Ketika saya mengunjungi Mesjid Cheng
Hoo pada 20 Desember 2012 dalam satu kawsana komplek perumahan dan merupakan bagian dari areal Gedung Serba guna PITI (Pembina Iman Tauhid Islam/Persatuan
Islam Tionghwa Indonesia) Jawa Timur Jalan Gading 2, Kelurahan Ketabang, Kecamatan
Genteng, Surabaya merupakan satu kawasan komplek perumahan, yang dibangun atas
inisiatip sesepuh muslim Tionghwa atau pengurus PITI Jawa Timur dan untuk menghargai jasa Laksamana Cheng Hoo yang beragama
Islam yang bersama armadanya dalam misi perdamaian Dinasty Ming pernah mendarat di Nusantara. Mesjid ini merupakan mesjid Kaum Tionghwa pertama di Indonesia.
Mesjid Cheng
Hoo berarsitektur klenteng China memiliki kubah tiga susun
berbentuk segi enam dan atap dari genteng berwarna hijau. Secara keseluruhan mesjid didominasi warna
Merah, Kuning dan Hijau yang berbentuk bangunan
hanya berukuran 9 x 11 meter namun dengan halaman keseluruhan yang
digunakan sebagai tempat sholat seluas 21 x 11 meter, pada bagian samping barat mesjid terdapat replika perahu bertiang layar
tiga yang digunakan Cheng Hoo saat
berlayar mengarungi Samudra dan ukiran gambar wajah beliau. Terletak dibelakang bangunan PITI dapat
menampung 300 jemaah dan diresmikan pada
13 oktober 2002.
Nama
mesjid Cheng Hoo merupakan nama seorang
Laksamana kerajaan China dari Dinasty Ming yang berkuasa pada 1368 – 1643 M yang beragama Islam. Atas perintah Raja Laksamana Cheng hoo tahun 1405 memimpin pelayaran
merentas samudra untuk misi persahabatan dan perdamaian hingga tahun 1410 dan
1416 armada yang dipimpinnya merapat ke P Jawa dengan misi persahabatan dengan
Kerajaan Majapahit, untuk mempererat persahabatan tersebut Putri Campa
dipersuntingkan dengan Raja Majapahit Raden Wijaya yang melahirkan turunan seperti
Raden Patah, Sunan Ampel dan
Sunan Giri.
Berlayar ke utara sampai ke Negeri China,
Jangan
lupa mencari reski halal meski dimanapun berada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar