR. Soetomo
dan berdiri persis di pinggir sungai Karang Mumus.
Pasar Pagi, Merupakan
pusat perbelanjaan untuk keperluan dapur sehari –hari seperti Rempah, sayur mayur, buah-buahan,
ikan dan Daging dengan harga sangat menjangkau.
Terletak dijalan Pasar pagi tidak jauh dari tepi Sungai Mahakan dan termasuk
pasar tertua di kota Samarinda.
Big Mall Jln
Untung Suropati masih dalam tahap
pembangunan yang akan menjadi Pusat perbelanjaan terbesar di Kota Samarinda berdiri tepat di sisi Sungai Mahakam.
Kawasan Ruko
di Jalan Abul Hasan – Agus Salim dan
sepanjang Jalan Pemuda Samarinda, dapat menjadi alternatip bagi anda yang akan
shoping di Kota Tepian tersebut. Di
SETIAP Ruko menyediakan berbagai keperluan dari jajanan hingga automotip tersedia disini,
mungkin yang anda butuhkan akan anda temukan disini, jika lelah banyak ruko disini menyediakan
kuliner khas yang aduhai bila dinikmati sambil menyaksikan kepadatan lalu
lintas dijalanan. Kawasan Perbelanjaan
Jalan Abul Hasan dan Agus Salim merupakan pusat perbelanjaan Kota Samarinda
yang tertua..
Untuk mendapatkan
oleh-oleh jajanan khas Samarinda seperti
berbagai Amplang dan kueh-kueh Samarinda kita dapat menyisiri kawasan
tepi sungai Mahakam sambil menikmati kesibukan kapal-kapal yang melintas disungai di Jalan Slamet
Riyadi dan Jalan Antasari harga cukup murah.
byBakriSupian
Samarinda Center Plaza
Ikan
pesut si lumba-lumba air tawar yang setia,
Jika ingin
shopping yang menyenangkan datanglah ke Samarinda.
Selasa, 23 Juli 2013
GOWEIS PERBATASAN, GO TO BINUSAN WATERFALL
Goweiiis
PerBatasan kali ini adalah menempuh perjalanan to Binusan Waterfall Nunukan PP
sejauh 24 km melalui jalur Ringroad Barat menyusuri tepi pantai dan bakau serta
pulang melalui jalur Puncak SeiFatimah di ketinggian 150 m dpl. Sabtu, 22 Juni 2013 pagi hari jam 08.30
keluar rumah lengkap goweis wear Helm, Kacamata, rangsel dan Kamera serta Boxer Wim Cycle perlahan
menuju arah Alun-alun kota Nunukan, setelah mendaki di pasar Pagi sampailah di
Alun-alun di depan Warung gelora untuk memesan satu bungkus nasi Kuning seharga
Rp 10.000 lalu menyusuri jalan Ahmad
Yani dan Bhayangkara yang penuh dengan pertokoan karena sebagai jalur pusat kota dan di depan Supermarket
ALASKA berhenti untuk membeli Minuman Mizon 2 botol, Teh Botol dan roti so semua masuk kerangsel . Tak lama kemudian sayapun telah meluncur di
jalan Pahlawan melewati makam Pahlawan tempat para pahlawan yang terdiri dari
KKO dan Sukarelawan yang gugur saat
Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun
1967 karena ketidak setujuan Indonesia bila Kalimantara Utara (Sabah dan
Serawak) masuk dalam Negara persekutuan Malaysia.
Melewati 300 m Jln Tanjung yang merupakan Kampung tertua di Kota Nunukan
lalu memasuki kampong SeiMantri di atas laut sebuah kampong suku Tidung dan
beberapa suku bugis yang merupakan Nelayan, dengan
rumah yang umumnya terbuat dari
Kayu, dengan sesekali mengerem
basikalpun menuruni perbukitan kecil hingga berada diatas jembatan jeramba selebar 1,5 m sebagai penghubung antara rumah dan sebagian telah disemenisasi terbuat dari kayu ulin Tak
lama kemudian terlihat kesibukan ibu-ibu nelayan membersihkan rumput laut diatas jeramba Pasca panen (penjemuran) mereka
aseluas 4x7 m dan beberapa lelaki sibuk menaikkan rumput laut dari perahu ke
tempat penjemuran. Membelok kekiri lewat didepan Mess Kecamatan Nunukan sekitar 200 m sampailah di jalur RingRoad yang masih berupa pengerasan. RingRoad jalur barat ini sebagian beasar
telah beraspal dengan beberapa rumah nelayan dan dikanan jalan dihiasi hutan bakau, Nipah, perahu
nelayan dan kebun rakyat, tanpa terasa
sayapun berada di Ujung jalan tersebut
yaitu di belakang RSUD Kabupaten Nunukan di Kampung SeiFatimah yang juga
merupakan perkampungan suku asli Nunukan bermata pencaharian sebagai Nelayan
dan pekebun. Setelah Berpoto di Plang
Bertuliskan arah ke Desa Binusan yang berjarak 3 km di simpang tiga, Kemudian
Cabut lagi menuju Binusan di perjalanan beraspal ini terlihat Kawasan sawah
yang luas, Pembibitan ikan, kebun rakyat, Kantor Kodim, serta Bakau, Nipah dan Tambak.
Memasuki
Desa Binusan dengan kaki yang agak penat mengayuh, melalui SD dan SMP 3 sebenarnya harus lurus
tapi kata teman di sebelah kanan tak jauh dari situ ada Pasar rakyat jadi saya
putuskan belok kanan, ternyata jalan masih
dalam perbaikan sampai di Pasar Binusan yang berada di siring Sungai Binusan terlihat
bebarapa kesibukan pembeli dan nelayan mengangkat tangkapannya dari perahu ke
pasar dan menyempatkan diri untuk berphoto pada seorang bocah dari Kampung
Tanjung Cantik didepan sana. Melewati Desa Binusan yang merupakan desa Budaya Kabupaten Nunukan dengan keunikan
etnik Budaya suku Tidung, yang berpropesi sebagai nelayan dan petani sehingga
sepanjang jalan terlihat Penjemuran Rumput laut, Jaring tergantung, perahu dengan mesin Ketintingnya
yang belum di lepaskan, sawah dibelakang rumah, serta Pohon Ellai, Langsat,
Rambai, Taerap, Mangga menghiasa halaman dan kebun mereka, tapi semua jalan
sudah beraspal diujung kampung terdapat lapangan sepak bola dengan podium yang
dapat menampung sekitar 400 penontong, kemudian sebuah kolam dam seluas 150 x
100 meter buat air irigasi pertanian di sini berpoto sejenak sambil 6 anak desa lagi berenang di kolam tersebut.
Sesampai di
areal kebun raya Binusan saya tidak langsung masuk tapi menolak si Boxer ku
menaiki jalan cukup menanjak dari tanah sejauh 300 m, mengitari kawasan perkebunan Sawit disitu dan dari sini terlihat Landscap berupa
laut, kawasan sawah Desa Binusan dan bertemu petani sawit yang sedang meracun
rumput , setiba di jalur awal tadi kali
ini saya mencoba mengitari dari jalan bertanah di sebelah kanan kalau tadi langsung mendaki tapi ini langsung
menukik turun tajam dan melewati jembatan kayu
Sungai dari WaterFall Binusan tersebut dan menemukan tanjakan yang di
kelilingi pohon sawit yang mulai berbuah mungkin berusia 4,5 tahun karena
tujuan utama adalah Air terjun maka saya harus kembali tapi berpoto dulu,
setelah berpoto lewat dua bule Jorman dengan rangsel dari penjelasannya bahwa
jika terus akan tembus Nunukan melewati Kampung
Tator.
Memasuki Kawasan
Kebun Raya Binusan berpagar besi terlihat beberapa muda mudik lagi berehat, setelah menyeberangi jembatan ulin sepeda saya
sandarkan disamping tempat duduk tempat
istirahat yang beratap dari semen, kemudian
menikmati air terjun pertama dengan kolam kecil 6 x 10 meter, dikawasan ini bayak tempat
duduk, WC, kamar Ganti dan bangunan tempat istirahat. Menaiki
tangga mendaki bukit kecil untuk menuju
Air terjun utama yang berada lebih
kedalam dengan air terjunnya setinggi 6 m,
setelah puas berpoto saya lanjutkan mengitari sebagian kecil tapak
jelajah kebun raya ini yang berupa
semenisai seluas 60 Cm diapit pohon-pohon hutan tropis, Pandan dan rotan. Setelah makan bekalan dari Alun2 tadi
kemudian mandi sebentar di Kolam dan istirahat sejenak maka Back to Nunukan lagi
perjalanan akan sama ketika dari di Kampung SeiFatimah Tadi kemudian kekanan
menempunh jalur poncak perbukitan Sei Fatimah.
Disimpang
tiga SeiFatih belok kekanan mendaki cukup nanjak mungkin kemiringan 70 derajat
sejauh 400 meter sudah beraspal terpaksa berjalan mendorong sepeda karena agak
letih dan tak mungkin Paith lagi, dipuncak baru saya kayuh lagi basikalku sambil
menyaksikan Landscap yang indah berupa laut, perkebunan dan hutan pantai, melewati beberapa pendakian-pendakian kecil akhirnya sampai di simpang tiga RSUD Kab. Nunukan kemudian belok kanan dan
melewati kebun buah-buahan rakyat setelah menuruni bukit cukup tinggi mungkin
ini tanjakan ke 4 tertinggi di P. Nunukan sampailah di stadion SeiBilal kemudian dengan keletihan berat tiba di
Alun-alun Nunukan Jam 13,00 ditutup dengan minum Es Campur di Warung Bakso
Mangga Dua.
by Bakri Supian
Pohon Rambai
Pohon Cempedak berbaris disiring Jalan,
Meski letih
berkucur keringat terbayar indah melalui berbagai pengalaman.
PENABUR BENIH MENUAI BADAI
Rangkong memiliki peran yang amat
penting dalam tiap detak jantung Bumi.
Tetes air terakhir baru terjun dari
langit. Uap putih membubung keluar dari lantai hutan, menembus sela-sela
ranting dan dedaunan. Gunung Batuangus menjulang di kejauhan, berpayung mega
pada puncaknya. Merpati hutan terbang beriringan di atas tajuk hutan di seberang
Toka Tamboansela, Bitung, Sulawesi Utara.
Saya menekuk kaki rapat-rapat. Tak ada cukup tempat di atas empat lembar papan yang membentuk bidang satu kali dua meter ini untuk menyamankan badan. Selain saya dan Reynold, fotografer, tempat ini disesaki tas, tripod, kamera, juga tali yang berseliweran mengamankan alat serta badan.
Saya mengintip melalui sela alas yang ditopang rangkaian pipa besi. Kami ada di ketinggian setara dengan empat lantai gedung bertingkat, tepat di bibir lembah. Jantung saya berdegup kencang saat memanjati pipa nan licin.
Matahari merayap ke atas kepala. Saya yang kepanasan mencoreti buku saku sembari sesekali melepas pandangan di antara lembaran ponco yang menutup rapat atas menara. Tiba-tiba suara samar tertangkap telinga. Bagi saya seperti gonggongan anjing: Guk!.. guk!... guk!... Tak lama kemudian, suara berat kepak sayap: wug… wug… wug… datang dari puncak lembah.
Akhirnya tiba juga satwa yang kami tunggu-tunggu. Sepasang julang sulawesi hinggap di pohon ara yang berhadapan dengan menara. Burung berlabel nama latin Aceros cassidix ini meloncat dari satu dahan ke dahan lain. Si jantan mencapit buah dengan paruh, sementara sang betina menghilang di balik dahan dan rimbun daun.
Kadang mereka berdiam, lalu kembali sibuk dengan buah yang berkilau kemerahan. Bisa jadi, orang memandang satwa ini sama seperti semua burung yang hidup di hutan. Padahal, rangkong punya jasa yang besar dalam setiap detak jantung bumi.
“The real carbon superhero adalah rangkong,” tegas Yok Yok Hadiprakarsa, peneliti yang mendalami rangkong sejak 1999. Sekitar 90 persen makanan rangkong adalah buah, sementara sisanya adalah satwa-satwa kecil yang menjadi sumber protein, terutama kala sang betina bersarang.
“Disebut seperti itu karena sebagai pemakan buah, fungsi ekologi utamanya adalah pemencar biji. Dengan begitu, rangkong menjaga kesehatan hutan,” papar pria yang mendapatkan gelar Master of Science dari University of Georgia di Amerika Serikat ini dengan bersemangat. Tidak ada satwa lain yang seefektif satwa ini dalam menyebarkan biji di seantero hutan. Karena selain memiliki ukuran tubuh yang besar, daya terbangnya pun jauh. Hal ini yang membuat rangkong berbeda dari burung lainnya.
Saya menekuk kaki rapat-rapat. Tak ada cukup tempat di atas empat lembar papan yang membentuk bidang satu kali dua meter ini untuk menyamankan badan. Selain saya dan Reynold, fotografer, tempat ini disesaki tas, tripod, kamera, juga tali yang berseliweran mengamankan alat serta badan.
Saya mengintip melalui sela alas yang ditopang rangkaian pipa besi. Kami ada di ketinggian setara dengan empat lantai gedung bertingkat, tepat di bibir lembah. Jantung saya berdegup kencang saat memanjati pipa nan licin.
Matahari merayap ke atas kepala. Saya yang kepanasan mencoreti buku saku sembari sesekali melepas pandangan di antara lembaran ponco yang menutup rapat atas menara. Tiba-tiba suara samar tertangkap telinga. Bagi saya seperti gonggongan anjing: Guk!.. guk!... guk!... Tak lama kemudian, suara berat kepak sayap: wug… wug… wug… datang dari puncak lembah.
Akhirnya tiba juga satwa yang kami tunggu-tunggu. Sepasang julang sulawesi hinggap di pohon ara yang berhadapan dengan menara. Burung berlabel nama latin Aceros cassidix ini meloncat dari satu dahan ke dahan lain. Si jantan mencapit buah dengan paruh, sementara sang betina menghilang di balik dahan dan rimbun daun.
Kadang mereka berdiam, lalu kembali sibuk dengan buah yang berkilau kemerahan. Bisa jadi, orang memandang satwa ini sama seperti semua burung yang hidup di hutan. Padahal, rangkong punya jasa yang besar dalam setiap detak jantung bumi.
“The real carbon superhero adalah rangkong,” tegas Yok Yok Hadiprakarsa, peneliti yang mendalami rangkong sejak 1999. Sekitar 90 persen makanan rangkong adalah buah, sementara sisanya adalah satwa-satwa kecil yang menjadi sumber protein, terutama kala sang betina bersarang.
“Disebut seperti itu karena sebagai pemakan buah, fungsi ekologi utamanya adalah pemencar biji. Dengan begitu, rangkong menjaga kesehatan hutan,” papar pria yang mendapatkan gelar Master of Science dari University of Georgia di Amerika Serikat ini dengan bersemangat. Tidak ada satwa lain yang seefektif satwa ini dalam menyebarkan biji di seantero hutan. Karena selain memiliki ukuran tubuh yang besar, daya terbangnya pun jauh. Hal ini yang membuat rangkong berbeda dari burung lainnya.
By Titania Febrianti
National Geographic Indonesia
Edisi Agustud 2013
Burung Rangkong Hinggap didahan pohon Ara,
Hidup yang Indah memerlukan kesamaan hati para warganya.
Sabtu, 20 Juli 2013
KIJANG KUNING SEBAGAI EKONOMI KREATIP AGROKOMPLEKS DI KAWASAN PERBATASAN
Muntiacus atherodes binatang endemik
Kalimantan biasa disebut Kijang Kuning Kalimantan bahasa Inggrisnya Bornean
Yellow muntjac banyak tersebar dihutan dan semak di Kalimantan seperti di peg.
Meratus Kalsel dan habitat sepanjang Kawasan Perbatasan Kabupaten Nunukan
seperti krayan, Lumbis dan Sebuku, karena status perburuan dan lahan yang
semakin menyempit maka keberadaan satwa ini semakin sulit ditemukan sehingga
IUCN sejak tahun 1996 menetapkannya dalam status Least Concern (Resiko Rendah).
Kijang kuning kalimantan memiliki
ciri, bulu bagian punggung berwarna
merah kekuningan dengan kepirangan di
sepanjang bagian tengah terutama tengkuk,
bagian bawah (perut) pucat kekuningan atau oranye agak keputihan dan
Ekor bagian atas coklat gelap dan kuning kecil 14-20 cm. Tubuh ramping dengan tinggi bahu 50
cm, panjang dari kepala ke badan (min ekor) 86-92 cm dengan berat 13,5-17,7 kg.
Kijang kuning kalimantan memiliki Ranggah yang tidak bercabang dengan panjang
1,6-4,2 cm dan panjang tangkai tanduk 6,5-8,7 cm.
Muntiacus atherodes merupakan hewan
diurnal (aktif di siang hari), mempunyai masa kehamilan sekitar 7 bulan dengan
satu anak ketika melahirkan. Anak kijang akan diasuh induknya hingga usia 2
bulan, kijang muda ini akan mengalami kematangan seksual saat menginjak usia 6
– 12 bulan. Ketika masih kecil tahun 1969an saya sering menikmati Daging Kijang
Kuning Kalimantan dalam bentuk Rendang dan Dendeng hasil buruan Bapak Dominicus
Duran dihutan Pulau Nunukan namun sekarang hal itu sudah mustahil, tapi bila
kepingin kita dapat menemukannya di Kecamatan Sebuku Tulin Onsoi baik hasil
buruan maupun hasil penangkaran masyarakat.
Klasifikasi
ilmiah: Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Mammalia. Ordo:
Cetartiodactyla. Famili: cervidae. Genus: Muntiacus. Spesies: Muntiacus
atherodes.
Guna Memanfaatkan potensi Kijang
Kuning sebagai sarana pendukung peningkatan ekonomi dan membuka lapangan usaha
bagi masyarakat perbatasan dan untuk mendukung konservasi keberadaan Kijang
Kuning Kalimantan di Kawasan PerBatasan Nunukan dari kepunahan maka Pemerintah
Daerah Kabupaten Nunukan mengagas Kegiatan “ KIJANG KUNING SEBAGAI SASARAN
PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF MELALUI KEGIATAN
AGROKOMPLEKS UNTUK PRODUK UNGGULAN NUNUKAN “.
Visi,
Kabupaten Nunukan memiliki beberapa Produk unggulan dari Agroindustri dan
Agrowisata Kijang Kuning. Kegiatan ini
akan membentuk satu kawasan Agrokompleks sebagai :
1. Pemenuh
kebutuhan hidup masyarakat
2. Motor
pertumbuhan ekonomi perbatasan
3. Terbentuknya
wahana habitat yang aman bagi Kijang Kuning
4. Wahanan
peningkatan tehnologi daerah
5. Wahana modernisasi kehidupan dan wawasan budaya
masyarakat dalam pemanfaatan Kijang Kuning sebagai usaha
6. Penopang
pertahanan Negara dan rasa aman masyarakat.
Arah dan
Bentuk Pengembangan Ekonomi Kreatif Agrokomplek Kijang Kuning :
A. Budidaya/Peternakan
Kijang Kuning
-Pengembanagn peternakan Kijang Kuning
melalui kelompok-kelompok ternak.
-Setiap kelompok ternak
memilik 5 orang peternak dengan luas lahan 0,25 Ha
-Keseluruhan Kelompok
ternak 100-200 kelompok.
B. Pengolahan
dan Pemasaran Produk Agroindustri Kijang Kuning
-Pengolahan dan Pemasaran oleh Pengusaha dan
Perusda
-Produk olahan meliputi Daging
Kijang Segar Beku, Rendang Kaleng, Tepung Kijang
dan Minyak Kijang
-Pemasaran Produk olahan
Kijang untuk pasar regional dan ekspor
C. Agrowisata
berburu Kijang Kuning yang Ramah Lingkunam
-Luas
lahan perburuan minimal 75 Ha
-Sistem
berburu dengan pola tradisional (sumpit) dan modern (senapan bius)
D. Wisata
Hutan Kota dengan Kijang Kuning
-Mengisi
hutan kota yang telah ada dengan satwa Kijang Kuning untuk tujuan wisata
E. Wisata
Kuliner Kijang Kuning Kalimantan
-Membangun
rumah-rumah makan yang menyajikan aneka masakan Kijang kuning soporti Kijang
Bakar, Sate Kijang, Soup Kijang, Rendang Kijang, Gulai Kijang, Dendeng Kijang
dll
F. Industri
Olahan Produk Intermediat Tepung Kijang Kuning
-Mengolah
Tepung Kijang menjadi Kerupuk Kijang Kuning, Biskuit kijang dan Cracker Kijang Kuning.
G. Industri
Kerajinan dan Souvenir Kijang Kuning
-Menjadikan
Kijang Kuning sebagai suatu mascot di Kab. Nunukan
-Membuat
kerajinan dan Souvenir Kijang Kuning seperti Patung Kijang, Gantungan Kunci
dll.
H. Industri
Konveksi
-Membuat
kaos, sal atau kain yang bergambarkan Maskot Kijang Kuning dll.
Kegiatan ini diarahkan untuk melibatkan
Pemerintah, Perusahaan, Pengusaha dan masyarakat untuk terlibat bersama dalam
berperan aktip membangunan satu pola ekonomi kreatip agrokomplek dari Kijang
Kuning sehingga dapat menumbuh kembangkan kemajuan ekonom di wilayah perbatasan
Nunukan dengan memanfaatkan semua peluang usaha yang mungkin dikembangkan tanpa
harus menghilangkan kebiasaan atas kenikmatan Kijang Kuning, namun masih tetap
peduli dengan keberadaan tersebut karena akan menempatkan pola usaha yang ramah
lingkunan dan care terhadap kelestarian
hidup Kijang Kuning.
by Bakri Supian
Kijang
Kuning yang lincah menyelinap di semak hutan,
Ekonomi kreatip menciptakan lapangan usaha baru dalam
perekonomian.
Langganan:
Postingan (Atom)
LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!
NusaNTaRa.Com byBatiSKambinG, R a b u, 2 0 N o p e m b e r 2 0 2 4 Tempat Pengelola...
-
NusaNTaRa.Com byFarhaMTukirmaN, R a b u, 2 0 M a r e t 2 0 2 4 Lembah Ranukumbo...
-
NusaNTaRa.Com byIndaHPalloranG, K a m i s, 1 6 M e i 2 0 ...
-
NusaNTaRa.Com byKariTaLa L A, K a m i s , 0 8 A g u s t u s 2 0 2 4 ...