Jika sempat berkunjung kesuatu perkampungan
ditengah hutan tropis di desa Distrik Kaibar, Kabupaten Mappi Prov. Papua
mungkin anda akan heran atau setidaknya akan bertanya dalam hati jika melihat
sebuah rumah berada diatas pohon dengan ketinggian dapat mencapai 70 meter,
dengan pertanyaan Apakah ini Rumah Manusia ? tapi kok tinggi diatas angkasa
sana pada hal disini banyak tanah kosong dipenuhi semak ! atau Apakah ini rumah
Hewan (Monyet kali) ? tapi kok bila
melihat struktur rumah ini sangat rapi, tidak mungkin buah karya hewan !.


Suku Korowai disebut juga suku
Kolufu dengan bahasanya Awyu-Dumut salah satu rumpun Trans-Nugini, merupakan salah satu suku Kanibal yang
tersisa di daratan Papua tenggara dan merupakan satu-satunya suku Papua yang tidak
menggunakan Koteka melainkan
rumput-rumputan, yang menghuni kawasan hutan berawa dengan keluasan 700 km
persegi diantara dua sungai besar. Pertama
kali ditemukan oleh misionaris
Kristen asal Belanda tahun 1940, Populasinya
saat itu diperkirakan 7.500 jiwa.
Keberadaan Rumah adat Suku Korowai atau Rumah pohon terancaman punah
sejak pemerintah mengajak mereka untuk mengikuti program Resettlement atau pemukiman
baru seperti di kawasan Yaniruma tepi sunai Becking, Basman, Mabul tepi sungai
Eilarden dll sekitar tahun 1980 meski awalnya mereka Akan kembali tapi lama
kelamaan mereka dapat beradaptasi dengan kehidupan baru sehingga ada yang
bertahan. Sehingga sebagian tokoh Papua
dan para Ahli menyayangkan jika tradisi Rumah Pohon ini sampai punah total
mengingat bahwa Rumah Pohon mempunyai ikatan moral dan megis dengan kehidupan
mereka untuk itu perle satu pemikiran menciptakan bentuk pemukiman yang dapat mengaplikasi
nilai leluhur tersebut.
Bagi Suku Korowai memakan daging
makan daging sesame manusia bukanlah hal yang asing bagi mereka setidaknya itu
dahulu kala sebelum mereka berbaur dengan kehidupan modern, namun dari beberapa
tokoh adat Korowai memakan manusia bukanlah sembarangan tetapi merupakan satu
kearifan local tersendiri dalam arti penegakan norma lahir dan bathin yang
mereka panut, seperti mereka akan memakan Daging warga atau orang yang
merupakan musuh yang mengganggu ketertipan hidup, Pembunuh keji, Pelaku
kejahatan yang keras dan ahli sihir yang disebut khuakhua dengan keyakinan bahwa memakan daging mereka akan akan
membunuh roh Jahat sehingga tidak berkembang di daerah mereka dan mereka akan
kebal dari ilmu hitam/sihir tersebut. Disamping itu makanan utama keseharian mereka
adalah berbagai hasil buruan seperti Babi, Rusa, Ikan, Buaya, Monyet, Sagu,
Pisang, Ubi-ubian dan lain-lain baik yang dihasilkan dari berburu atau yang di
pelihara.
By Bakri Supian
Burung Cenderawasih burung Kasuari tinggi
melintasi Langit,
Bumi bukan untuk dikuras namun
diberdayakan biar hidup lebih nikmat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar