KUMPULAN PUISI :
“ HIDUP KEROBOTANKU “
Bakri Supian
1
DUAKAH AKU ?
Daging dengan Nyawa Kesatuan ku
Tulang bersama Nurani Kodrat ku
Kulit melingkupi Rasa Hakekat ku
Adakah satu kehidupan dua Bahtera
Atau dua napas satu Mahligai
Kurasa tumpangan satu nyata
Kurenungi Semangat ada satu Jiwa
Meski kumerasa alamku dua
Meski ku dapati jasad dua Guna
Aku bersenda gurau
Entah kau di hadapan ku
Siapa yang tak ku tahu
Siapa yang mau tahu akan ku
Aku Paham celoteh senandung mu
Kicau nada yang kau lepas untuk ku
Kau bukan maya dihadapanku
Ataukah ada siapa selain aku
Kehidupan kan bukan dalam alam maya
Lantas bagaimana aku melakoni NYA
Hayalan kan berlainan dengan dunia nyata
Wau Bagaimana aku dapat menikmatinya
3/10/06
2
Aku Seperti Bukan
Kuamati seraut wajah di bening kacah
Seperti masih kecilku masa remajaku
Kurenungi segenap sosok rapuh
Tiada satu lekuk berlalu
Ada yang tak biasa disekitarku
Tak dapat ku pastikan berlalu
Bukan Patung Buatku termangu
Ku hanya merasa seperti kaya aku
Aku seperti bukan
Tiada yang mendengar gurauan
Pas gurauan disambung gurauan
Laga’nya saja itu balasan
Meski bukan mainan
Tapi tak untuk aku kebenaran
Bertanya
Kasih berita
Malah meminta
Tak menanti ku sikap nada
Aku seperti bukan
Bukan aku kan
Meski merasa tak berupah
Jasa tak ku berburuh
Dan
Aku seperti bukan
Sebagai mana mereka aku didepan
Wujut yang terhatikan
Bunyi hanya didengarkan
Aku seperti bukan
03/10/2006
3
PEdiHKU TIADA AnGGap
Kepedihan
Lapas Kepedihan
Wujud ada kepedihan
Memaknai realita kepedihan
Kepedihan menyentuh kehidupan
Semua warna rona nya
Satu diantara dua wajah rasa
Perlu kaji menelusuri
Kadang rada beda adili
Kepedihan
Batu menyentuh keras badan
Darah bercucur di goresan
Cuma semudah itu Gambaran
Bagaimana
Dan Gimana
Yang kurasa tiada maya
Yang adanya gaibnya raga
Kamu anggap kepura puraan
Karna memaknai sukma
Air menetes dari daun
Benarkah kekhalikan merasakannya
Dia Seperti makhluknya
Lantas lantas
Semua itu hanya kilasan mimpi
Tayangan seorang screen
Suatu rekaman trajedi
Bagai batu berhantukkan suara
Rasa itu tiada anggap
16 - ottober - 2004
4
Dua Pegangan
Dunia akhirat
Dua alam satu rangkaian
Logika dan Rasa
Satu kesatuan dua arah
Natural kehidupan
Ada kehidupan lain diriku
Yang kodratnya sama kodratku
Ia dapat mengikuti hidupku
Kehidupannya tak mungkin oleh ku
Nalaraku metode pencarianku
Memberi arah kebajikan pasti
Pencarianya daku
Akankah dirinya ku abdi
Rasa kemulian Manusia
Pengukur beban tak berangka
Gambaran rasanya
Contoh ataukah realita
Insan tak lepas dari kebenaran
Bak pokok ada buah
Ada arah lain tujuan
Tapi kenakah bahtera berarah
Seolah aku bernalar
Tiada firasat membayang
Jalanku akau pikir
Keraguanku sudahku kah Kosong
Kalau raga itu kosong
Tiada kompas mengarah utara
Tiada neraca penampak seimbang
Sudah bisa dikatan saya ?
Bila arah bukan membimbang
Nalar itu rasa itu
Membuatku menggapai yg kurasa rangkaiannya
Kemudian berlainannya kedugaanku
Ketika nadanya menyeruak bersemuka
Kapan hati otakku ada
Kalau kuasanya laksan khalik bagiku
Berfungsinya dua kuasa dalam diri
Bila aku tak madah meragu
Dua Pegangan satu diri
Aku sendiri
Atau dia yang Berdiri
17 - ottober - 2007
5
Ia melihatku bukan
Wajahnya berhadapan dengan ku
Sorotnya pun tak terlindung kearahku
Bahasaku yang mengalun di jawabnya
Namun bukan jasad didepan hakekatnya
Aku tak pernah berdering
Angka nomerik pun tiada
Tuts jemarih gemulai kosong
Tapi tak berarti aku bukan dia
Bagi nyong
Kemaksutanya nyambung sana
Tertawa bak terkekeh bersama
Gambaran bahagia kami tak serupa
Serius dengan langgam sua sua
Tatapannya lebih pada makna
Apakah patung merasakan
Nada karsa merambati dirinya
Sedang napas tak bersirkulasi menghidupkan
Maka tak layak bersemuka
Aku bersemuka
Nada tanggungan ku
Menilai apa persembahan nada
Emosinya ku tahu
Mencaci maka membengkak
Apatah lagi lebih dari
Tak kurang watak
Bila yang lain didepannya berdiri
6
Kalau begini Bilang apa !
Kalau sudah Begini
Kalau Kejadian Bukan Dari Kata
Kalau Aku Cuma Bisa Menyadari
Lantas Apa yang Bisa Kusenda
Karna Tampakku Tegas di Nyata
Karna Itu Selogan Machonya
Walau Tanya Tidak Begitu
Pedih Tumpah dengan Begitu
Kegagahannya tiada menandingi Ciau
Sang Gaib Puas dengan Lempias
Sang Nyali Tak madah Tegas
Walau Mimpi Itu Bias
Ketahanan Itu Memamg Begitu
Wibawa Tiada Tandingnya Deru
Yang Pasti Termangu
Dalam Nyatanya Tatap
Namun Menyadari Itu
Pada Hal itu Hasrat Letup
Kok ngga Bisa lho Gitu
Apa Ungkap yang benar
Nyataku Bukan buah Ungkapan
Sementara Juga Benar
Refleksi Keterpendaman
Yang Manaku Ikrar
Keburukan kah Melebihi Kebaikan !!
19/jan/2009
7
KeAdilan Ku KaH !!
Meski tak Berdarah
Tercambuk Seringai Bilah
Meski tak biru Wajah
Bogeman Si dollah
Tapi teTap Pedih
Ku Menjerit Tak Perlu
Menghadap Tak Perlu
KuJelaskan Tak Perlu
Bah TeriaKpun Tak Perlu
Tanggap mu itu yang Perlu
Menyikapi mu itu Yang Perlu
Ketersiratan mindah
Banyak juga tersirat indah
Hanya Bisikan Indah
Kesaksian banyak menegah
Beban membebani di Bahu
Kesibukan di kedua tanganku
Tugas terpapah di kedua kakiku
Berat begitu ada di rasaku
Fakta Diri Sendiri tak Aku
Kandung hanya menyirat
Yang dituakan hanya memangu
Kuasa tiada Peduli
Sipalu hanya turut meramaikan
Senapan malah membiarkan
Di Lunglai hampaku terbersit
Apakah yang Kuasa Sama
Kini aku masih dalam takut
Ingin ku raga tersimpu
Seperti Makna Sadarku
Tapi itu tiada mengakhiri
Galau ini
Tapi itu tiada mengakhiri
Resah ini
Ku Ikuti Hukum Maya Pada
Dengar Tegar yang Hampa
DenGan Tanya asah ?
KeaDilanKu Kah !!!
19/1/2011