Senin, 11 Maret 2013

Sekarang Produksi Kedelai 800 ribu ton Zaman Pak Harto mencapai 2 Juta Ton


Masih ingat  kisruh kedelai tahun-tahun terakhir ini, kisruh soal harga kedelai mahal yang membuat para  perajin tempe    dan tahu menjerit ? Produksi kedelai di Indonesia turun sementara kebutuhan  meningkat,  sehingga terpaksa  harus  bergantung pada impor.

Berbeda dengan zaman Presiden Soeharto yang saat itu bisa memproduksi kedelai di atas rata-rata hingga 2 juta ton per tahun, sekarang Indonesia hanya mampu memproduksi 800 ribu ton kedelai per tahun, ujar Pengamat dan pakar Bustanul Arifin.

Menurut dia, semasa pemerintahan Soeharto dulu, pemerintah melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bernama PT Patra Tani yang merupakan anak usaha dari Pertamina, ikut andil dalam peningkatan produksi tanaman kedelai. Sehingga produksi kedelai terus melimpah tanpa perlu bergantung pada impor.

Melalui campur tangan pemerintah itulah kendala biaya yang tinggi untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai bisa ditanggung oleh pemerintah, tanpa harus merugikan petani.
Mungkin dengan memberikan Subsidi terhadap beberapa kebutuhan pengolahan, Insentip diberikan bagi terkait produksi kedelai tersebut serta dukungan pemasaran yang langgsung dari pemerintah.

Bustanul mencontohkan, pada 1984 di daerah Prabu Mulih, Sumatera Selatan dekat dengan Palembang, terdapat lahan kedelai yang sangat luas. Lahan itu bisa menghasilkan kedelai hingga di atas rata-rata produksi kedelai nasional, kira-kira sekitar 1,6 juta hingga 2 juta ton per hektar.


"Kalau zaman Pak Harto ada penyuluhnya dari PNS dan dibayar oleh negara. Selama ini kan petani tidak mau nanam karena merasa tidak untung. Waktu itu kita mampu, masa sekarang kita enggak bisa," tegasnya.
   Untuk itu, Bustanul mengatakan, perlu adanya campur tangan BUMN untuk membantu meningkatkan produksi kedelai dalam negeri.

"Perlu pengembangan kawasan hortikultura seperti pada zaman Soeharto. Perlu dikelola BUMN dan diberikan penyuluhan dan dikelola menggunakan uang negara," cetusnya.  Seperti program  " FOOD REAL ESTATE " yang dikembangkan dibeberapa daerah yang mampu meningkatkan produksi pangan khususnya Padi sehingga menjadikan daerah tersebut sebagai daerah swasembada pangan, namun tentunya dengan tetap mengembangkan intensifikasi dan ekstensipikasi pertanian sebagai inti pendukung peningkatan produksi tersebut.
Dewi Rachmat Kusuma - detikfinance













Kacang Kedelai di bawah dari negeri Langkat,
Meningkatkan Ketahanan Pangan menguatkan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...