HARAPAN PADA PERTANIAN AGROEKOLOGIS
by Bakri Supian
Kerusakan Lingkungan yang hampir menyentuh semua aspek kehidupan dan kegiatan di muka bumi ini telah terasa sangat nyata mengancam kehidupan di Planet bumi dalam hal ini rumah kehidupan manusia, dampak ini telah memasuki pada lingkup krisis pangan dunia sebagai dampak kelanjutan dari anomali iklim yang mempengaruhi pola pertanian produktip.
Penanganan Krisis Pangan sekarang ini menuntut pengembangan Pertanian berbasis pengolahan lahan atau tanah yang ramah Lingkungan kerennya Agroekologi sebagai jawaban untuk meningkatkan ketahanan pangan dimana sistem pertanian menerapkan konsep yang sesuai proses alami yang dapat menjaga keseimbangan ekologi seperti pembiakan varietas yang memberi hasil tinggi dan dapat berfungsi sebagai tanaman konservasi dalam menjaga ekosistem lahan.
Menurut Special Rapporteur PBB untuk Hak Azasi Memperoleh Pangan Oliver De Schutter, Agroekologi salah satu cara pengembangan Pertanian yang memiliki kaitan konseptual kuat dengan Hak azasi manusia memperoleh pangan, cara ini dinilai mampu memberi kenaikan produksi cukup tinggi dan meningkatkan kesejahteraan petani kecil miskin dan mendukung pertanian berkelanjutan.
Meniru Proses Alami
Dinyatakan juga bahwa agroekologi merupakan ilmu dan perangkat praktek pertanian yang terdiri dari dua disiplin ilmu agronomi dan ekologi yang diwujutkan dalam aplikasi ilmu lingkungan pada study, disain dan manjemen agroekosistem yang berkelanjutan. Sebagai perangkat perangkat praktek pertanian, agroekologi mencari cara pertanian yang mirip proses alami dengan keseimbangan atau kestabilan sumberdaya alam berkelanjutan yaitu terjadinya interaksi dan sinergi biologis yang harmonis diantara komponen komponen agroekoistem.
Prinsip dasar agroekologi tidak lepas dari menyiapkan kondisi tanah yang paling baik bagi pertumbuhan tanaman khususnya pengolahan tanah dengan penggunaan bahan organic dan meningkatkan aktivitas biotic tanah berupa pengutamaan daur ulang hara dan energy pada lahan pertanian ketimbang penggunaan asupan dari luar, integrasi tanaman dengan ternak, penganeragaman spesies dan sumberdaya genetic dalam agroekosistem dan lebih menekankan pada interaksi dan produksi ketimbang pada spesies individual.
Pendekatan Teknis.
Penerapan tehnolgi ini tentunya menggunakan pendekatan-pendekatan tertentu yang konsepnya tak lepas dari pengolahan lahan berbasis lingkungan dengan hasil akhir produksi yang maksimal, meliputi pemeliharaan dan introduksi keragaman hayati pertanian, manajeman hara terpadu, penampungan dan penyimpanan air (water harvesting) seperti Tumpangsari anti serangga sekaligus bisa dijadikan pakan ternak di kebun jagung di Kenya dan telah dikembangkan di kawasan Afrika Timur. Pemeliharan Itik pemakan Gulma, serangga dan hama lainnya dipersawahan Padi sebagai pengganti pestisida petani di Jepang, Cara ini telah dikembangkan di China, India, Philipina dan Banglades.
Pendekatan konsep seperti ini menurut laporan PBB tersebut telah meningkatkan hasil pertanian seperti pada 286 proyek Pertanian agroekologis dengan luas 37 ha di 57 negara mencatat kenaikan hasil rata-rata 79 % dan di Afrika mencapai rata-rata 116 %.
Bertanam Jagung di Lahan Perbukitan Tandus,
Hasil Berlimpah dan Berkelanjutan Barulah Sukses.
Reff.
Sinar Tani No. 3043 thn 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar