Senin, 26 November 2012

PULAU WEH




NusanTaRa.Com

" Dari Sabang sampai merauke berjajar pulau-pulau, Sambung-menyambung menjadi satu itulah Indonesia “ sebuah syair lagu nasional yang menggambarkan letak geograis tanah air Indonesia.  Kota Sabang terletak di Pulau Weh (atau We) sebuah pulau  vulkanik  kecil yang terletak di perairan Laut Andaman barat laut Pulau Sumatra masuk provinsi Aceh.  Pulau ini dulu menyatu dengan Pulau Sumatra, namun letusan Gunung berapi pada zaman Pleistosen membuatnya terpisahkan oleh laut.

Pulau ini terkenal dengan ekosistem Laut dan Terumbu Karangnya yang sangat menarik sehingga  Pemerintah Indonesia telah menetapkan wilayah sejauh 60 km² dari tepi pulau baik ke dalam maupun ke luar sebagai suaka alam dan menjadi destinasi wisata karena keelokan ekosistemnya tersebut yang dihuni berbagai spesies ikan seperti Hiu bermulut besar dapat ditemukan di pantai pulau ini.   Pulau Weh juga terpilih sebagai destinasi wisata unggulan karena banyaknya resor dan penginapan yang tersebar di seluruh pulau. Selain itu, sarana transportasi di sana pun cukup memadai. Untuk mencapai Pulau Weh, Anda tinggal naik kapal cepat atau kapal lambat dari Pelabuhan Ulee Lheue di Kota Aceh.  wisata yang ditawarkan Pulau Weh, mulai dari jajaran pantai dengan kegiatan snorkeling dan diving, hingga bangunan-bangunan peninggalan yang bersejarah. Meski kawasan ini terkena dampak Badai Tsunami pada Desember 2004 namun dampaknya tidak seberapa dan sebagian telah mengalami pemulihan.

Geografi 
Pulau Weh terletak di Laut Andaman, tempat 2 kelompok kepulauan, yaitu Kepulauan Nikobar dan Kepulauan Andaman, tersebar dalam satu garis dari Sumatra sampai lempeng Burma.  Pulau Weh merupakan sebuah pulau kecil dengan keluasan 156,3 km2,  terbentang sepanjang 15 kilometer (10 mil) di ujung paling utara dari Sumatra dengan  banyak pegunungan dan Puncak tertinggi adalah  gunung berapi fumarolik dengan  617 meter.     Terdapat empat pulau kecil yang mengelilingi pulau  Klah, Rubiah, Seulako, dan Rondo,  di Pulau Rubiah merupakan tempat pariwisata pantai dengan kekayaan Taman Terumbu Karangnya. 


Pulau Weh merupakan bagian dari provinsi Aceh yang terletak di ujung Barat Indonesiaa daan berbatasan dengan perairan Negara India dan Thailand, dengan jumlah Penduduk 24.700 jiwa sesuai  Sensus tahun 1993,  Mayoritas dari populasi tersebut  suku Aceh  dan sisanya Minangkabau, Jawa,  Batak  dan Tionghoa.   Islam  adalah agama utama  karena Aceh adalah provinsi khusus yang menetapkan hukum Syariah. Namun, terdapat juga penganut agama  Kristen  dan Buddha. 

Pada tanggal 26 Desember 2004 gempa bawah laut  berkekuatan 9 skala Richter  terjadi di Laut Andaman yang terkenal sebagai Tsunami Aceh menelan korbang 130.000 jiwa juga melanda kawasan Pulau Weh yang terletak dikawasan Laut Andaman,  tragedi tersebut tentunya memakan korban jiwa warga pulau Weh terutama yang bermukim di wilayah pesisir, meski tidak diketahui secara pasti berapa Jumlah Penduduk P Weh yang meninggal dan tragedi yang melahirkan petaka terbentuk gelombang laut besar menghempas wilayah pesisir telah berakibat bagi kerusakan beberapa kehidupan Terumbu Karang yang dilalui ombak tersebut.

 

Perekonomian utama di pulau ini didukung oleh aktipitas masyarakat dibidang Agricultur dengan hasil utama Cengkeh, kolapa dan usaha dibidang perikanan dikalangan nelayan.  Sebagai daerah Kota Kepulauan yang terpisah dari daratan besar maka sarana transportasi dan kepelabuhan hal yang sangat menentukan keberadaan kota disini, sehingga dua kota dipulau ini menjadi sangat penting yaitu Sabang  dan Balohan  karena merupakan daerah pelabuhan untuk keluar masuk daerah.   Balohan merupakan pelabuhan Feri yang menghubungkan masyarakat dengan Kota Banda Aceh sedangkan  Sabang merupakan dermaga untuk pelayaran yang besar dan Internasional, Peran penting dermaga Sabang seabagai Dermaga Internasional telah dimulai  sejak akhir abad ke 19 hingga kini,  ketika Terusan SUEZ dibuka tahun 1869 yang mengakibatkan pelayaran yang tadinya melalui Selat sunda harus melalui Selat Malaka dan Sabang berada di Pintu strategis masuk Selat Malaka tersebut.
  
Melihat posisi strategis prasarana kepelabuhan disini serta besarnya jumlah kapal yang melewati selat malaka yang diperkirakan 70.000 Setiap tahunnya prediksi 2005, maka pemerintah Indonesia menetapkan Sabang sebagai  Zona Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas untuk mendapatkan keuntungan dari besarnya arus pelayaran dan bonkar muat dikawasan tersebut serta mendukung kemajuan pembangunan di daerah, dengan pembangunan berbagai sarana dan prasarana kepelabuhan yang mendukung pasilitas pelayanan kepelabuhanan, pelayaran dan perekonomian  di kawasan tersebut. 
byLaSiku 



Naik Haji Rukun Islam ke Lima,
Kota Sabang  bagian paling barat  Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

LIMA PEMBUANGAN SAMPAH TERBESAR DI DUNIA, ADA BANTAR GEBANG !!

NusaNTaRa.Com       byBatiSKambinG,        R   a   b   u,    2   0      N   o   p   e   m   b   e   r      2   0   2  4     Tempat Pengelola...