Ikan terbang
atau flaying Fish termasuk ikan dengan
nilai ekonomis cukup baik, jika ikan
biasa harga 1 kg seharga Rp 15.000 maka
ikan terbang mencapai harga Rp 45.000 –
Rp 80.000, sedang harga telur ikan terbang mencapai Rp 100.000 – Rp 1.500.000 per kg nya sehingga tidak
mengherankan bila produksi perikanan ini menjadi buruan nelayan bahkan dengan
perahu kecil seperti Sandek nelayan Pinrang, Mandar dan Takalar berbekal
Gillnet permukaan dan Rumpon mereka
turun melaut, sehingga hampir semua wilayah penangkapan ikan terbang
mengalami over fishing.
Ikan terbang termasuk ikan pelagis perenang cepat diperairan subtropiks dan tropis yang jernih dan
kaya akan plankton. menyenangi cahaya di malam hari dan mampu melayang diudara sejauh 50 meter karena memiliki sirip dada atau vectorial yang panjang dan
lebar, biasanya disebabkan oleh kejaran pemangsa
seperti ikan-ikan predator Mackerel, Tuna, Swordfish,Cakalang dan Marlin, tapi
dengan bentuk tubuhnya yang aerodinamis
maka pergerakan tubuh yang baik dapat membuat kecepatan 70 km/jam dan penggunaan
posisi gelombang atau arus saat melesat dari dalam air ikan ini dapat meluncur di udara sejauh 400
meter. Diperkirakan ada 18 spesies Ikan Terbang yang ada di Indonesia namun yang teridentifikasi 13 spesies (Hutomo et al, 1980), Nessa et al, 1977 di Selat Makassar dan Laut
Flores menemukan spesies Cypselurus oxycephalus, C. oligolephis,
C. poecilopterus, C. altipennis, C.
speculiger, C. caphisthopus, C. nigricans, C. swainson, Cypselurus sp,
Evolantia micropterus dan Proghnichthys sealei.
Bentuk tubuh bulat memanjang mampet dibagian tengah samping dengan panjang
tubuh 3,4-4,1 kali panjang kepala atau 18 Cm. Bagian
atas tubuh berwarna gelap dan bawah mengkilap
sangat baik untuk menghindarkan
diri dari pemangsa dipermukaan atau dari bawah perairan, diantara kedua warna tsbt terdapat garis linea literalis dengan sisik agak keras yang memanjang
dari pangkal ekor ke bagian pangkal kepala.
Memiliki sisik sikloid dengan ukuran relatip besar terutama bagian
dorsal sebanyak 32-37 buah sisik dan poros 51-56 buah sisik.
Sirip dorsal dan anal transparan , sirip ekor
bercagak warna abu-abu bagian
bawah lebih panjang, Sirip ventral
keabu-abuan dibagian atas dan terang
bagian bawah posisi lebih dekat kearah kepala
posterior dan Pektorial sirip samping
dekat kepala berwarna abu-abu dengan belang-belang pendek dengan banyak duri
lemah. Namun sirip pektorial dan dorsal mempunyai ukuran lebih
panjang dapat mencapai ke sirip analpin dan
lebih lebar berfungsi untuk terbang saat
di udara.
Ikan terbang bersifat
Pelagophyls dan Pytophils yang
berarti pada saat memijah melekatkan telurnya pada tumbuh-tumbuhan dan benda
terapung dipermukaan perairan seperti rumput laut dan daun-daun kering yang
hanyut sekali memijah menghasilkan
4.000 – 9.000 butir telur. Namun
jenis Exocaetus telurnya dapat terapung dipermukaan perairan.
Diperairan Laut Sulawesi, selat Makassar dan Laut Flores pada bulan Juni dan September banyak ditemukan nelayan Sulawesi Selatam yang melaut untuk menangkap ikan terbang atau
tulur ikan terbang dengan menggunakan rumpon dan jaring insang permukaan. Ikan yang tertangkap bukan ikan menetap melainkan ikan
yang sedang melakukan ruaya pola
migrasi baik pendewasaan maupun untuk
bereproduksi, ikan yang masuk di
perairan ini berasal dari laut pasipik dan laut cina selatam kemudian menuju
samudra melalui perairan Indonesia seperti Selat Makassar atau Selat sunda, kemudian sekitar empat sampai lima bulan kemudian akan
kembali ke perairan samudera fasipik melalui perairan Arafura sesuai dengan
usia hidup ikan terbang yang hanya 1-3 tahun saja.
Klasifikasi ilmiah : Kerajaan ;
Animalia, Filum ; Chordata,
Kelas ; Actinopterygii, Ordo
; Beloniformes, Famili
; Exocoetidae, Genera ;
Cheilopogon, Cypselurus, Danichthys, Exocoetus, Fodiator, Hirundichthys, Oxyporhamphus,
Parexocoetus dan Prognichthys.
by Bakri Supian
Ikan Terbang melayang di udara Laut Mandar,
Orang berilmu akan bijaksana bila berhati benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar