Rabu, 25 Mei 2011

TEMUKAN TEKNIK REBOISASI BARU

 TEMUKAN TEKNIK REBOISASI BARU

Salah satu kendala dalam membendung lajunya proses abrasi di Pantai yang tergerus oleh ombak atau arus pasang adalah lamanya waktu yang dibutuhkan dalam menghijaukan wilayah pantai khususnya daerah mangrove dan tingginya tingkat kegagalan penumbuhan pokok (mangrove) sehubungan waktu dan tanah tempat hidup bagi Pokok tersebut.
                                                Ilmuwan Indonesia Temukan Teknik Reboisasi Baru
        Namun seorang Ilmuwan dan Peneliti asal Indonesia Dr. Herry Sutjahjo Utomo,  yang menjadi dosen tetap di Louisiana State University, Amerika Serikat, berhasil mengembangkan teknik baru untuk mengurangi erosi pantai.  Ia menggunakan cordgrass (Spartina), tanaman sejenis rumput yang biasa tumbuh di daerah pantai barat Samudera Atlantik, Selatan Eropa, Barat Laut dan Selatan Afrika serta Amerika. Ia memodifikasi tanaman tersebut secara genetik untk dapat hidup lebih efektip di wilayah pantai dalam mendukung vegetasi awal dan penghambatan erosi atau abrasi awal.


  Bibit unggul cordgrass tersebut sudah diujicobakan di Marsh Island, teluk Vermilion, yang terletak sekitar 150 km barat daya New Orleans. Berbeda dengan teknik reboisasi yang lazim dipakai, penyebaran bibit cordgrass ini dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang. Tujuan uji coba itu adalah untuk menemukan cara yang lebih murah, mudah, dan cepat untuk menghasilkan vegetasi unggul yang bisa memberikan perlindungan dari ancaman erosi.

 







 
      

Teknik baru ini dianggap sangat cocok untuk mengatasi kerusakan habitat akibat badai yang terjadi hampir setiap tahun. Karena dengan menggunakan pesawat terbang, biaya yang diperlukan untuk melakukan reboisasi bisa ditekan. Waktu yang dibutuhkan untuk menebar bibit pun jauh lebih singkat, hanya 10 detik. Sehingga dalam satu hari ribuan hektar bisa direboisasi.  Semoga saja bila tehnik ini diterapkan di wilayah pantai daerah tropis akan tumbuh dengan baik dan yang lebih penting lagi semoga jenis Cordgrass ini sesuai atau cocok bila di ikuti  dengan penanaman berikutnya berupa Pohon Hutan Mangrove, sehingga Tropical Natural Habitad  yang kaya akan Sumber daya hayati dapat dipertahankan.

Untuk wilayah Indonesia ini sangat cocok tetapi mungkin kita harus lebih aktip lagi mencari jenis rumput apa yang lebih sesuai dengan wilyah pesisir kita, semisal Nipah tapi ini kelihatannya agak sulit karena lebih besar dan lama jadi yang sesuai adalah rumput yang dalam 1 - 1,5 tahun telah tumbuh subur menghadang hempasan air.    Setelah itu baru dikuti dengan penanaman pohon pencegah Abrasi seperti bakau sehingga abrasi tercegah lebih awal dan perrtumbuhan bakau akan lebih tinggi tingkat kehidupannya sekaligus mencegah abrasi secara keseluruhan.

      Daerah rawa-rawa di pantai Louisiana sendiri saat ini terancam abrasi parah. Diperkirakan setiap 38 menit, tanah seluas lapangan sepak bola hilang ditelan laut. Apabila kejadian ini terus berlangsung, 50 tahun yang akan datang Louisiana akan kehilangan 1.295 km persegi (setara dengan seperempat luas pulau Madura) wilayah pantainya.


       Dr. Utomo berharap,  suatu saat nanti teknik yang dikembangkannya ini dapat pula diterapkan di Indonesia untuk membantu penghijauan kembali hutan tropis di berbagai pulau. Tapi dengan kondisi alam Indonesia yang umumnya berpantai bakau maka semoga pertumbuhan Cordagrass dapat menjadi Vegetasi awal yang sesuai bagi pertumbuhan jenis Bakau berikutnya dan menjadi barrier awal atas abrasi di pantai kita yang kemudian akan disusul dengan penanaman Mangrove yang sesuai tentunya, sehingga  akan memberi perlindungan yang lebih kuat dan keren bagi wilayah pesisir.



DiRilis dari NatioNal GeoGraphic InDonesia
25-mei-2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PELAJAR PAPUA DI KOMPETISI INTERNASIONAL SAINS BALI MERAIH MEDALI EMAS

NusaNTaRa.Com          byDannYAsmorO,      M   i   n   g   g   u,    2   4     N  o  v  e  m  b  e  r     2   0   2   4       Tim Papua yang...