Sabtu, 05 Januari 2013

Menata Perbatasan Menjadi Surga Bawah Laut di Pulau BerHala



--> Arifin Al Alamudi
Dulunya Pulau Berhala serdang Bedagai Sumatra Utara  seluas 44,5 Ha hanyalah hutan belantara dan bebatuan dipesisisr tak memiliki penduduk dan hanya persinggahan sesekali bagi nelayan.   Dari Dermaga Desa Bagan, pulau ini berjarak 21 mil, dan hanya berjarak 6 mil dari Pulau Datuk, milik Malaysia. Pulau Berhala nyaris dimiliki Malaysia, sehinggalah petugas Kamla dikerahkan untuk menjaga pulau ini.  Terlebih saat P Berhala masuk wilayah Kec. Tanjung Beringin Kab. Serdangbedagai sebagai daerah pemakaran dari Kab. Deliserdang dengan Bupati Tengku Erry Nuradi dan wkl Bupati Soekiman.
















Hasil peninjauan Bupati Erry Nuradi ke Pulau dengan pantai sepanjang sekitar 700 meter merupakan pulau yang diapit oleh pulau Sokong Nenek dan Pulau Sokong Siebang terdiri dari hutan belantara dan dihuni berbagai satwa langka yang perlu dilindungi biawak, penyu, ular, burung Elang dan napu (sejenis kancil).   Di perairannya yang dihiasi gugusan batu-batuan besar tersebut menyimpan biota-biota langka, terumbu karang muda, ketam kelapa, kima raksasa, dan ikan bulu ayah yang harus dilindungi  serta menjadi tempat persinggahan penyu bertelur di Pulau Berhala dan Pulau Sokong nenek.  

Strategi penyelamatan pulau ini akan biotanya dan kleim dari Negara Malaysia,  setahun pasca kunjungannya ke Pulau Berhala, ia memasukkannya ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Serdangbedagai periode 2006-2016, dalam RTRW tersebut ia menjadikan Pulau Berhala sebagai Kawasan Pariwisata Bahari Berwawasan Lingkungan atau sering disebut Kawasan Ecomarine Tourism.

Bupati  Erry Nuradi  melihat bahwa kelemahan Pulau Berhala belum tersedianya Transportasi, air bersih yang sulit, tidak ada listrik, dan tidak ada penginapan yang tersedia setelah  penetapan sebagai Ecomarine Tourism.  Sehingga membangun kebutuhan tersebut merupakan langkah pertama yang diambil,  membangun pos  Keamanan Laut dan pemasangan Plank nama Pulau Berhala Serdang bedagai  agar pengawasan keamanan dan pengenalan wilayah Indonesia dari warga luar akan lebih mudah.   

Dengan anggaran APBN sebesar Rp 1,9 miliar ia memantapkan bangunan sarana dan prasarana pokok di Pulau Berhala. Membangun bak penampung air dan pipa untuk penyediaan air bersih serta membangun mesin pembangkit listrik tenaga matahari.  Selain itu membuka jalan lingkungan dan membangun 833 anak tangga menuju marcusuar serta membangun permukiman sederhana untuk penginapan para wisatawan yang datang.

Tahun 2008, Erry semakin menggeber pengembangan Pulau Berhala sebagai Kawasan Ecomarine Tourism. Ia membuat konservasi penyu hijau namun tidak mengganggu habitat bertelurnya di sekitat Pulau Sokong Nenek. Membuat penangkaran penyu dan transplantasi karang. Serta membangun dermaga dan memasang pelampung tanda batas kapal berlabuh sehingga tidak merusak terumbu karang.      Hasilnya, Pulau Berhala seperti menjadi surga bawah air bagi pecinta olahraga menyelam (scuba diving) dan snorkeling (selam permukaan),  sehingga sejak tahun 2010 – 2011 jumlah kunjungan semakin meningkat hingga lebih 100 org per minggunya  kata Ahmad Toripin Kepala Kamla P Berhala

Meski sudah mampu menarik perhatian wisatawan lokal dan mancanegara, namun mimpi untuk mewujutkannya sebagai Kawasan Ecomarine Tourism yang berskala Internasional masih perlu pembenahan yang lebih seperti Penyedian sarana Transportasi regular, tersedianya Penginapan dengan daya tampung tinggi dan tersedianya Pembangkit listri bertenaga besar serta pasilitas penunjang lainnya. 















Megad Junid pendekar berkumis mengarungi jagad hingga Pulau BerHala,
PaHlawan membela bumi Pertiwi tanpa pamrih hingga tetes darah terakhir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...