Kamis, 27 Maret 2014

PESEPAK BOLA MALUKU DALAM KLIP PIALA DUNIA 2014 DI BRASIL








Sani Tawainella adalah mantan pemain sepak bola asal desa Tulehu, Maluku Tengah, yang pernah mewakili Indonesia di ajang Piala Pelajar Asia 1996. Kisah mulianya yang penuh inspirasi akan muncul dalam klip resmi Piala Dunia 2014.



Sepak terjang mulia Sani adalah saat mempersatukan bocah-bocah di Ambon lewat sepak bola pada 1999. Pada waktu itu situasi dan kondisi di sana sedang bergejolak dan terjadi kerusuhan berdarah atas nama agama.



Kisah itu pun dilirik salah satu sponsor utama Piala Dunia 2014. Menurut Glenn Fredly, perjuangan Sani akan dijadikan salah satu official clip untuk ajang paling bergengsi yang digelar empat tahun sekali itu.



"Kisahnya dipakai untuk official clip World Cup 2014. Nanti akan ditayangkan di lebih dari 80 negara," kata Glenn seperti dikutip dari Liputan6.com.



Glenn mengetahui hal itu karena kebetulan dia juga mengangkat kisah Sani dalam film berjudul Cahaya dari Timur : Beta Maluku. Dia duduk di kursi produser.



Adapun proses syuting untuk videoklip resmi Piala Dunia 2014 yang digelar di Brazil itu sudah selesai. Pihak sponsor menggaet sutradara asal Prancis.



"Iya mereka yang bikin sendiri. Kemarin waktu trofi world cup ke Indonesia, Sani juga diundang ke sana," ucap Glenn Fredly.



Film "Cahaya dari Timur" kini masih dalam proses pembuatan. Gita Wirjawan menjadi sponsor film yang mengangkat kisah cita-cita seorang anak dari Maluku.



Film yang disutradarai Glenn Fredly dan Angga Dwimas Sasongko dinilai memiliki semangat yang indah. Alasan itu yang menarik hati Gita lewat yayasannya, Ancora Foundation untuk mendukung pembuatan film itu.



"Bukan cuma tentang Maluku, tapi tentang kita semua semua di seluruh dunia. Universalnya tinggi sekali," ujar Gita dalam konferensi pers film tersebut beberapa waktu lalu.


AyoGitabisa.com, 02/2014.


Mat Jais menendang Bola ke gawang,
Kemenangan merupakan satu kejujuran dari sebuah persahabatan.



Senin, 17 Maret 2014

SARABBA MINUMAN KEHANGATAN WARGA KOTA DAENG





Sangat mengasikkan jika diminum di musim dingin dan tengah malam    yaa …… itulah minuman Warga  Daeng  disebut  “ Sarabba “,  Daeng merupakan sapaan  keakrapan atau pertanda seseorang di hormati yang berlaku bagi warga Kota Makassar.    “ Sarabba”  merupakan minuman masyarakat Makassar yang berbahan dasar Gula Merah/Aren, yang biasa disajikan pada pertemuan keluarga atau acara-acara tertentu bersama sahabat sambil dinikmati bersama Sanggar Pisang atau penganan lainnya.   Bagi kalangan anak muda atau penikmat Sarabba lainnya,  biasa menikmati minuman ini di warung kecil dipinggir jalan pada saat mereka begadang atau pagi hari,  namun saat ini minuman inipun telah di sajikan di Restoran tertentu dan di Mall.

Pembuatan minuman Sarabba untuk Volume 3 liter, membutuhkan Gula merah 300 gram yang dilarutkan dalam air sebanyak 2,2 liter dengan cara memanaskan air tersebut kemudian masukkan Gula merah kedalamnya dalam keadaan sudah dihaluskan sambil diaduk agar larutannya merata,  sebaiknya larutan gula tersebut di saring lagi agar hasilnya bersih.   Larutan gula merah yang masih diatas api ditambahkan 0,8 liter santan kelapa kental, dimasak terus hingga mendidih lalu diangkat, tapi sebelumnya telah dimasukkan Merica halus  20 butir, Jahe secukupnya, Pala 2 buah yang sudah ditumbuk kasar, Kayu Manis 2 potong dan Cengkeh  6 buah.

Setelah mendidih siap di sajikan  dengan menggunakan Gelas, akan sangat terasa khasiat minuman tanah Daeng ini bila di seduh selagi Panas-Hangat bersama teman  dimalam hari dan pagi hari sambil ditemani Sanggar dan Keripik Pisang,  minuman ini akan lebih lezat bila dinikmati dengan menambahkan susu kaleng  atau  ditambahkan kuning telur ayam yang di aduk rata.   Sarabba minuman masyarakat yang sangat berkasiat bagi penambah tenaga dan obat bagi  penyakit tertentu seperti masuk angin,  kurang semangat dan lesu.

Sakur seorang pelajar di Kota Daeng tersebut terbiasa minum Sarabba sebelum belajar agar tahan belajar dan ingatan  pelajaran membaik, sementara Daeng Kulle seorang sopir mobil truk di Makassar, setiap selesai membawa mobil seharian pulang rumah selalu mampir di Kios minum Sarabba untuk mengembalikan tenaga, menghilangkan Cape dan enak tidur sesampai di rumah.

By RianSyahputra









Daeng Becak minum Sarabba di Serigala,
Si Daeng bekerja berpeluh demi rezki halal untuk keluarga..

















Selasa, 11 Maret 2014

KAWASAN KONSERVASI PARI MANTA INDONESIA TERBESAR DI DUNIA





          Perairan Indonesia merupakan habitat yang sangat cocok dengan kehidupan Ikan PARI MANTA ( Manta  birostris ) sehingga tak heran bila hampir semua perairan di Nusantara sesuai buat kehidupannya mulai dari Perairan Pulau Rondo di Aceh,  Mentawai di Sumut, Anambas di Kepri,  Derawan di Kaltim, Bunaken di Sulut, Sawu di NTT,  Wakatobi di Sutra dan Raja Empat di Papua.    Kesuburan perairan tersebut bukanlah satu-satunya  jaminan  Pari Manta dapat eksis hidup sebagai mana diinformasikan bahwa satwa ini termasuk kategori  Appendik II CITES pada bulan Maret 2013 di Bangkok dan golongan Vulnerable / rawan terancam punah  oleh Lembaga Conservasi Dunia  IUCN (International  Union  For Conservation of Natural) namun gangguan satwa lain dan manusia juga sangat menentukan.

          Penurunan populasi Pari Manta  hingga  33 – 57 % sejalan dengan semakin maraknya penangkapan  yang tergiur akan harga  tinggi,  tahun 2008 hasil penangkapan di Indonesia  mencapai 100.000 ton pertahun dan diperairan Nusa Tenggara  menghasilkan tangkapan  900 – 1.300 ekor dalam setahun dan ini menempatkan  Indonesia sebagai negara eksportir  kedua terbesar  di dunia dengan tujuan China sebagai bahan makanan perobatan.    Angka tersebut tentunya sangat mengancam kelestarian  PARI MANTA  yang memiliki nilai sangat ekonomis, Nilai pariwisata (wisatawan menyaksikan di dalam laut) dan bahan perobatan, selain karena penangkapan tersebut juga masa regenerasi ikan ini yang sangar lambat yaitu 1 ekor anak untuk 3-5 tahu dan baru matang seksual pada usia 10 tahun, sehingga proteksi bagi kehidupan Pari Manta perlu diambil masyarakat dunia sesegera mungkin untuk menjamin survival lifenya.

          Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI pada 28 Januari tahun 2014 ini telah menetapkan Pari Manta sebagai  jenis ikan yang dilindungi penuh,  melalui Kepmen KP No 4 Tahun 2014 tentang Penetapan Status Perlindungan Penuh Pari Manta,   Penetapan  tersebut meliputi perairan seluas  5,8 juta kilometer persegi untuk menjadi kawasan suaka Pari Manta,   menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki luasan Konservasi  Pari Manta terbesar di dunia dan Penyedia  Jasa wisata Pari Manta kedua di dunia  dan penetapan ini tentunya  mendapat persetujuan para ahli sebagai mana diatur dalam Permen KP 35 Tahun 2013 tentang  Tata cara penetapan status   perlindungan penuh Pari Manta. 

          Penetapan perairan Indonesia seluas 5,8 juta kilometer persegi  tersebut,  merupakan suatu  upaya melindungi ikan tersebut dari ancaman kepunahan sekaligus mendongkrak pemasukan dari  sektor wisata bahari dan  ketetapan tersebut melarang penangkapan dan perdagangan  atau  eksport   Pari Manta yang menjadi pemicu  over fishing dari Sumberdaya Lestari.   Perkiraan  Pemasukan dari pariwisata yang datang untuk menyaksikan Pari Manta menurut para ahli mencapai  US$  15 juta per tahun  dan  dalam keadaan hidup satu ekor bisa menyumbang penerimaan  US$  1 juta dari wisatawan,   Sementara bila ditangkap ikan bersayap dengan panjang  mencapai  8 meter dan berat 4,5 ton hanya bernilai US$ 40-500.   Bukti  ilmiah menyatakan nilai Pari Manta hidup melampaui keuntungan sesaat dari  pari manta mati, sehingga menguntungkan bagi pariwisata bahari dan destinasi penyelaman kelas dunia yang semakin populer,” kata Direktur The Nature Conservancy (TNC) Program Indonesia Rizal Algamar.

          Keprihatinan ummat manusia terhadap kelestarian Pari Manta dengan adanya penetapan Appendix II dari IUCN sekaligus menggugah bangsa Indonesia menetapkan peraturan larangan  penangkapan pari manta bersama negara dunia lainnya yang Care seperti  Australia, Ekuador, Uni Eropa, Meksiko, Selandia Baru, Filipina, Palau, Maldives, New Caledonia, Cook Islands, Federated States of Micronesia, dan French Polynesia

           Setahun sebelumnya  Pemerintah Kabupaten Raja Ampat menetapkan kawasan perairan seluas 46.000 km2 menjadi kawasan perlindungan Hiu dan Pari Manta dan kawasan Segitiga Terumbu Karang Dunia melalui Perda Nomor 9 Tahun 2012 tentang Larangan Penangkapan Ikan Hiu, Pari Manta, dan Jenis-Jenis Ikan Tertentu di Perairan Laut Kabupaten Raja Ampat,  sekaligus sebagai perda Kabupaten pertama  di Indonesia  tentang Pelarangan  penangkapan Pari Manta   dan  menempatkan Raja Ampat bersama Palau, Kepulauan Maldives, Bahama, Honduras Kepulauan Marshall, dan Tokelau  mengukuhkan komitmen untuk mengakhiri segala kegiatan penangkapan ikan Hiu dan Pari Manta.

          Pemkab Raja Ampat telah mengidentifikasikan  wisata bahari dan sektor perikanan sebagai bagian penting dari ekonomi lokal yang dapat memberikan penghidupan dan kesejahteraan berkelanjutan kepada masyarakat dan penetapan perda  Nomor 9/2012 mengukuhkan kerangka kerja hukum yang kuat dalam melindungi serta memulihkan populasi Hiu, Pari Manta, dan spesies ikan yang penting bagi pencapaian tujuan  menyukseskan perikanan yang berkelanjutan, lingkungan terumbu karang yang sehat, dan wisata bahari yang kuat," jelas Ketua DPRD Kabupaten Raja Ampat Hendrik A. G. Wairara.

          Penetapan kawasan Konservasi  seluas 5,8 km persegi tersebut sebaiknya  dapat memberikan proteksi dan pengembangan  kawasan tersebut  dalam menjaga Biodiversity dan  Survival life dengan mengimpleentasikan semua kebijakan yang ditetapkan,  karena pelestarian bukan hanya persoalan penangkapan saja tapi menyangkut hal lain yang terkait dengan perkembangan  seperti perbaikan Habitat, pengawasan, pemasaran dan pengaturan kawasan penangkapan  sehingga  keamanan dan kelestarian dapat berjalan dengan baik.    Beberapa kawasan konservasi  yang selama ini ada dan memberikan satu pengelolaan bagi Pari Manta seperti  Kawasan Konservasi  Derawan, Bunaken, Perairan Sawu, Perairan Anambas,  Perairan Mentawai ,  Perairan P Rondo Aceh dapat lebih dipertegas kebijakannya dengan memberikan putusan “ pelarangan penangkapan Ikan Pari Manta,  Hiu dll dari sekedar kebijakan pengellaan.

          Sebagai negara MEGABIODIVERSITY yang memiliki keanekaragaman spesies tertinggi ketiga di dunia, saat ini beberapa spesies mengalami ancaman kepunahan yang cukup tinggi, salah satu diantaranya PARI MANTA yang penurunannya dapat mencapai  75 %,  di Indonesia ada  2 spesies yaitu Manta karang (Manta alfredi) dan Manta oseanik (Manta birostris) yang sangat eksotik tentunya buat dunia pariwisata Bahari.

          C. Sharif Menteri Kelautan dan Perikanan RI, menegaskan  banyak kalangan  termasuk KKP  menilai masalah perburuan Hiu dan Pari  sangat kompleks karena melibatkan berbagai dimensi, baik itu dimensi ekonomi, sosial, budaya hingga perlindungan atau konservasi.   Upaya menghentikannya pun, bukan sebuah perkara mudah.   Apalagi, selama masih ada pembeli yang mau ikan tersebut  maka pasar akan selalu ada  dan perburuan masih akan terus terjadi.     Sehingga  dibutuhkan  sebuah pendekatan yang holistik secara ekonomi politik untuk mengatasinya, tidak cukup hanya dengan penangkapan  pelaku perburuan saja  tetapi  lebih dari itu  termasuk juga memperkuat regulasi dan penegakan hukum di lapangan,tandas Sharif.

          KKP (Kementrian Kelautan dan Perikanan) dalam mendukung komitmen tentang konservasi sebagai wahana  perlindungan berbagai satwa telah menargetkan pada tahun 2020 areal konservasi sekitar 20 juta ha dan 2014 seluas 15,5 juta ha.    Pengembangan kawasan konservasi perairan ini harus sejalan dengan prinsip-prinsip Blue Economy  dengan mengembangkan  usaha kreatip wisata sebagai usaha tambahan,   jelas Sharif.   Indonesia   juga berkontribusi dalam penyelesaian CTMPAs (Coral Triangle Marine Protected Area System) yang diharapkan selesai pada bulan juni  tahun ini dan segera diimplementasikan untuk pencapaian efektivitas pengelolaan kawasan konservasi di 6 (enam) negara wilayah Coral Triangle sebagai kawasan yang Kaya akan Bioddiversity yang diperkirakan  75 % satwa perairan ada di kawasan ini .   Sedikitnya 10 (sepuluh) rencana pengelolaan disahkan tahun ini dan 4 (epat) kawasan konservasi perairan daerah akan kami tetapkan statusnya,  Saya juga berharap target pencadangan 500 ribu hektar kawasan konservasi baru  dapat tercapai, lanjut  Sharif.

          Ikan pari manta (Manta birostris) spesies ikan Pari terbesar di dunia  Lebar tubuhnya  mencapai hampir 8 meter dengan  Bobot terberat  mencapai 3 ton tersebar hampir diseluruh perairan tropis dunia, yang memakan Plankton dengan memasukkan air  dalam jumlah besar kerongga mulutnya dan dengan sepasang sirip dikepalnya yang menyerupai tanduk mengarahkan plankton untuk masuk kerongga mulutnya kemudian menyaring dan memerangkap plankton, ikan kecil dan udang kecil ketika melewati  rongga  Insangnya.   Hewan laut yang diketahui sebagai pemangsa utama pari manta adalah ikan-ikan hiu semisal hiu macan (Galeocerdo cuvier). Manta tidak memiliki alat pertahanan semisal gigi tajam atau sengat sehingga ia mengandalkan kemampuan berenangnya untuk melarikan diri termasuk dengan melompat keluar dari air) dan memakai sirip dadanya untuk memukul penyerangnya.

Klasifikasi ikan Manta, Kerajaan : Animalia, Filum : Chordata,  Kelas : Chondrichthyes, Ordo : Rajiformes, Famili : Myliobatidae, Genus : Manta dan Spesies : Manta   birostris.
by BakriSupian





Ikan bersayap bukan burung melainkan Pari Manta,
Kawasan Konservasi untuk melestarikan kehidupan satwa langka.
















BANTIMURUNG PESONA ALAM DISELA TEBING BEBATUAN DENGAN AIR TERJUNNYA.



     Terletak diluar Kota Maros dalam  deretan gunung batu  berdiri di penghujung  hamparan sawah disebelah kiri jalan, di salah satu gunung  terpahat  hurup  besar bertuliskan “ TAMANAN NASIONAL BANTIMURUNG BULUSARAUNG “ di dalamnya termasuk kawasan Konsevasi Air Terjun Bantimurung, Monyet dan Kupu-kupu,  untuk memasuki  Air Terjun Bantimurung sebelumnya melewati Gapura di atasnya terdapat replika Kupu-Kupu yang besar dan melewati  patung Monyet  besar meski terlihat agak lusuh.


     Di depan Taman wisata Air Terjun Bantimurung  terlihat banyak mobil parkir hampir tak beraturan, banyak Los penjaja barang cinderamata terutama Kupu-kupu yang diawetkan dalam  bingkai kaca dengan  harga  Rp 50.000 –  Rp 1.500.000,  Patung monyet,  berbagai manik-manik, baju-baju dan  penganan khas  Bantimurung  dan  pondok istirahat yang dipenuhi  pengunjung  yang   berlindung dari hujan yang sedang turun.  



     Menggunakan Payung  sewa  Rp 20.000 kami melewati  pintu masuk  dengan  tiket  Rp 20.000 dari loket,  pada jam 14.20 Rabu,  01 Januari 2014 tahun baru masih terasa terlihat dengan banyaknya  pengunjung yang datang sambil berlibur,   jalan yang  dilewati  bersemen sebelah kanan terlihat pengerjaan sebuah  bangunan,   tak jauh dari situ terlihat kolam permandian  yang dipenuhi anak-anak dan  orang dewasa.      Jembatan Gantung besi  disebelah kanan  melintasi sungai menuju tebing gunung  (tahun 1986 an ketika kuliah di UNHAS jembatan ini sudah ada) karena kawasan air terjung ini merupahkan celah  yang  sempit  diapit tebing gunung yang tinggi.   Di tengah  area ini  terdapat empat tugu yang dihinggapi kupu-kupu    dan di bawahnya terulis “ Bantimurung, The Kingdom of Butterflies “  tempat inipun ramai dengan  pengunjung yang  sedang  berphoto.



      Deru air yang jatuh dari ketinggian 30 m ke bebatuan serta kabus airnya sudah terasa  meski masih jauh dari lokasi ditambah saat itu hujan membuat lebih dingin menambah suasana lebih mengigilkan,  terlihat banyak pengunjung mandi di sungai  yang ada di sepanjang sisi kanan dan berpapasan dengan pengunjung yang masih basah setelah mandi.   Didepan Air Terjun Bantimurung terdapat  Jembatan beton  sangat baik buat berpose untuk mengabadikan kenang-kenangan di depan air terjun atau berdiri  lebih dekat ke tempat jatuhnya air terjun yang juga tempat pengunjung berdiri menikmati  hempasan air yang jatuh mengenai  tubuh.  Di jalan sebelah kiri seluas 3 m dari tebing  kami  berjalan menaiki  tangga selebar  1,5 m disisi air terjun, sesampai di  puncak air terjun terasa mengerikan karena ketinggian dan deru air yang terhempas namun tetap mengasikkan.
 
     Di puncak tangga terlihat air terhempas dengan indah dan kawasan yang dikelilingi tebing yang menghijau oleh pohon dan tumbuhan efipit,   selanjutnya kami meneruskan   perjalanan melalui jeramba beton seluas  1,5 m yang menempel di tebing diatas sungai sejauh 120 m, dilanjutkan melalui jalan semenisasi diatas tanah berpasir ditengah rimbunnya semak belukar berupa pohon perdu, Aren, Sagu,  Rotan dan ada penangkaran bibit  Aren serta  sesekali kami  melewati jembatan kecil dan menemui Gardu istirahat dengan dagangannya.  Menurut La Maddong seorang pengunjung bahwa kalau kita memanjat ditebing kita bisa menemukan bermacam bunga yang cantik diantaranya ada Anggrek.

 
     Berdiri diatas undukan pasir sebagai endapan sungai kami berada pas di depan dua air terjun meski tidak terlalu tinggi 4 m yang cukup deras dan dipenuhi hutan disisi kiri kanannya,  dari sini kami teruskan perjalanan disisi kiri tebing untuk memasuki  ruang Goa batu yang gelap, sehingga kami harus menyewa Penyenter Rp 15.000 untuk menemani masuk.   Di dalam terlihat batu stalaktit dan marmer yang mengkilat ketika diterpa cahaya senter  dan sesekali  kami menemukan kumpulan batu berbentuk tombak dilapisi stalaktit dari atas langit gua setinggi  5 meter,  serta jangan heran bila  tiba-tiba tertabrak  burung   karna di dalam gua ini banyak burung  yang menjadikannya sebagai   tempat  tidur.  Akhirnya kami tiba di akhir destinasi  Air Terjun Bantimurung   dikumpulan bebatuan besar di atas dua air terjun tadi,  perasaan seolah berada di goa batu besar yang dipenuhi hutan, menurut beberapa pengunjung kita dapat melanjutkan perjalanan terus keatas tapi memerlukan kemampuan adventur khusus.

     Tepat Jam 16.42 kami telah berada di dekat pintu keluar  tadi, namun sebelumnya kami membelok ke kiri memasuki Taman Conservasi  Kupu-kupu Bantimurung berupa Museum yang mengoleksi berbagai kupu-kupu yang di awetkan dalam pajangan lemari kaca, taman yang ditumbuhi bunga-bunga kesukaan kupu-kupu dan 4 sangkar penangkaran.    Dalam sangkar pengunjung  dipandu guit taman  yang  menjelaskan seputar kupu-kupu termasuk  proses kehidupan kupu-kupu mulai dari telur, kepompong  dan ulat yang terlihat menempel di daun menjadi kupu-kupu muda hingga dewasa yang berterbangan dalam sangkar.    Satu yang saya rasakan kurang dalam kunjungan dibanding saat tahun 1984 an dulu ialah kami tidak melihat monyet yang biasanya ramah di beranda Air Terjun, petugas mengatakan  saat  hujan begini banyak masuk hutan.


By KariTaLa LA










Bantimurung  pesona derunya air Jatuh di sela bebatuan,
Suasan sejuk dan Asri alami dapat menyehatkan semangat dan badan.








MANTAN ATLET BULUTANGKIS INDONESIA DI JERMAN DADI PEBISNIS KUE SETELAH DADI PELATIH

NusaNTaRa.Com    byBakrIRoYMarteN,               R    a    b    u,     1    7         A    p    r    i    l         2    0    2    4   The...