NusanTaRa.Com.
Seoramg anak muda yang sering mengenakan celana Jeans seukuran dengkul, berbaju kaos, menjinjing jaket, memanggul Rangsel, rambut gondrong dikat dengan kain dan berkacamata dialah remaja gagah tersebut Roman Y Tungka, seorang pembawa acara di Tempo TV berjudul " SERATUS HARI KELILING INDONESIA ". Dia selalu tampil sigap dengan bawan lepas dan bersemangat sambil memandu acara di berbagai pelosok Tanah air kadang ia ada di Pulau We Aceh, di Danau Toba, di Borobudur, Bunaken atau di Merauke, dengan senyuman dan semangat ia menghidupkan acara tersebut mebuat para pemirsa mengenal apa yang ia paparkan dan mencitai bumi Nusantara.
Karna tak kenal maka tak Cinta, begitulah bunyi pepatah melayu yang mungkin juga mendasari acara SERATUS HARI KELILING INDONESIA dengan maksud penayangan tempat-tempat menarik akan membuat para pemirsa mencintai tanah air dan semakin kokoh dalam kesatuan semangat RI. Kecekalan Ramon T dalam memandu acara ini tak perlu diragukan, manakala ia dilaut seperti di Ende ia akan berperahu layaknya nelayan, di rumah lamin suku dayak ia akan bersikap dan menjelaskan sebagaimana adanya, di Tator ia menjelaskan tradisi disana dengan baik sambil menelusuri semua ritual, menuntun pemirsa dengan mengitari Candi Borobudur, Berbaur bersama dengan orang papua ketika disana sambil memberikan penjelasan seperlunya dan banyak lagi panduannya yang menarik.
Karna tak kenal maka tak Cinta, begitulah bunyi pepatah melayu yang mungkin juga mendasari acara SERATUS HARI KELILING INDONESIA dengan maksud penayangan tempat-tempat menarik akan membuat para pemirsa mencintai tanah air dan semakin kokoh dalam kesatuan semangat RI. Kecekalan Ramon T dalam memandu acara ini tak perlu diragukan, manakala ia dilaut seperti di Ende ia akan berperahu layaknya nelayan, di rumah lamin suku dayak ia akan bersikap dan menjelaskan sebagaimana adanya, di Tator ia menjelaskan tradisi disana dengan baik sambil menelusuri semua ritual, menuntun pemirsa dengan mengitari Candi Borobudur, Berbaur bersama dengan orang papua ketika disana sambil memberikan penjelasan seperlunya dan banyak lagi panduannya yang menarik.
"Indonesia adalah raksasa yang sedang tertidur," begitu ucap Ramon Y
Tungka, seorang artis traveler yang sekaligus pembawa acara program "100
Hari Keliling Indonesia" di Kompas TV, Kamis (26/3/2015) lalu. Berhasil dengan perjalanan Ramon bersama tim Kompas TV
menelusuri Indonesia selama kurang lebih 150 hari tak membuat Ramon
puas. Hal ini justru membangkitkan semangatnya untuk terus mendalami dan
memberikan pengaruh luar biasa kepada masyarakat Indonesia untuk lebih
mengenal Indonesia.
Banyak hal yang membuat
manusia kadang susah untuk melupakan apa yang ada di pelataran alam
bumi, karena keunikannya dan keindahannya yang telah menyatu dalam jiwa. Bahkan tak segan mendukung dan menjunjung tinggi negeri yang kaya
akan hasil alam dan budayanya dengan melakukan berbagai hal yang sekiranya dapat melindungi, mengenalkan dan mengembangkannya agar lebih bermanfaat. Muncul semangat baru untuk melestarikan
dan membangkitkan apa yang seharusnya ada di depan mata berdasar pemikiran demikianlah maka acara ini dapat berjalan dengan baik di Tempo TV tentunya dengan sedikit sentuhan hiburan.
"Dalam perjalanan mengelilingi Indonesia banyak warna yang saya
rasakan, manis, asam, renyah, asin dan gurihnya Indonesia," ujar Ramon. Perjalanan tersebut tidak hanya menjadikannya seorang pemandu yang berusaha mengeksplore pesona daerah atau alam agar para pemirsa terhibur, mengerti dan mencintai alam Nusantara, namun keberadaannya yang langsung disetiap lokasi menyentuh dirinya sendiri untuk mengenal lebih baik.
Keberadaan Ramon T secara langsung diberbagai wilayah Nusantara selama acara tersebut membuatnya merasakan sebagai sebuah perjalanan keliling Indonesia yang sejujur-jujurnya. Sehingga menurut Ramon, sangat luas kekayaan Indonesia dari segala aspek yang
masih " tertidur ". Seperti halnya saat Ramon pergi ke sebuah desa
terapung yang berada di tengah lautan. Keindahan yang tersembunyi di
balik pesona Indonesia. Bagi saya pribadi yang cukup terkesan dari Ramon Tungka ketika ia memandu Acara di Danau Sentarum Kaliantan Barat bagaimana ia dan kruenya harus bersabar menanti Monyet khas di Danau Sentarum dan bagaimana beliau mendaki bukit untuk mencapai suatu ketinggian kemudian mengeksplore seluruh kawasan Conservasi Bukit Senatarum.
" Indonesia ini sangat kaya akan hasil alam, budaya dan kearifan
lokalnya. Banyak hal yang bisa kita junjung tinggi dan lestarikan untuk
masa depan anak cucu kita " katanya.
Melihat keindahan Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dengan kekayaan kebudayaan
yang tak ternilai, keindahan alam yang sangat mengaguumkan dan berbagai lika-liku kehidupan masyarakat dalam menjalani kehidupan yang sangat beragam, semua itu tergambar
dalam perjalanan Ramon YT. " Optimisme Indonesia terpancar dari senyum anak
kecil yang kami jumpai. Dari situ semangat untuk Indonesia yang lebih
baik," tambah Ramon.
Metode penayangan acara Tempo TV tersebut, bukan saja sangat menghibur tetapi lebih jauh dari itu memberi pengenalan pada bangsa Indonesia akan keragaman budaya dan alam Indonesia agar semua pemirsa dapat lebih mencintai tanah air dan akan melahirkan rasa kasih sayang sesama dalam satu bangsa yang kita cintai untuk membentuk kesaatuan yang kokoh. Kesuksesan acara ini tidak saja diukur dari rampungnya proyek yang mereka kerjakan sesuai rencana, tapi juga tingginya antusias pemirsa menyaksikan acara ini setiap malam penayangannya.
byRyanSyahputra.
Ramon Tungka menatap jauh ke cakrawala,
Telunjuk memaparkan keragaman dan pesona bumi Nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar