Pantai Ujung TapE
Menelusuri Lengnga Jejak Lokasi Penelitianku
Ketika ke Makassar Juli tahun 2010 lalu saya menyempatkan diri mengunjungi Pantai Ujung Tape Pinrang, sebuah desa Nelayan tempatku dulu melaksanakan Penelitian sehubungan pembuatan Skripsi persyaratan utama untuk meraih Kesarjanaan di Unhas. Pantai ini terletak di sebelah Utara kota Makassar termasuk Kabupaten Pinrang Kecamatan LengNGa Kelurahan Pallameang, dengan jumlah penduduk sekitar 3.200 jiwa sebagian besar sebagai Petani dan Nelayan.
Perjalanan yang kulalui cukup melelahkan karna untuk kesana melewati kodya Pare-pare berjarak 155 km 4 jam perjalanan, kemudian dari Pare-pare ke utara kota Pinrang sejauh 45 km 1 jam lebih, sepanjang perjalanan terlihat rumah penduduk kalo dulu berupa rumah adat terbuat dari kayu dengan sentuhan halus dan cantik tapi sekarang ada perubahan beberapa rumah dan kantor terbuat permanen turut menghiasi sisi – sisi jalan dan yang banyak terlihat hamparan sawah yang baru dibajak untuk ditanam, nah dari sini baru ke Pantai Ujung Tape kearah Barat sejauh 15 km 25 menit, jalan yang dilewati beraspal biaya yang saya rogoh dari kantong sebesar Rp 8.000 untuk dua orang, sepanjang perjalanan ini juga terlihat seperti perjalanan sebelumnya yaitu perumahan, irigasi, perkebunan dan area persawahan dimana beberapa petani sedang menolak kerbau mesin, kalau dulukan Kerbau beneran yang Marakkala (membajak sawah/bahasa di sana).
Perjalanan yang kulalui cukup melelahkan karna untuk kesana melewati kodya Pare-pare berjarak 155 km 4 jam perjalanan, kemudian dari Pare-pare ke utara kota Pinrang sejauh 45 km 1 jam lebih, sepanjang perjalanan terlihat rumah penduduk kalo dulu berupa rumah adat terbuat dari kayu dengan sentuhan halus dan cantik tapi sekarang ada perubahan beberapa rumah dan kantor terbuat permanen turut menghiasi sisi – sisi jalan dan yang banyak terlihat hamparan sawah yang baru dibajak untuk ditanam, nah dari sini baru ke Pantai Ujung Tape kearah Barat sejauh 15 km 25 menit, jalan yang dilewati beraspal biaya yang saya rogoh dari kantong sebesar Rp 8.000 untuk dua orang, sepanjang perjalanan ini juga terlihat seperti perjalanan sebelumnya yaitu perumahan, irigasi, perkebunan dan area persawahan dimana beberapa petani sedang menolak kerbau mesin, kalau dulukan Kerbau beneran yang Marakkala (membajak sawah/bahasa di sana).
Sesampai di sana saya sangat tertegum melihat perubahan Pantai jauh di banding dulu, menurut Sopir taxi, sejak pemerintah daerah mencanangkan Ujung Tape sebagai salah satu tujuan wisata daerah terjadi geliat pembangunan sekitar area untuk menjadikan lokasi wisata yang lebih layak seperti penataan perumahan nelayan, sarana wisata bagi pengunjung dan tembok penahan gelombang. Berdiri di tepi pantai tepatnya di atas tembok penahan ombak menatap kearah barat terbentang lautan luas Selat Makassar tiada bertepi hingga batas cakrawala kemudian berpadu Batas langit dihiasa perahu nelayan yang diombang ambing alunan irama ombak kecil karna bergegas kepantai, keterlambatan mendarat akan mempengaruhi hasil tangkapan semalaman. Akan lebih indah lagi jika kita mau menanti hingga matahari tenggelam dibatas cakrawala dengan sinar kemerahan dan kekuningan menyoroti nelayan yang masih sibuk berenang di lautan berombak menghempas biduk kecil dan menanggapinya dengan keolengan bak dance.
Kalau berlibur kesini kita akan menikmati keindahan Pantai berpasir putih bersih sepanjang 8 km yang bersua dengan riak gerakan air laut nan jernih menerpa pantai akan menggoda kita untuk mandi bersuka ria bersama membuat kita merasakan suasana baru yang lain dari kerutinan hidup sehari - hari, dengan uang Rp 2.000 anda dapat menyewa ban yang banyak di sajikan disekitar pantai dan tak perlu resahhh memikirkan wahhh !! bagaimana setelah berendam di laut yang asin tak perlu karna disekitar lokasi tersebut juga berjejer Kamar ganti pakaian dan Kamar mandi air tawar yang dipersewakan penduduk. Jika ingin nyelam tersedia snorkeling sewaan dengan biaya cukup murah.
Sepanjang pantai sebelah selatan terlihat Perahu nelayan berwarna putih berbaris indah dan rapi jenis perahu S a n d e k perahu yang menggunkan Cadik/sayap di kiri kanan. Sandek ini oleh para nelayan digunakan untuk melaut menangkap ikan dan mengumpulkan telur ikan terbang (Playing Fish) yang banyak disekitar perairan tersebut, selain itu dapat disewakan bagi pengunjung yang ingin menikmati pelayaran Sandek disepanjang pantai sembari menikmati geliat ombak menggoncang biduk dan hembusan angin laut sebagai suatu exsperien baru, dengan sewaan lebih mahal anda bisa berlayar bersama nelayan memilih kegiatan : (1) Melihat kegiatan mereka menangkap ikan terbang menyaksikan pesona ikan disekitar dan terbang diatas perahu jika beruntung anda dapat menangkapnya saat terbang. (2) Atau mungkin anda bisa ikut menyaksikan bagaimana mereka mengumpulkan telur ikan terbang berwarna agak kekuningan yang melekat pada rumpon yang mereka pasang ditengah laut kalau anda kesana sekitar bulan juni mungkin anda masih bisa menikmatinya. Dan (3) Menyaksikan kegiatan nelayan Bagan tancap ditengah laut pada malam hari di atas pancang Bambu atau kayu berbentuk segi Enam menggunkan Cahaya Lampu sebagai penarik ikan dan menggunakan Jaring penangkap ikaan saat sudah berkumpul.
Pada musim tertentu ada pesta masyarakat menangkap bibit ikan dan udang (Nener dan Benur), karna saat itu ramai nelayan menggunakan seser menyisiri pantai untuk menangkap benih ikan dan udang, jika ingin anda bisa meminjam Seser mereka dan membaur bersama menikmati sensasi dengan mendorong seser kesana kemari menentang arus air karna benih ikan tersebut banyak terhanyut oleh arus tersebut tapi jangan lupa hasilnya berikan pada pemilik seser. Seser adalah alat tangkap benih ikan dan udang yang terbuat dari dua bambu atau kayu menyilang membentuk segi tiga yang ditautkan dengan jaring dengan ukuran mata jaring antara 1 – 5 mm dan jaring kearah belakang membentuk kantong sebagai tempat berkumpul atau terjebaknya tangkapan. Hasil penelitian saya menemukan bibit ikan dan udang seperti : Udang windu(Penaeusmonodon fabricus), udang Putih (Penaeus merguensis), Ikan Bandeng (Chanos chanos), Ikan Baronang (Siganus spp), ikan sidat (Anguilla spp), ikan Belanak (Valamugilspeigleri), ikan selar (Selaroides spp), ikan kwee, Kuda laut (Hemirhampus spp), Kepiting Pasir (Portunnus spp), Kepiting Bakau (Scylla serrata) dll.
Disekitar lokasi banyak empang atau kolam pemeliharaan ikan dan udang, kita dapat berjalan menyisir Empang melihat kegiatan Petambak memelihara ikan dan yang lebih asiik kita dapat membeli ikan atau udang yang besar – besar untuk dibawah sebagai oleh2 atau menikmati langsung, untuk memasaknya jangan bingung anda bisa memesankan pada warung yang ada disana dengan rasa Yammmmii atau ingin membakar sendiri disana tersedia pondok rehat wisata dengan tempat pembakaran.
Bila masih punya waktu sebaiknya menyusuri kampong nelayan melihat kesibukan mereka mengolah hasil tangkapan seperti menjemur ikan dan telur ikan terbang, membenahi jaring berupa penyulaman, Pasar nelayan dan berbagai aktifitas keseharian lainnya.
Oh Yaaa untuk menginap anda bisa ke Hotel di Kota Sawitto dengan tarip yang biasa atau kalau bersama keluarga dapat menyewa rumah penduduk. Sebelum anda meninggalkan jangan lupa berphoto ria sebagai kenang-kenangan saya ingatkan jangan lupa latar belakang pesisir pantai putih dan panjang, laut yang luas terlebih saat mata hari terbenam, Perahu Sandek yang cantik, dan hasil tangkapan ikan terbang dan telurnya, saat bercebur di laut dll.
byRyaNSyahputrA
byRyaNSyahputrA
Minum di Cape Rasa Choklat
Ujung Tape Pantai berehat...........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar