Kerang Darah merupakan penganan yang sangat lezat dan banyak disajikan sebagai kuliner di berbagai warung di Indonesia. Kerang darah dengan nama Latin Anadara granosa. Nama dagang cockle nama local Kerang Dagu atau Tudai (Suku Tidung Kaltim) termasuk dalam Famili Arcidae.
Jenis - jenis kerang yang telah diketahui hidup di perairan Indonesia adalah A. granosa (kerang darah), A. nodifera (kerang darah), A. inflata (kerang bulu), A. rhombea, A. antoguata (Kerang Gelatik) dan A. indica (kerang mencos). Di antara ke-5 jenis kerang tersebut yang banyak tertangkap adalah kerang mencos.
Dibandingkan dengan budidaya kerang-kerangan yang lain, maka budi daya kerang darah terasa lebih mudah dan telah banyak dilakukan diberbagai negara seperti Cina, Taiwan, Republik Korea, Malaysia, dan Thailand dengan hasil yang baik.
Dibandingkan dengan budidaya kerang-kerangan yang lain, maka budi daya kerang darah terasa lebih mudah dan telah banyak dilakukan diberbagai negara seperti Cina, Taiwan, Republik Korea, Malaysia, dan Thailand dengan hasil yang baik.
Ciri-ciri dan Aspek Biologi
Memiliki sepasang Cangkang melekat satu sama lain pada Batas cangkang bagian atas disebut Umbo cembung bagian bawah tipis atau berumah dua (diocis). Rusuk pada kedua belahan cangkangnya sangat kentara. Cangkang berukuran sedikit lebih panjang dibanding tingginya/tonjolan. Setiap belahan Cangkang memiliki 19-23 rusk.
2. Pertumbuhan dan perkembangan
Laju pertumbuhan kerang darah relatif lebih lambat dibanding kerang Hijau yaitu 0,098 mm/hari, Untuk tumbuh sepanjang 4-5 mm, kerang darah memerlukan waktu sekitar 6 bulan. Bobot daging kerang berkisar 22,70-24,3% dari berat total tubuhnya, kerang A. granosa mempunyai berat daging 24,3%.
Kerang darah memijah sepanjang tahun dan puncaknya pada bulan Agustus / September. Kematangan gonadnya pada ukuran panjang 1,8-2 cm, berumur kurang satu tahun dan pemijahan dapat terjadi pada ukuran 2 Cm.
Budidaya
1. Pemilihan Lokasi BudiDaya
1. Pemilihan Lokasi BudiDaya
Pembesaran dilakukan di wilayah pasang surut yang terpisah dari daerah pengumpulan benih. Lokasi pembesaran tersebut dilingkari dengan pagar bamboo atau di Tambak dengan dasar berlumpur ketebalan minimal 15 Cm (meski ia dapat hidup di lahan berpasir Halus). Salinitas air 16 – 34 o/oo, kecerahan 0,5 – 2,5 dan Ph perairan 7,5 - 8,5.
.
2. Peralatan yang dibutuhkan
Perahu, panjang 3-10 m digunakan untuk pengumpulan benih, sebilah papan selancar berukuran 18o cm x 50 cm dan keranjang pengumpul benih yang terbuat dari anyaman kawat berdiameter 1-2 mm berukuran 4o cm x 15 cm x 10 cm.
3. Penyediaan benih
Di Indonesia, budi daya kerang darah Baru dalam taraf percobaan. Budi daya dimulai dengan pengumpulan benih kerang darah berukuran 0,4-1 Cm di tepi pantai berlumpur. Pengumpulan dilaksanakan saat air pasang rendah dan kedalaman air sekitar 6o cm dengan cara mengeruk dasar perairan menggunakan keranjang kawat tersebut sedalam kurang lebih 12 cm, untuk memudahkan mobilisasi pekerjaan digunakan papan selancar sekaligus sebagai alat angkut benih dalam keranjang.
4. Penebaran benih
Benih yang terkumpul diseleksi menurut ukuran dan kesehatannya, lalu ditebar di tempat pembesaran atau Budidaya yang telah disiapkan. Padat tebar awal sekitar 2.000 ekor/m2, kemudian dijarangkan sampai kepadatan 200 ekor/m2. Makanan kerang adalah bahan organik yang ada di alam berupa busukan organisme atau detritus atau yang ditebarkan.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Kerang darah yang dibudidayakan kerap kali dimangsa oleh siput gastropoda, khususnya pada fase benih. Mortalitas lebih sering terkait dengan perubahan kondisi lingkungan, khususnya salinitas. Kematian kerang ini sering terjadi pada saat hujan yang berkepanjangan yang menyebabkan turunnya salinitas. Kerang akan mati dalam air bersalinitas di bawah 15 g/kg.
6. Panen
Panen dimulai setelah masa pemeliharaan berlangsung selama 6-9 bulan. Cara panen dilaksanakan dengan menggunakan alat pengeruk yang berukuran lebih besar dan kuat dibanding alat pengeruk benih. Dari beberapa petani diperoleh panen sekitar 0,5 – 3 ton/ha.
2. Peralatan yang dibutuhkan
Perahu, panjang 3-10 m digunakan untuk pengumpulan benih, sebilah papan selancar berukuran 18o cm x 50 cm dan keranjang pengumpul benih yang terbuat dari anyaman kawat berdiameter 1-2 mm berukuran 4o cm x 15 cm x 10 cm.
3. Penyediaan benih
Di Indonesia, budi daya kerang darah Baru dalam taraf percobaan. Budi daya dimulai dengan pengumpulan benih kerang darah berukuran 0,4-1 Cm di tepi pantai berlumpur. Pengumpulan dilaksanakan saat air pasang rendah dan kedalaman air sekitar 6o cm dengan cara mengeruk dasar perairan menggunakan keranjang kawat tersebut sedalam kurang lebih 12 cm, untuk memudahkan mobilisasi pekerjaan digunakan papan selancar sekaligus sebagai alat angkut benih dalam keranjang.
4. Penebaran benih
Benih yang terkumpul diseleksi menurut ukuran dan kesehatannya, lalu ditebar di tempat pembesaran atau Budidaya yang telah disiapkan. Padat tebar awal sekitar 2.000 ekor/m2, kemudian dijarangkan sampai kepadatan 200 ekor/m2. Makanan kerang adalah bahan organik yang ada di alam berupa busukan organisme atau detritus atau yang ditebarkan.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Kerang darah yang dibudidayakan kerap kali dimangsa oleh siput gastropoda, khususnya pada fase benih. Mortalitas lebih sering terkait dengan perubahan kondisi lingkungan, khususnya salinitas. Kematian kerang ini sering terjadi pada saat hujan yang berkepanjangan yang menyebabkan turunnya salinitas. Kerang akan mati dalam air bersalinitas di bawah 15 g/kg.
6. Panen
Panen dimulai setelah masa pemeliharaan berlangsung selama 6-9 bulan. Cara panen dilaksanakan dengan menggunakan alat pengeruk yang berukuran lebih besar dan kuat dibanding alat pengeruk benih. Dari beberapa petani diperoleh panen sekitar 0,5 – 3 ton/ha.
Burung Dara Kerang dara Makanan Dato Maringgih,
Anak dara Pilih Bahagia meski kalah memilih.
By.AsnISamandaK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar