Sabtu, 23 November 2013

PANGDAM VI MULAWARMAN MELUKAI PERASAAN WARGA ASLI KALIMANTAN





         
           Suku bermakna Sekumpulan manusia yang anggotanya mengidentipikasikan diri kedalam satu golongan, biasanya secara biologis terbentuk  karena faktor garis keturunan yang sama, memiliki nilai hidup tersendiri dan mempunyai kawasan tertentu, sedangkan  pengertian Masyarakat adat  menurut AMAN (Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) pada Kongres I tahun 1999 dan masih dipakai sampai saat ini adalah:  " Komunitas-komunitas yang hidup berdasarkan asal-usul leluhur secara turun-temurun di atas suatu wilayah adat, yang memiliki kedaulatan atas tanah dan kekayaan alam, kehidupan sosial budaya yang diatur oleh Hukum adat dan Lembaga adat yang mengelolah keberlangsungan kehidupan masyarakatnya”.



          Nilai-nilai seperti inilah  yang mendasari terjadinya suatu gejolak  sosial yang kurang baik di Kalimantan khususnya masyarakat adat Dayak Kalimantan dan Masyarakat Asli Kalimantan karena ketersinggungan  atas  ucapan Pangdam VI Mulawarman Mayjen Dicky Wainal Usman yang kurang bijak,  saat temu ramah Pangdam dengan Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, tokoh Muspida Kab. Tanah Tidung dan pimpinan seluruh SKPD Kab. Tanah Tidung Kalimantan Utara di Aula Pendopo Bupati pada Nopember 2013 yang bermakna   "  Sebenarnya semua suku di Pulau Kalimantan itu sama  tidak ada yang beda antara penduduk pendatang dan penduduk asli sama saja sebagai warga Kalimantan jadi tidak ada yang namanya warga atau suku asli, karena warga asli hanyalah lebih duluan datang kemudian warga pendatang datang kemudian,  jadi hanyalah masalah waktu datang saja, artinya sama-sama semuanya pendatang dan tidak ada yang namanya penduduk warga asli Kalimantan ",  sehingga  terjadi demonstrasi  atau tuntutan masyarakat  dibeberapa kota Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.



          Seharusnya Hari Jumat 22 Nopember 2013 akan digelar demonstrasi oleh masyarakat adat Dayak Kalimantan di Kantor Gubernur Kalimantan  Timur Samarinda namun terpaksa dibatalkan karena  seluruh tokoh-tokoh adat di Kalimantan telah berkumpul dan menggelar rapat untuk menanggapi pernyataan tersebut.  Ada dua poin permintaan masyarakat adat Kalimantan yakni  permintaan maaf dari Pangdam VI Mulawarman dan meningggalkan bumi Kalimantan.



          Yulianus Hanoch yang mengatas namakan masyarakat adat Dayak Kaltim mengungkapkan,  Pangdam VI Mulawarman tidak selayaknya mengungkapkan kata-kata  demikian yang melukai perasaan hati masyarakat Asli Kalimantan dan Masysrakat adat Dayak,  seolah-olah mereka tidak menghargai keberadaan masyarakat Asli Kalimantan dan Masyarakat Adat Dayak yang telah mendiami bumi Kalimantan sejak Nenek moyang mereka ribuan tahun lalu. Untuk itu mereka menuntut pertanggung  jawaban  Pangdam Mulawarman tersebut.      “Karena rasa keprihatinan, kesedihan, luka hati yang mendalam, akibat pernyataan saudara Jenderal Pangdam VI Mulawarman yang menyatakan Kalimantan tidak punya putra daerah, semua adalah pendatang, kami mohon maaf, kami tidak panggil Bapak Pangdam lagi, Saudara Dicky, bahwa Bapak Dicky harus tinggalkan Kalimantan Timur,” kata Yulianus Henock.



          Demonstrasi  sudah  terjadi di Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah setelah masyarakat di sana mengetahui  berita tersebut yang di ikuti ribuan warga Asli Kalimantan dan Masyarakat Adat Dayak Kalimantan tengah di depan Kantor Gubernur, dengan tuntutan menyampaikan permintaan pertanggunb jawaban Pangdam Mayjen Dick atas pernyataan  tersebut yang melukai perasaan masyarakat.



          Yusuf Ronny Tamanggung selaku pimpinan masyarakat Asli Kalimantan tengah mensyaratkan agar Pangdam dapat mengklarifikasikan pernyataannya dengan mengungkapkan pernyataan minta maaf kepada  masyarakat asli bumi Kalimantan dan angkat kaki dari Kalimantan.  Point tersebut menjadi persyaratan tuntutan mutlak masyarakat asli Kalimantan dan masyarakat adat dayak Kalimantan, dan pernyataan tersebut  telah disampaikan ke Kepala stap TNI Angkatan Darat RI  Jenderal Budiman dan akan disampaikan ke Menko polhukum RI Joko Suryanto dan Ketua Persatuan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara,  agar ditindak lanjuti lebih arip sehingga masyarakat Kalimantan bisa merasa dihargai dan terhindar dari hal-hal yang  kurang baik. 



          Sekjen Aliansi  Masyarakat Adat Nusantara Abdon  Nababan mengatakan, pernyataan tersebut seakan menyamakan penduduk asli dengan warga pendatang di Kalimantan. Menurut dia, Pangdam VI Mulawarman yang memiliki tugas utama memberikan rasa aman dan damai kepada masyarakat dan bukan menimbulkan keresahan harus segera menjelaskan maksud dari pernyataannya yang dapat menyulut amarah masyarakat dan permintaan maaf, agar tidak memicu kemarahan penduduk asli di Kalimantan.








          Donald Sitorus, Juru bicara Kodam VI Mulawarman mengatakan, Pangdam VI Mulawarman Dicky Wainal Usman mengakui kesalahannya  dan meminta maaf kepada masyarakat asli Kalimantan.  Kata dia, Pangdam tidak berniat mendiskriditkan masyarakat asli Kalimantan. Namun kata Donald, dari hati yang paling dalam Pangdam menyatakan permohonan maafnya.   Pernyataan tersebut mungkin bermaksud meramahkan situasi untuk dapat mengakrabkan masyarakat Kalimantan sehingga dapat berjalan damai sebagaimana pungsi tugas beliau, tapi justru kata-kata tersebut  tidak  bijak sehingga  menyinggung perasaan warga Asli Kalimantan.  



          Abdon N menambahkan, masyarakat asli Kalimantan bisa menduga pernyataan Pangdam VI Mulawarman tersebut sebagai bentuk dukungan tentara kepada warga pendatang untuk mengambil alih lahan masyarakat lokal.  Semakin lama Pangdam memberikan klarifikasi atas pernyataannya itu maka akan semakin besar kecurigaan masyarakat asli Kalimantan tentang adanya rencana pengambil alihan lahan milik adat.
BakriSupian.





Dimana bumi dipijak disitu adat bertuah,
Adat Budaya penuntun hidup manusia yang bijaksana dan bermarwah.

Kamis, 21 November 2013

INVENTOR TERMUDA INDONESIA KEMBALI BERKARYA




Tanggal 14-15 November 2013 silam, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di jalan Gatot Subroto, Jakarta, menggelar pameran dan presentasi Kompetisi Ilmiah LIPI. Berbagai penemuan digelar oleh para finalis yang terpilih di stan mereka masing-masing.

Salah satunya adalah Linus Nara Pradhana, siswa SMP Kristen Petra 5 Surabaya. Ia menjadi finalis National Young Inventors Award dengan karyanya Smart Pot. Smart pot panci yang diberi alat keamanan, untuk menghindari bahaya kebakaran. Menggunakan modul transceiver dan receiver, sensor suhu yang berfungsi pada 50 hingga 150 derajat Celsius ini akan mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan LED serta buzzer untuk mengingatkan pemasak.

Sensor suhunya pun dapat diatur sesuai dengan keinginan pengguna, dengan penanda 3 LED yang berbeda, yaitu hijau, kuning, dan merah. Antara panci masak dengan penanda yang bisa dimasukkan ke dalam gelang ini bisa memiliki jarak 20 meter. “Rencananya nanti akan disambungkan lagi ke pemutus aliran listrik. Jadi kompor listrik bisa mati jika suhu sudah mencapai titik tertentu,” ungkapnya.

Ini bukan karya pertama Nara yang mencuri hati para dewan juri dalam rangka kompetisi ilmiah LIPI. Dua tahun silam, pada lomba yang sama, ia menciptakan helm berpendingin yang akhirnya memenangi tak hanya New Young Inventors Award, namun juga memperoleh medali emas dalam International Exhibition for Young Inventors Bangkok, Juni 2012.

Helm berpendingin ini adalah helm yang didalamnya diberi gel yang bisa menurunkan suhu di dalam hingga sekitar 21 persen. Setelah berhasil dipatenkan, berkat kerja kerasnya ini, salah satu produsen helm pun akhirnya tertarik untuk memproduksinya secara massal. “Idenya berawal dari pengalaman pribadi,” ujar Nara. Saat diboncengi naik motor oleh ayahnya, ia sering merasa kepanasan.

Nara juga menjadi finalis Indonesian Science Project Olympiad, akhir Februari lalu, dengan karya helm pencegah gegar otak. Helm ini adalah pengembangan dari helm ciptaan sebelumnya. Melalui reaksi kimia, setelah benturan terjadi, suhu dalam helm dapat turun hingga sekitar 11 derajat Celsius, yang dapat mengompres akibat benturan di kepala selama sekitar 25 menit sebagai pertolongan pertama.

“Berkat penemuan helm berpendingin ini, saya bisa punya mobil dan apartemen, juga biaya sekolah untuk kuliah nanti,” ungkapnya dengan bangga. Nara yang lahir pada 7 April 1999 juga tercatat sebagai inventor termuda dalam Museum Rekor Indonesia.
NGI, 21/11/2013(Titania Febrianti)



Tuntutlah ilmu mulai dari buai ayunan,
Sejak Muda berprestasi karna hidup diukur dengan kesuksesan.

Senin, 18 November 2013

PENATAAN ADMINISTRASI KELEMBAGAAN PETANI




Penerapan Administrasi pada pelaksanaan kegiatan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani sebagai sarana pendukung dalam organisasi tersebut agar dapat berjalan dengan baik sebagai Kelembagaan Petani yang kuat dan mandiri dalam membentuk masyarakat Petani yang sejahtera dan Mandiri pada asasnya mengembangkan dua pola yaitu :
1.    
     Administrasi sebagai kegiatan mencatat segala sesuatu yang terjadi  dalam suatu organisasi yang biasa disebut sebagai Tata Usaha yang memiliki Peran a) Melayani Pelaksanaan operasional untuk mencapai tujuan organisasi.   b)  Menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk pimpinan organisasi sebagai dasar pengambilan keputusan.  C)  Membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu keseluruhan.
2.       Pembukuan/Akuntansi merupakan salah satu proses administrasi  yang  menyangkut keuangan dan kegiatan usaha yang meliputi proses mengidentifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi  untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi pemakai informasi tersebut.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor  82/Permentan/OT.140/8/2013, tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani, merupakan pembinaan Kelembagaan petani  kelompoktani dan Gabungan kelompoktani  dalam menjalankan fungsinya, serta meningkatkan kapasitas poktan dan gapoktan melalui pengembangan kerjasama  dalam bentuk jejaring dan kemitraan.   Pengembangan kelompoktani diarahkan pada a) Penguatan Poktan menjadi kelembagaan petani yang kuat dan mandiri  b) Peningkatan kemampuan anggota dalam pengembangan Agribisnis  c) Peningkatan kemampuan poktan  dalam menjalankan fungsi.  Gabungan Kelompoktani berfungsi untuk memfasilitasi  kegiatan-kegiatan usaha  bersama mulai dari sektor hulu sampai hilir secara komersil dan berorientasi pasar dan pada tahap pengembangannya Gapoktan dapat memberikan pelayanan informasi , tehnologi dan permodalan pada anggotanya serta menjalin kerjasama dengan pihak lainnya.

Pejelasan tersebut merupakan beberapa point yang termuat dalam materi Administrasi Kelembagaan Petani (Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani) dan Permentan No. 82/Permentan/OT.140/8/2013, yang disajikan pada kegiatan Pelatihan Pengelolaan Administrasi Kelompoktani dan Gapoktan tahun 2013 yang dilaksanakan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah Kabupaten Nunukan, disamping materi lain seperti Penilain Kelembagaan Petani, Pemupukan dan Bertani organik.

Kegiatan Bidang Kelembagaan BKP3D tersebut dilaksanakan pada 4 BPP masing-masing selama 2  hari yaitu BPP Kec. Lumbis, BPP Kec. Nunukan, BPP Kec. Sebatik dan BPP Kec. Krayan masing-masing diikuti 30-35 petani diwilayah BPP tersebut dengan pemateri Bakri Supian, Asbudi Salam, Masjidil (P4S), Camat, Komunitas Padi Adan dan Riatnah SPt (PPTK).

Penumbuhan dan Pengembangan Poktan dilakukan melalui pemberdayaan petani untuk merubah pola pikir petani agar mau meningkatkan usahataninya dan meningkatkan kemampuan poktan dalam melaksankan fungsinya sebagai Kelas Belajar, Wahana Kerjasama dan Unit Produksi sehingga dengan kemapanan kelembagaan petani tersebut akan mendukung Petani anggotanya  mencapai satu kesejahteraan dan Kemandirian.  Pemberdayaan Petani  melalui  pelatihan sangat di butuhkan untuk meningkatkan mutu pertanian di daerah sehingga  swasembada pangan bisa  terwujut dan  dapat menjadi sumber pendapatan daerah dengan  penerapan  tehnologi pertanian dan pemanfaatan lahan yang ada  semaksimalnya,   setidaknya demikianlah harapan yang disampaikan bapak Drs. Muh. Effendi  Camat Lumbis dalam sambutan beliau saat membuka acara pelatihan ini di Mensalong.



Kelembagaan Petani  ditumbuhkan ditengah Petani,
Poktan dan Gapoktan  menguatkan petani dalam akses Pasar.

Sabtu, 16 November 2013

GITA WIRJAWAN, MENTERI YANG DOYAN MAKAN SINGKONG




           Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sudah terbiasa makan singkong. Menurutnya, singkong adalah salah satu makanan alternatif pengganti nasi yang memiliki banyak manfaat. Singkong bisa menjadi solusi masalah berat badan.

"Sebelas kilo turun," kata Gita yang sudah mengonsumsi singkong sejak 2012. Dikutip dari buku Gita Wirjawan, Sebuah Perjalanan, terbitan Perahu.

Setiap pagi, Gita biasa sarapan singkong atau ubi. Siang harinya, diupayakan tanpa nasi. Sebagai gantinya, Gita memilih menyantap nasi merah.

Setelah terbiasa mengonsumsi singkong, Gita merasa tubuhnya lebih sehat. Berat badannya yang tadinya berlebih kini menjadi ideal.

"Hasil tes darah dan kolesterol, semua berada di bawah batas yang semestinya. Memang awalnya tak gampang, namun saya paksa dan akhirnya terbiasa," lanjutnya.

Gita bukan satu-satunya pejabat yang doyan makan singkong. Presiden pertama Soekarno juga memiliki kebiasaan sama. Sang pemimpin revolusi itu sudah terbiasa hidangan daun singkong di meja makan.

"Hampir tiap hari yang bisa kami makan sebagai lauk-pauk ialah lalapan daun singkong dan daun pepaya yang kami petik di kebun. Barangkali itulah sebabnya sampai sepanjang hidupnya Karno menyukai daun singkong dan daun pepaya," kenang Sukarmini, kakak perempuan Bung Karno, dalam buku 'Bung Karno Masa Muda' terbitan Pustaka Antar Kota, halaman 15.

Kegemaran Bung Karno menyantap lalap daun singkong dan daun pepaya terus berlanjut hingga menjadi Presiden RI. Bahkan, tiap kali Bung Karno menyempatkan waktu ke Blitar, sang pemimpin besar revolusi Indonesia itu selalu minta disuguhkan dua lalapan itu.

"Setelah dia bertahun-tahun jadi presiden-pun bila kebetulan meluangkan waktu ke Blitar, senantiasa dia minta disuguhi lalap daun singkong dan daun pepaya yang kami petik di kebun," kata Sukartini.


Ayo GitaBisa.Com.  09Nop2013




Pak Gita Menteri Ganteng yang memiliki selera Seni tinggi,
Diversifikasi Pangan menjadikan Singkong sebagai penganan sehari-hari.

Rabu, 06 November 2013

KEBERADAAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN DAN PERDESAAN SWADAYA DI UTARA KALIMANTAN



NusanTaRa.Com

Pusat Pelatihan Petani dan Perdesaan Swadaya (P4S) sebagai lembaga pelatihan/permagangan pertanian dan perdesaan yang didirikan, dimiliki dan dikelola oleh petani secara swadaya, baik perorangan maupun kelompok yang dikelola secara ekonomis bertujuan mendukung kemajuan petani yang berada di sekitarnya.   Saat ini menjadi suatu yang mutlak untuk ditumbuh kembangkan di Indonesia mengingat fungsinya yang sangat potensial dalam mendukung peningkatan kemampuan Petani untuk menjadi petani modern dan mandiri serta terbatasnya kapasitas pemerintah, Sarana pendukung untuk pengembangan tersebut yang semakin membaik dan  banyak petani yang dianggap mampu mengelola kelembagaan petani tersebut.

     Forum Komunikasi Pengelola (FKP) P4S adalah lembaga perhimpunan P4S  yang bersifat independen untuk menjembatani dan memperjuangkan aspirasi anggota.  FKP P4S se Kalimantan Timur dan Utara yang dihadiri dari seluruh pengelola P4S yang ada diwilayah tersebut sebanyak 48 orang telah diselenggarakan di Kabupaten Nunukan yaitu Hotel Marvel pada 20-24 Oktober 2013 yang diisi berbagai kegiatan yang pada intinya memberikan masukan baik dari sisi regulasi maupuan pengalaman-pengalaman dari sesama pengelola seperti sambutan dan arahan dari Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Timur, dari Kementerian Pertanian Jakarta, Kepala Bapetaltan Samarinda dan Gambaran program kegiatan dari Badan Ketahan Pangan dan Penyuluh, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan dan Dinas Hutbun Kabupaten Nunukan serta penyampaian pengalaman beberapa pengelola P4S, semua kegiatan tersebut diakhiri dengan penyusunan program kerja FKP P4S se Kalimantan Timur dan Utara.

     Pembangunan Pertanian pada dasarnya adalah meningkatkan hasil produksi petani dan mewujutkan Ketahanan pangan Nasional  sehingga terwujut masyarakat yang sejahtera dan mandiri.   Untuk mendukung pencapaian tersebut dibentuklah berbagai program kegiatan yang dapat meningkatkan kapasitas pertanian dalam mencapai hal tersebut dalam hal ini keterlibatan Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya diharapkan dapat meningkkatkan kemampuan dan motipasi petani melalui kegiatan berupa Pelatihan dan Magang  yang sesuai dan layak bagi petani di wilayah kerjanya.  Sebagaimana disampaikan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Kalimantan Timur Bapak Ir. Fuad Asaddin, M,Si, bahwa hampir semua kebutuhan pokok yang ada di Provinsi Kalimantan Timur sebagian besar masih di datangkan dari luar daerah seperti beras, tepung, susu, minyak, Gula dan Daging kecuali Ikan yang telah mencapai tahap swasembada, untuk itu ia berharap P4S yang ada diwilayahnya dapat bekerja lebih keras dalam meningkatkan hasil pertanian tersebut ketahap swasembada daerah melalui pelatihan dan Permagangan bagi petani dengan materi yang sesuai dengan kebutuhan dan metode yang terbaik, hal ini sejalan dengan Ungkapan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Kabupaten Nunukan yang mengatakan bahwa sebagian besar kebutuhan daerahnya masih didatangkan dari luar daerah bahkan cukup banyak yang di pasok dari negeri jiran Tawau karena berbatasan langsung,  menurut beliau kekurangan ini merupakan satu peluang bagi petani untuk memajukan usaha taninya.

     Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah Kabupaten merupakan SKPD dalam jajaran Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan yang berfungsi membantu Bupati dalam Mewujutkan ketahanan pangan bagi masyarakat Nunukan dalam arti tersedianya bahan pangan buat masyarakat, pendistribusian bahan pangan, Pergudangan, menjamin kwalitas pangan dan harga pangan yang terjangkau, Terselenggaranya proses penyuluhan dengan baik dalam mendukung kemajuan pertanian dan pembinaan dan penataan kelembagaan Petani dan Usaha Tani agar petani mampu memberdayakan diri mereka dalam mencapai hasil pertanian yang tinggi dan kesejahteraan hidup mereka yang layak.

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah Kabupaten Nunukan tahun 2013 hingga kini telah memiliki prasarana dan sarana pendukung kerja sebagai berikut  :

NO

Sarana / Prasarana
Jumlah
Keterangan

01
02
03
04
05
06
07
08

   

09
 10
11
12

Kantor BKP3DKab. Nunukan
Gudang Pangan Daerah
BPP
PNS
PPL PNS
THL – TBPP
PPL  Swadaya
KelompokTani
-         Pemula
-         Lanjut
-         Madya
KelompokNelayan
Pokdakan
Gapoktan
P 4 S

1 Unit
1 Unit
9 Unit
35  org
104 org
34  org
13  org
768 koptan
647 koptan
88  koptan
13  koptan
63  buah
103 buah
104  buah
4  buah

Komp. Gadis  1
Komp. Gadis  I
1 Masih sewa
-
-
2 dr pusat
-
-
-
-
-
-
-
-
-





VISI  :
Terwujudnya Ketahanan Pangan yang kuat, dan penyuluh yang maju, didukung oleh SDM yang profesional

Misi
1.        Meningkatkan konpetensi sumber daya aparatur dan sarana dan prasarana penyuluh
2.    Mengembangkan sistem Ketahanan Pangan yang kuat serta menjamin ketersedian,distribusi dan konsumsi pangan yang cukup, bermutu dan berkelanjutan.
3.        Penataan sistem Kelembagaan dan Pembinaan Usaha  Tani

     Program Kegiatan yang termasuk dalam anggaran kegiatan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Daerah Kabupaten Nunukan yang mendukung konsep pembangunan " GERBANG EMAS " secara keseluruhan sekitar Rp 20.785.685.572,55 yang meliputi   beberapa kegiatan kegiatan.

     Departemen Pertanian dalam  peningkatan produksi pertanian dan kesejahteraan petani  mengembangkan program revitalisasi pertanian serta melibatkan masyarakat secara langsung dalam pembangunan  pertanian melalui  pembentukan kelembagaan petani yang dtumbuhkan di desa – desa mereka sehingga diperoleh hasil  produksi yang maksimal  dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani  yang sesuai dengan kondisi masyarakat yang sesungguhnya. 

     Pembinaan dan Penataan Kelompok tani yang ada di desa  diharapkan mampu meningkatkan kemampuan petani dalam menjalankan usaha pertanian mereka  dengan produksi yang tinggi dan kesejahteraan yang semakin baik,  hal ini dapat tercapai bila Kelompok tani dapat menjalankan fungsinya  sebagai Wahana belajar petani, sebagai sarana Informsi dan sebagai Unit produksi.  Untuk itu  pemerintah melakukan pembinaan dan pelatihan bagi  petani  untuk meningkatkan kemampuan pengelola kelompok tani dan SDM Petani.    Pembinaan Kelompok tani agar mereka mahir dalam melaksanakan fungsi khususnya sebagai wahana belajar diharapkan akan memberikan dampak terhadap kemampuan mereka dalam membina petani dan dengan sendirinya kader-kader ini diharapkan akan mampu membentuk Kelembagaan Pusat Pelatahina Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) yang saat ini masih kurang.

     Untuk lebih melibatkan masyarakat dalam pembangunan pertanian karena keterbatasan pemerintah dalam mengakses semua kegiatan yang dapat memacu pertumbuhan pertanian dan dari tahun ke tahun semakin banyak petani  yang berkemampuan dalam memajukan pertanian entah karena Pengalaman dalam menggeluti usaha pertaniannya maupun karena seringnya mengikuti pelatihan yang diselenggarakan pemerintah atau Badan usaha serta banyaknya sarjana pedesaan yang mempunyai keahlian dibidang pertanian, mereka ini mempunyai jiwa pengabdian untuk membina petani cukup tinggi sehingga pemerintah dapat mengajak mereka terlibat dalam membangun pertanian khususnya dalam meningkatkan sumber daya petani  dengan membentuk Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S), dimana dengan pengetahuan, keahlian dan pengalaman mereka dapat memberikan dukungan buat kemajuan pertanian di daerahnya disamping akan membuat satu lapangan kerja baru dengan adanya motipasi usaha yang positip.

     Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya merupakan Kelembagaan Pertanian yang bersifat Sosial Ekonomis dalam melaksanakan fungsinya untuk meningkatkan kemampuan sumberdaya petani disekitar P4S tersebut melalui paket-paket pembelajaran yang dibutuhkan para petani.   Pemerintah daerah dalam hal ini Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan daerah Kabupaten Nunukan untuk memaksimalkan fungsi P4S sebagai pusat pelatihan petani,  akan terus  melaksanakan  pembinaan untuk meningkatkan kemampuan p4s dalam  mengembangkan usaha  pembelajaran bagi Petani dan terkait lainnya dengan menyertakan para pengurusnya  pada  pelatihan,  study banding dan serta bantuan sara pelatihan lainnya  dan memberikan dukungan tenaga pelatihan yang dibutuhkan.

     Kabupaten Nunukan  yang  saat  ini  memiliki  16 kecamatan hanya memiliki 4 Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S), tentunya masih  kurang  untuk mendukung peningkatan kemampuan para petani dalam melakukan pertanian yang maju dan mandiri sebagai satu sasaran pembangunan GERBANG EMAS,  terlebih melihat letak geografis daerah yang masih sulit bagi beberapa petani  untuk mendapatkan transportasi yang sesuai bagi mereka untuk mendapatkan pengetahuan di bidang usaha yang mereka inginkan dengan lebih mudah, setidaknya kondisi wilayah ini membutuhkan 10  P4S sebagai wahana mandiri bagi petani meningkatkan kemampuan usaha taninya.

     Seiring dengan semakin tingginya tingkat kebutuhan akan hasil produksi pertanian dalam rangka mencapai satu standar ketahanan pangan daerah yang menuntut hasil pertanian semakin tinggi pula disisi lain lahan pertanian yang semakin berkurang dengan beralih pungsinya beberapa kawasan pertanian tentunya akan menjadi satu kendala dalam memenuhi standar produksi nasional, dan Petani sebagai pelaku utama pertanian yang juga menuntut peningkatan kesejahteraan hidup mereka agar dapat terhindar dari kelompok masyarakat miskin dimana kondisi ini cukup banyak dalam keluarga petani. Kelompok Tani diharapkan dalam menangani kendala ini dapat melihat dengan jeli pola diversifikasi pangan  yang sesuai kondisi daerah untuk dijadikan komoditi usaha anggotanya.

     Kondisi itu tentunya perlu dicermati para pelaku P4S dalam menyajikan materi yang akan disajikan sehingga produk mereka bukan saja menjadi petani yang pandai tapi mempunyai wawasan kedepan yang mampu memproduksi hasil yang bukan produk lokal sajatapi menjadi kebutuhan konsumen saat itu, meski demikian Badan Ketahanan Pangan dan penyuluh Kabupaten Nunukan dalam pola pembinaannya masih tetap mengarahkan agar tetap menyajikan materi-materi yang menjadi handalan usaha pertanian di daerah, meski mencoba mengarahkan buat para P4S untuk menyajikan materi-materi ajaran yang inopatip karena kenyataan bahwa masih sebagian besar tergantung pada produk lokal.
byBakriSupian


P4S Sarana peningkatan kemampuan Petani di perdesaan,
Melalui P4S petani dapat menimba berbagai ketrampilan dan Pengalaman.

PULAU BUNGIN SUMBAWA DI TENGAH LAUTAN JADI PULAU TERPADAT DI DUNIA

NusaNTaRa.Com byLaDollaHBantA,         R    a    b    u,       2    0         A    p    r    i    l        2    0    2    4 Pulau Bungin d...