NusanTaRa.Com
" Dari Sabang sampai
merauke berjajar pulau-pulau, Sambung-menyambung menjadi satu itulah Indonesia “
sebuah syair lagu nasional yang menggambarkan letak geograis tanah air
Indonesia. Kota Sabang terletak di Pulau
Weh (atau We) sebuah pulau vulkanik kecil yang terletak di perairan Laut Andaman barat laut Pulau
Sumatra masuk provinsi Aceh. Pulau ini dulu
menyatu dengan Pulau Sumatra, namun letusan Gunung berapi pada zaman Pleistosen
membuatnya terpisahkan oleh laut.
Pulau ini terkenal dengan ekosistem Laut
dan Terumbu Karangnya yang sangat menarik sehingga Pemerintah Indonesia telah menetapkan wilayah
sejauh 60 km² dari tepi pulau baik ke dalam maupun ke luar sebagai suaka
alam dan menjadi destinasi wisata karena keelokan ekosistemnya tersebut yang
dihuni berbagai spesies ikan seperti Hiu bermulut besar dapat ditemukan di
pantai pulau ini. Pulau Weh juga
terpilih sebagai destinasi wisata unggulan karena banyaknya resor dan
penginapan yang tersebar di seluruh pulau. Selain itu, sarana transportasi di
sana pun cukup memadai. Untuk mencapai Pulau Weh, Anda tinggal naik kapal cepat
atau kapal lambat dari Pelabuhan Ulee Lheue di Kota Aceh. wisata yang ditawarkan Pulau Weh, mulai dari
jajaran pantai dengan kegiatan snorkeling dan diving, hingga bangunan-bangunan
peninggalan yang bersejarah. Meski kawasan ini terkena dampak Badai Tsunami pada Desember 2004 namun dampaknya tidak seberapa dan sebagian telah mengalami pemulihan.
Geografi
Pulau Weh terletak di Laut Andaman, tempat 2 kelompok kepulauan, yaitu Kepulauan
Nikobar dan Kepulauan Andaman, tersebar dalam satu garis dari Sumatra sampai lempeng
Burma. Pulau Weh merupakan sebuah pulau
kecil dengan keluasan 156,3 km2, terbentang sepanjang 15 kilometer (10 mil) di
ujung paling utara dari Sumatra dengan banyak
pegunungan dan Puncak tertinggi adalah gunung
berapi fumarolik dengan 617 meter. Terdapat empat pulau kecil yang
mengelilingi pulau Klah, Rubiah, Seulako,
dan Rondo, di Pulau Rubiah merupakan tempat
pariwisata pantai dengan kekayaan Taman Terumbu Karangnya.
Pulau Weh merupakan bagian dari provinsi Aceh yang terletak di ujung Barat Indonesiaa daan berbatasan dengan perairan Negara India dan Thailand, dengan jumlah Penduduk 24.700
jiwa sesuai Sensus tahun 1993, Mayoritas dari populasi tersebut suku Aceh dan sisanya Minangkabau, Jawa, Batak dan Tionghoa.
Islam adalah agama utama karena Aceh adalah provinsi khusus yang
menetapkan hukum Syariah. Namun, terdapat juga penganut agama Kristen dan Buddha.
Pada tanggal 26 Desember 2004 gempa bawah laut berkekuatan 9 skala Richter terjadi di Laut Andaman yang terkenal sebagai
Tsunami Aceh menelan korbang 130.000 jiwa juga melanda kawasan Pulau Weh yang terletak dikawasan Laut Andaman, tragedi tersebut tentunya memakan korban jiwa warga pulau Weh terutama yang bermukim di wilayah pesisir, meski
tidak diketahui secara pasti berapa Jumlah Penduduk P Weh yang meninggal dan
tragedi yang melahirkan petaka terbentuk gelombang laut besar menghempas wilayah pesisir telah berakibat bagi kerusakan
beberapa kehidupan Terumbu Karang yang dilalui ombak tersebut.
Perekonomian utama di pulau ini didukung oleh aktipitas masyarakat dibidang Agricultur dengan hasil utama Cengkeh,
kolapa dan usaha dibidang perikanan dikalangan nelayan. Sebagai daerah Kota Kepulauan yang terpisah dari daratan besar maka sarana transportasi dan kepelabuhan hal yang sangat menentukan keberadaan kota disini, sehingga dua kota dipulau ini menjadi sangat penting yaitu Sabang dan Balohan karena merupakan daerah pelabuhan untuk keluar masuk daerah. Balohan merupakan pelabuhan Feri yang
menghubungkan masyarakat dengan Kota Banda Aceh sedangkan
Sabang merupakan dermaga untuk pelayaran yang besar dan Internasional, Peran penting dermaga Sabang seabagai Dermaga Internasional telah dimulai sejak akhir abad
ke 19 hingga kini, ketika Terusan SUEZ dibuka
tahun 1869 yang mengakibatkan pelayaran yang tadinya melalui Selat sunda harus
melalui Selat Malaka dan Sabang berada di Pintu strategis masuk Selat Malaka tersebut.
Melihat posisi strategis prasarana kepelabuhan disini serta besarnya jumlah
kapal yang melewati selat malaka yang diperkirakan 70.000 Setiap tahunnya
prediksi 2005, maka pemerintah Indonesia menetapkan Sabang sebagai Zona Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
untuk mendapatkan keuntungan dari besarnya arus pelayaran dan bonkar muat
dikawasan tersebut serta mendukung kemajuan pembangunan di daerah, dengan pembangunan berbagai sarana dan prasarana kepelabuhan
yang mendukung pasilitas pelayanan kepelabuhanan, pelayaran dan perekonomian
di kawasan tersebut.
byLaSiku
byLaSiku
Naik Haji Rukun Islam ke Lima,
Kota Sabang bagian
paling barat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar