Dulunya Pulau Berhala serdang Bedagai Sumatra Utara seluas 44,5 Ha hanyalah hutan belantara dan
bebatuan dipesisisr tak memiliki penduduk dan hanya persinggahan sesekali bagi
nelayan. Dari Dermaga Desa Bagan, pulau
ini berjarak 21 mil, dan hanya berjarak 6 mil dari Pulau Datuk, milik Malaysia.
Pulau Berhala nyaris dimiliki Malaysia, sehinggalah petugas Kamla dikerahkan
untuk menjaga pulau ini. Terlebih saat P
Berhala masuk wilayah Kec. Tanjung Beringin Kab. Serdangbedagai sebagai daerah
pemakaran dari Kab. Deliserdang dengan Bupati Tengku Erry Nuradi dan wkl Bupati
Soekiman.
Hasil peninjauan Bupati Erry Nuradi ke Pulau dengan pantai sepanjang sekitar
700 meter merupakan pulau yang diapit oleh pulau Sokong Nenek dan Pulau Sokong
Siebang terdiri dari hutan belantara dan dihuni berbagai satwa langka yang
perlu dilindungi biawak, penyu, ular, burung Elang dan napu (sejenis
kancil). Di perairannya yang dihiasi
gugusan batu-batuan besar tersebut menyimpan biota-biota langka, terumbu karang
muda, ketam kelapa, kima raksasa, dan ikan bulu ayah yang harus dilindungi serta menjadi tempat persinggahan penyu
bertelur di Pulau Berhala dan Pulau Sokong nenek.
Strategi penyelamatan pulau ini akan biotanya dan kleim dari Negara
Malaysia, setahun pasca kunjungannya ke
Pulau Berhala, ia memasukkannya ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Serdangbedagai periode 2006-2016, dalam RTRW tersebut ia menjadikan
Pulau Berhala sebagai Kawasan Pariwisata Bahari Berwawasan Lingkungan atau
sering disebut Kawasan Ecomarine Tourism.
Bupati Erry Nuradi melihat bahwa kelemahan Pulau Berhala belum
tersedianya Transportasi, air bersih yang sulit, tidak ada listrik, dan tidak
ada penginapan yang tersedia setelah
penetapan sebagai Ecomarine Tourism. Sehingga membangun kebutuhan tersebut
merupakan langkah pertama yang diambil,
membangun pos Keamanan Laut dan
pemasangan Plank nama Pulau Berhala Serdang bedagai agar pengawasan keamanan dan pengenalan
wilayah Indonesia dari warga luar akan lebih mudah.
Dengan anggaran APBN sebesar Rp 1,9 miliar ia memantapkan bangunan sarana
dan prasarana pokok di Pulau Berhala. Membangun bak penampung air dan pipa
untuk penyediaan air bersih serta membangun mesin pembangkit listrik tenaga
matahari. Selain itu membuka jalan
lingkungan dan membangun 833 anak tangga menuju marcusuar serta membangun
permukiman sederhana untuk penginapan para wisatawan yang datang.
Tahun 2008, Erry semakin menggeber pengembangan Pulau Berhala sebagai
Kawasan Ecomarine Tourism. Ia membuat konservasi penyu hijau namun tidak
mengganggu habitat bertelurnya di sekitat Pulau Sokong Nenek. Membuat
penangkaran penyu dan transplantasi karang. Serta membangun dermaga dan
memasang pelampung tanda batas kapal berlabuh sehingga tidak merusak terumbu
karang. Hasilnya, Pulau Berhala
seperti menjadi surga bawah air bagi pecinta olahraga menyelam (scuba diving)
dan snorkeling (selam permukaan),
sehingga sejak tahun 2010 – 2011 jumlah kunjungan semakin meningkat
hingga lebih 100 org per minggunya kata
Ahmad Toripin Kepala Kamla P Berhala
Meski sudah mampu menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara, namun
mimpi untuk mewujutkannya sebagai Kawasan Ecomarine Tourism yang berskala
Internasional masih perlu pembenahan yang lebih seperti Penyedian sarana
Transportasi regular, tersedianya Penginapan dengan daya tampung tinggi dan
tersedianya Pembangkit listri bertenaga besar serta pasilitas penunjang lainnya.
Megad Junid pendekar berkumis mengarungi jagad hingga Pulau BerHala,
PaHlawan membela bumi Pertiwi tanpa pamrih hingga tetes darah terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar