Minggu, 16 Juni 2013

IBRAHIM BERHASIL MENYEBERANGI SELAT MADURA DAN SELAT BALI




       IBRAHIM  RUSLI, pria kelahiran Balikpapan  17 Juni 1965 yang kesehariannya   Pegawai Negeri Sipil di Sekwan DPRD Kota Tarakan hanyalah Salah satu dari adventurer eksentrik  biasa meski waktu kuliah di Jawa ia pernah memasuki club Pencinta Alam dan sebelum ini ia pernah berpetualang menaklukkan Gunung dan perairan,  bahkan Media Radar Tarakan membuat head line tentang Keberhasilannya menyeberangi Selat Bali  sebagai seorang  Perenang Kampung.
      Baginya  penaklukkan Selat Madura dan Selat Bali adalah suatu petualangan mendadak tidak terencana dengan baik namun berjalan begitu saja karena tuntunan jiwa yang ada saat itu.  Bermula dengan Menyeberangi  Selat  Madura ke Surabaya pada 30 Mei 2013 Jam 07.15 waktu setempat, dengan lokasi star dari Pelabuhan Ferry Kamal  Bangkalan Madura  dan finish di Pelabuhan Ferry Tanjung Perak Surabaya Jam 09.40 waktu setempat.  Dalam menyeberangi selat ini Ibrahim memilih jalur   berenang  tepat berada di bawah Jembatan Suramadu,  sehingga saat itu ia melihat banyak penonton dari atas jembatan menyoraki memberi  semangat dan melambaikan tangan, ada juga yang mengambil gambarnya  dan beberapa Nelayan  disekitar situ memberikan dukungan dalam aksinya saat itu.
       Menurut  Ibrahim menyeberangi Selat Bali suatu moment yang sangat menegangkan disamping kurangnya perencanaan yang mapan karna ia berjalan mengikuti hasrat jiwa seketika itu juga.  Berawal dari Taman Nasional Bali Barat menuju Pantai Wisata Watudodol Banyuwangi dari Pukul 11.52 waktu setempat,  awalnya Ibrahim hanya ingin  berenang  ringan mengenakan celana pendek saja, Ujar Ibrahim nang Sederhana itu.   Situasi menjadiserius ketika berada di pertengahan Selat Bali,  yang saat itu kondisinya tidak menentu baik suhu maupun arus, saat dipertengahan  ia sempat melihat arus berputar  yang cukup kuat dan ia mencoba menghindari lokasi tersebut meski ia hampir terseret oleh  arus laut berputar yang cukup kuat,  Arus selat Bali ini telah terkenal  banyak memakan korban  dan di beberapa titik ia menemukan sesekali   perubahan arus yang sangat kuat dan menyeretnya,  sementara kondisi suhu memang awalnya  cukup hangat namun makin lama ketengah suhu semakin dingin yang tentunya baginya sangat mempengaruhi kondisi pisik, namun setelah 1 Jam 34 menit Ibrahim berhasil menyeberangi  Selat Bali yang berjarak 4 km  dengan mendarat jam 13.27 wita di Pantai Watudodol  Kab. Banyuangi.   Dalam aksinya ini  ia mendapat bantuan keselamatan dari IMAPALA  Universitas Merdeka Malang.
       Sebagai  Petualang Eksentrik Ibrahim selain pengalaman  ketika menjadi  anggota Club pencinta Alam  selama mahasiswa di Jawa,  prestasi yang  pernah beliau lakukan adalah Menaklukkan Gunung Kinabalu,  Juni 2010 berenang di Sungai Kayan sejauh 12 km,  tahun yang sama berenang di seputaran Laut Derawan dan  Januari 2011 berhasil menaklukkan Selat antara P Sebatik RI  dengan Tawau sabah Malaysia sejauh 8 km yaitu Selat Ambalat Sebatik.  Kedepan Ujar Ibrahim ia berencana  menaklukkan dua  perairan lagi yaitu Perairan SUNDAK  dari Serawak Malaysia ke Brunei Darussalam dan  Kepulauan Alor  NTT (Nusa Tenggara Timur) menuju Pulau Atarau di Timor Leste.  Kegiatan ini ia lakukan semata selain tuntutan Jiwa juga buat memperkenalkan Kota Tarakan dan Provinsi Baru Kalimantan Utara serta Indonesia pada umumnya dan tak lupa memberi dorongan buat petualang muda untuk lebih berprestasi.
By  Bakri Supian .  RT 14/6/2013                




Kota Tarakan terkenal dengan penganan Ikan Tipis,
Menyeberangi laut mendaki Gunung menjadikan pribadi  yang  tegas.

Sabtu, 15 Juni 2013

MELINTASI PERBATASAN DARI PAPUA KE PAPUA NEW GUINEA




          Tak pernah terbayangkan sebelumnya olehku dan teman-teman untuk dapat melihat perbatasan di ujung timur Indonesia.  Sabtu setelah sopir  mendapatkan info  bahwa situasi aman untuk melintas perbatasan kamipun ke perbatasan yang berjarak 80 km dari Jayapura ditempuh dalam waktu 1,5 jam. 
Melintasi jalan berkelok-kelok menembus Tanah Hitam Yosefa banyak dihuni oleh warga dari kota Makassar, Kemudian dilanjutkan melalui ke Nafri km 9 yang dulu dikenal daerah merah karena penduduknya banyak yang pro OPM,  pak sopir harus mengendarai mobil dengan hati-hati karena kalau sampai menabrak babi atau anjing ganti ruginya sangat mahal dihitung hingga tujuh turunan pada hal hewan tersebut dilepas bebas berkeliaran di jalan.


          Selanjutnya melalui perkampungan Koya Koso yang dihuni oleh suku Enrekang yang dapat dikenal dari bentuk rumah panggungnya, yang hidup dari bercocok tanam  pinang, sirih, coklat, pisang dan jagung.  Penduduk Papua banyak yang makan buah sirih tidak seperti di daerah Jawa yang memakan daunnya sehingga banyak ditemukan penjual buah sirih dan pinang disepanjang jalan.   Banyak sekali ditemui penjual buah sirih dan pinang di pinggir jalan.   Memasuki \ kampong Wamena tempat suku asli Papua dengan rumahnya berbentuk Honai di sini terlihat pasilitas Puskesmas dan orang Wamena memakai Noken (tas yang terbuat dari serat) dipunggungnya. Selanjutnya melalui kampung Abepantai  penduduknya banyak yang berasal dari daerah Buton Sulawesi.
          Memasuki Koya Barat, daerah transmigran dari Jawa dikiri kanan jalan terlihat lahan pertanian yang subur dengan pengolahan lahan menggunakan Handtractor dengan tanaman Padi dan Palawija sehingga daerah ini dikenal  sebagai penghasil beras. Di daerah ini terlihat warga lebih  sejahtera terlihat banyak rumah yang memiliki motor, parabola bahkan beberapa mobil buat mengangkut hasil pertanian kepasar Abepura. Memasuki Koya Timur terlihat Gereja dan Mesjid berdampingan dan Mobil parkir di lokasi pemancingan yang baik dengan restorannya dengan alunan lagu daerah Papua dan Ambonne.
          Setelah melewati Pasar Sehito di muara Tami ramai pada hari Sabtu karena baanyak penduduk turun gunung, Perjalanan dilanjutkan ke Skouw Mabo  dengan gedung  sekolah yang lengkap dari SD s/d SMA,  Uniknya muridnya banyak berasal dari PNG (Papua New Guinea), dengan bahasa pengantar bahasa Inggris.  Selanjutnya perjalanan menuju Pos Perbatasan melalui hutan lebat dengan jalan berkelok-kelok menanjak dan melewati  jembatan sungai Tami yang kerap banjir,  di pos pertama Muara Tami mobil harus berjalan perlahan dengan membuka kaca dan penjagaan kali ini dilakukan oleh Kodam Diponegoro kemudian sopir melambaikan tangan karena beliau telah dikenal. 
          Pos PerBatasan selanjutnya didepannya terdapat 3 (tiga) helipad dan disampingnya terdapat “ Kios “ (Pasar) wilayah RI yang ramai dikunjungi oleh warga PNG untuk berbelanja keperluan kawasan ini sangat ramai pada hari Jum;at, Sabtu, Minggu dan Rabu karena pada hari itu ada kapal merapat dari Venimo PNG yang terdekat.  Kami melapor pada tentara yang bertugas diperbatasan dan sangat muda sambil berfoto,  wilayah perbatasan RI-PNG  terbuka dengan pembatas pagar setinggi 1,5 meter ditengahnya terdapat area terbuka (open space) selebar 5 meter diujungnya dibangun menara konon tempat ini menjadi area pertukaran sandera jika terjadi perang.   Orang RI jika ke PNG tak perlu melapor sementara orang PNG jika ke RI untuk melintas dan berbelanja  harus mencatat dalam register.
         Begitu memasuki PNG  hujan turun dengan deras terpaksa kami berteduh dikantor imigrasi PNG dan  mengobrol dengan Mr. Jeffrey Owen   Customs Border Operation berasal dari kota Vanimo. Saya  membujuknya agar dibolehkan  ke desa Putung (desa terdekat di wilayah PNG), namun karena banyak orang Mr. Jeffrey tak  memberikan ijin karena nanti akan dipertanyakan,  setelah  hujan reda kami menuju ke pasar PNG yang terdiri “ hanya” 10 tenda. Yang dijual berupa: topi, payung, kaos, mug(cangkir), makanan kaleng, kain panjang sejenis sarung. Mereka agak sulit diajak transaksi walaupun ramah, dan semua harga bulat, seperti: Rp.25 ribu, Rp.50 ribu, Rp.100 ribu, Rp.150 ribu dst nya.   Karena tak membawa paspor  maka kampung Putung yang terletak dipinggir laut hanya dapat kami nikmati dari atas bukit. Orang PNG lebih tinggi dan lebih berani bertatap muka selebihnya sama dengan oraang Papua. Mata uangnya disebut Kina, dan 1 Kina=Rp.3000,-.  Orang PNG lebih banyak yang melintasi perbatasan  wilayah RI  untuk berbelanja beras, gula juga elektronik dan sandang,  dibanding orang Indonesia yang ke PNG  umumnya hanya untuk jalan-jalan ingin melihat seperti apa perbatasan tersebut. Ternyata daerah perbatasan orangnya ramah, jalan beraspal yang ramah dengan tentara yang selalu siap berjaga.
          Jujur saja bahan kaos di PNG lebih tipis dan lebih mahal dibandingkan yang di pasar RI,  mereka membawa barang belanjaannya dengan  kereta dorong  mirip  kereta dorong pengangkut bahan bangunan, dari besi dan berwarna hijau. Sebagian penjual di kios wilayah RI ini rata-rata juga berdagang di pasar Hamadi Jayapura dan berasal dari Makassar. Mereka menginap di kios Indonesia hanya saat hari ramai, dan pulang kembali untuk berdagang di Hamadi.
by Edratna, 13 Agustus 2007










Orang Wamena menanak sagu di dalam gubuk Honai,
Budaya Hidup turun temurun merupakan identitas Jati diri.





Rabu, 12 Juni 2013

PEDA VIII KTNA KALTIM-KALTARA TAHUN 2013, SEMARAK




       PEDA VIII  KTNA Kalimantan Timur Tahun 2013 dengan Thema “ Mewujudkan Kedaulatan dan Kemandirian Pangan Menuju Kaltim sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka untuk Kesejahteraan Petani dan Nelayan “  dibuka oleh Gubernur Kalimantan Timur Awang Farouk Ishak di Gedung Serbaguna GOR Sempaja yang dihadiri Kepala KTNA Nasional Ir. H Winarno Tohir, Kepala SKPD terkait Prov Kaltim,  Pejabat Pemkab/kot se Kaltim-Kaltara dan seluruh peserta  peserta KTNA dari  14 Kab/Kot se Kaltim.   Dalam kesempatan ini Gubernur mengamanatkan agar seluruh Pejabat di Provinsi Kalimantan Timur menjadi pejabat yang pro pada petani yaitu pejabat yang mempunyai perhatian dan program kegiatan yang  mengarah kepada penciptaan peluang  yang lebih baik bagi kemajuan dunia usaha pertanian.

       Pesta kalangan Petani, Nelayan dan Hutan se Kaltim-Kaltara ini dihadiri Peserta KTNA Kab. Kutai Barat, Kab. Kutai Timur, Kab. Pasir, Kab. Panajam, Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kab. Kutai Kartanegara, Kab. Tanah Tidung, Kab. Malinau, Kab. Nunukan, Kab. Bulungan,Kota Bontang,  Kota Tarakan dan Kab. Berau sebanyak sekitar 3.000 peserta, untuk mengikuti berbagai acara dan lomba yang disediakan Panitia seperti Rembug Petani, Temu tehnologi, Temu usaha, Asah terampil, Adu Ketangkasan (Menangkap Lele, Memipil Jagung, Ikat Kopiting, Kupas Kelapa  dan Merangkai Bunga), Demonstrasi tehnologi, Pasar Lelang, Kesenian, Pameran  dan Olah Raga.  Semua kegiatan ini dilaksanakan di areal Stadion Sempaja  dan tempat menginap peserta di Wisma Atlit serta beberapa tempat diluar stadion yang disiapkan panitia, Pameran ini juga dimeriahkan oleh para penjaja jualan di sepanjang jalan masuk stadion dengan menggunakan tenda seragam berwarna biru  yang telah disiapkan panitia.

       Pelaksanaan PEDA KTNA Kaltim 2013 masih diikuti 5 Kabupaten yang telah menjadi Provinsi baru pada April 2013 yaitu Provinsi Kalimantan Timur, sebagai pendamping KTNA Nunukan tentunya pada pesta yang berlangsung selama lima hari tak mungkin dapat saya ikuti secara sempurna semua kegiatan,  yang berlangsung  sangat meriah dan penuh semangat meski semuanya masih terpusat di sekitar stadion yang tidak begitu jauh seperti Asah terampil yang diikuti semua KTNA dilaksanakan di Hall-II Wisma Atlit Juara I Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan Harapan 2, Salah satu pertanyaan yang saya ingat adalah “ Bagaimana tanda-tanda ikan yang masih Segar ? “.  Pameran terdiri dari beberapa Stand yang berukuran 3 x 3 meter dilaksanakan di Hall-I Wisma Atlit diikuti oleh semua peserta KTNA Daerah, Instansi Provinsi dan kalangan pengusaha Pertanian yang memamerkan berbagai produksi  pertanian/perikanan/ternak/hutan  baik mentah maupun olahan, tehnologi pertanian,  Perkembangan Pertanian, Produk Ramah Lingkungan dan berbagai produk pendukung pertanian lainnya.  Dipameran ini saya melihat beberapa produk lokal baru yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pengayaan dipersipikasi  bahan pangan Nasional untuk menunjang ketahanan pangan seperti di Stand Berau dengan Produk tanaman Ginalang Leppiu (Nama Lokal) sejenis Jengkol namun ukuran lebih kecil yang sangat baik jadi Lalapan, Stand Nunukan dengan produk tanaman Binamut (nama lokal) sejenis gandum yang sejak dulu kala menjadi  makanan pokok masyarakat Krayan di wilayah perbatasan,  Stand Kab. Tanah Tidung dengan Produk Tanaman  Lempasong (nama lokal) menyerupai  Buah Ketapi  yang baik dijadikan sayur dan sambel dan Stand Kab. Panajam memamerkan produk olahan dari Pohon Aren berupa Gula Merah.

       Area Parkir yang terletak di depan Wisma Atlit selain menjadi tempat penjaja barang dagangan PK dengan beberapa tenda juga menjadi lokasi Panggung Hiburan, tempat adu keterampilan peserta PEDA berupa Memipil Jagung, Menangkap Lele, Mengikat Kopiting, Merangkai Bunga dan Mengupas Kelapa, saya sempat menyaksikan bagaimana dua peserta Kab. Pasir dalam acara Mengikat Kopiting
yang setiap daerah diikuti dua orang dan ketika asik mengikat tiba-tiba tangannya disepit kepiting karena kaget ia menyintak dan sepit Kepiting itupun putus, para penonton yang antuasi menjadi tertawa sambil berkata “ Nilainya akan berkurang !!! “.  Disebelah tenda tersebut terdapat tenda  Peragaan Peda, dimana para peserta dapat menyaksikan berbagai demostrasi Pertanian, Perikanan, Peternakan dan Hutan yang dibawakan oleh KTNA daerah atau Dinas tehnis tertentu seperti yang sempat saya saksikan saat itu adalah penyambungan pokok durian berdiameter 8 Cm dengan tiga Cabang baru yang lebih baik.  Untuk acara Kesenian berupa Pembacaan Puisi, Pembawaan Lagu Daerah dengan Lagu Wajib Burung Enggang, Busana Daerah dan Tari daerah di pentaskan dipanggung Hall-II Wisma Atlit selama penyelenggaraan.
 





 Gor SerbaGuna yang berada di bagian depan Stadion yang biasanya di gunakan untuk kejuaran Bola Basket, Bola Volly, Bulu Tangkis dll dalam pesta kali ini menjadi ajang Rembug Utama para
petani, Temu Profesi, Temu Petani dan Penyuluh,  Temu Karya dan Tehnologi dan Temu wicara
dengan Gubernur dan Pejabat terkait yang diikuti kalangan KTNA dari masing-masing daerah dengan
sangat antusias dalam menyerap dan menimba berbagai pengetahuan dan pengalaman bagi kemajuan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang mereka geluti.   Untuk lomba olah raga yang dapat mengakrabkan bagi sesame peserta dilaksanakan di Stadion utama Sempaja berupa Slop kayu terdiri tiga orang dalam satu tim, Lari karung dan Tarik Tambang pada acara ini saya menyaksikan bagaimana Tim Kab. Nunukan dikalahkan Tim Tarik Tambang Kota Balikpapan  dalam dua kali tarikan.

       Kemeriahan Pesta PEDA VIII KTNA Kaltim dan Kaltara yang berlangsung sejak 07 juni, ditandai dengan terlihatnya ramai aktipitas peserta berlalu lalang baik menggunakan tangga maupun Lips yang tersedia di Wisma Atlit dari lantai satu hingga lantai Lapan dengan keragaman pakaian Batik dan olah raga yang seragam sesuai daerah masing-masing serta kesibukan mereka dari satu arena ke arena lain untuk mengikuti cara yang tersedia,  akhirnya harus berakhir  pada tanggal 10 juni 2013 yang ditutup oleh Gubernur  Kaltim di Gedung SerbaGuna Sempaja Dengan Harapan apa yang menjadi tujuan even ini yaitu    Meningkatkan motivasi petani nelayan dan masyarakat pelaku agribisnis  dalam pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan melalui kemitraan yang saling menuntunngkan, serta menumbuh kembangkan minat generasi muda pada Bidang Pertanian, Perikanan dan Kehutanan  dapat tercapai sehingga gairah pembangunan tersebut akan mampu meningkatkan kesejahteraan para Petani dan meningkatkan pembangunan Nasional secara keseluruhan.  Sebelumnya Gubernur menyerahkan piala Kepada Kontingen KTNA Kabupaten Bulungan sebagai peserta PEDA VIII KTNA 2013 terbaik dengan meraih  empat  (4) medali juara pertama.





Buah Semangka buah Nanas di panen Petani di musim hujan,
Meski  Senda dan ajang berakhir namun kebersamaan Petani harus di pertahankan.

Senin, 03 Juni 2013

THE VOICE INDONESIA AJANG PENYANYI BERTALENTA BESAR




       Minggu, 02  Juni 2013 Jam 22oo Wib  Grand Final THE VOICE INDONESIA  INDOSIAR menetapkan pemenang dari 4 peserta final AQSEISHA, LEONA,  TIARA dan BILLY SIMPSON,  setelah terlebih dahulu pembawa acara Darius sinathrya menentukan dua kontestan peraih dukungan SMS terbanyak dari pemirsa LEONA  dan  BILLY SIMPSON dilanjutkan penetapan peraih suara terbanyak diantara keduanya sekaligus sebagai juara yang dimenangkan  BILLY  SIMPSON  dan berhak satu unit mobil dan uang sejumlah Rp 100.000.000,- yang dipersembahkan  Kopi Kapal Api, LEONA 17 tahun dari Kediri  juara kedua Rp 75.000.000,  TIARA dari Surabaya Juara ke III Rp 50.000.000 dan AQSEISHA dari Banjarmasin juara IV Rp 50.000.000. 

       Malam Grand final  ini  selain pemirsa dihibur oleh  setiap kontestan dengan membawakan tiga buah lagu,  juga dihibur penyanyi tanah air seperti TOMPI, AFGHAN, JUDIKA, IWA K  dan NOAH.  Lagu pertama keempat peserta Grand Final tersebut masing-masing AQSEISHA - Mahluk tuhan paling sexy (Wulan Jameela), Billy Simpson - Laskar Pelangi (Nidji), Leona - Yesterday dan Tiara-  Mambo (irama Papua).

       THE VOICE INDONESIA  merupakan program acara ajang pencarian bakat menyanyi  yang di adopsi dari program acara  TV di Belanda,  dipandu pembawa acara  Darius  Sinathrya dan Prita yang dipersembahkan  Kopi Kapal Api dan ditayangkan  TV INDOSIAR setiap Minggu malam jam 21,00 wib.    Paket ini  di mentori oleh empat orang Coach buat  penyanyi yang masuk dalam Tim binaannya sekaligus sebagai Penilai yang terdiri dari :

1.       Sherina Munaf 
2.       Giring Ganesa 
3.       Glenn Fredly  
4.       Arman  Maulana 

Sistem penjurian, penilaian Coach ditambah dengan nilai dari SMS yang dikirimkan oleh para permirsa Indonesia, Pemenang ditetapkan mentor tim masing dan hanya dari SMS Pemirsa.

       Dibabak pertama para peserta bernyanyi di atas stage didepan keempat juri, bila ada satu saja juri/Mentor yang mendukung berarti ia  lulus babak seleksi kemudian si penyanyi berhak menentukan Mentor mana yang akan ia pilih sesuai seleranya lalu masuk kedalam  Timnya dan yang tidak mendapatkan satupun dukungan Mentor berarti ia gugur.   Kemudian setiap Tim melakukan Battle dengan sesamanya,  mempersembahan kemampuannya bernyanyi  kemudian keempat mentor memberikan tanggapan dan mentor Tim akan menentukan peserta Timnya yang akan gugur pada malam tersebut, hingga setiap tim tersisa hanya dua  kontestan baru sistem penjurian dengan sistem penilaian juri ditambah nilai sms pemirsa yang didapatkan peserta yang besar jumlahnya akan menjadi lolos untuk mengikuti babak Grand Final. 

Live show 19 mei 2013 dikuti 12 peserta dan Result show yang tersingkir :
1.      Monica  coach  Glenn Fredly
2.      Shanti  Coacht  Sherina
3.      Luise  Coach  Giring Ganesa
4.      Alf  Coach  Arman maulana


Yang lolos untuk babak selanjutnya  :
1.      Agseisha  coach  Sherina
2.      Prita   Coach  Sherina
3.      Billy Simpson  Coach  Giring Ganesa
4.      Abdi  Coach  Giring Ganesa
5.      Leona  Coach  Arman Maulana
6.      Ferdinand  Coach  Arman Maulana
7.      Saptoto  Coach  Glenn Fredly  
8.      Tiara  Coach  Glenn  Fredly

Live Show  26 Mei  2013 diikuti 8 kontestan dan result shownya,  yang tersingkir :

1.      Abdi   Coach  Giring Ganesa
2.      Ferdinand  Coach  Arman Maulana
3.      Saptoto  Coach  Glenn Fredly
4.      Prita  Coach  Sherina

Yang bertahan menuju Grand Final  :

1.      Billy  Simpson   Coach  Giring Ganesa
2.      Leona  Coach  Arman  Maulana
3.      Tiara  Coach  Glenn Fredly
4.      Aqseisha  Coach  Sherina

SELAMAT BUAT  BILLY SIMPSON “  SEBAGAI JUARA THE VOICE INDONESIA PERTAMA TAHUN 2013, SEMOGA SUKSES MENGARUNGI BAHTERA SEBAGAI PENYANYI DI TANAH AIR.






















Sherina sikupu-kupu cantik yang pandai pula bernyanyi,
Sering mengasah diri di perlombaan dapat meningkatkan potensi diri.















by Ryan Syaputra

Minggu, 02 Juni 2013

RUMAH POHON SUKU KOROWAI, PAPUA





          Jika sempat berkunjung kesuatu perkampungan ditengah hutan tropis di desa Distrik Kaibar, Kabupaten Mappi Prov. Papua mungkin anda akan heran atau setidaknya akan bertanya dalam hati jika melihat sebuah rumah berada diatas pohon dengan ketinggian dapat mencapai 70 meter, dengan pertanyaan Apakah ini Rumah Manusia ? tapi kok tinggi diatas angkasa sana pada hal disini banyak tanah kosong dipenuhi semak ! atau Apakah ini rumah Hewan (Monyet kali) ?  tapi kok bila melihat struktur rumah ini sangat rapi, tidak mungkin buah karya hewan !.

         Terlepas dari semua tanda Tanya di onak serta berbagai kebingungan anda di atas, yang jelas itu adalah kawasan pemukiman suku KOROWAI   suku yang berada di kawasan selatan Papua dan berabtasan dengan PNG, dengan komunitas penghuni rumah yang di bangun di atas pohon dan bagi mereka ini merupakan suatu tradisi turun temurun sejak moyang dengan berbagai kearifan lokal yang berhubungan dengan Dunia Gaib keyakinan mereka.   Melihat sisi lain dari ke unikan rumah tersebut yang dapat dinaiki dengan memanjat atau menapaki tangga sederhana yang ditempel pada pohon tersebut atau seutas tali, rumah tersebut dapat menghindarkan penghuninya dari serangan musuh, rumah tersebut tentunya terbebas dari Nyamuk  karena berada diketinggian yang berangin serta dari binatang buas yang mengincar di tanah yang umumnya berawa.

          Secara sederhana Arsitek bangunan Rumah di atas pohon ini mirip Gubuk yang di Pindahkan keatas Pohon,  Jadi biasanya rumah pohon tersebut terdiri dari dua pohon besar yang tinggi  dan berdekatan sehingga mudah merangkai kayu untuk membentuk satu kubus Rumah kemudian mendidindingnya dengan Kayu, dedaunan, menyusun lantai rumaha dengan kayu sehingga leluasa tempat berkumpul, tidur dan masak keluarga serta mengatapinya dengan tumbuhan seperti daun kelapa, sagu atau rerumputan lainnya.   Untuk menaikinya dari bawah dibuat tetakan pada kayu atau menempelkan kayu panjang menjadi tangga hingga ke atas tempat rumah serta diulur tali dari akar sebagai pegangan atau pijakan, ini kalau rumah tradisonal yang ekstrim dan terletak di tengah hutan rawa Papua.   Buat perkampungan sederhana Suku Korowai dapat membuat rumah tinggi disebuah perkampungan yang telah dibersihkan dengan penataan rumah sebagai mana perumahan kita dengan jarak yang teratur, namun rumah di bagun di atas tiang biasanya terbuat dari pohon yang besar dan lurus bisa satu sampai empat pohon dengan ketinggian 6 – 20 meter yang ditanam di tanah, lalu diatasnya dibuatlah rumah dgn ukuran 2 x 4 meter serta tangga dari kayu sesuai ketinggian rumah.

          Suku Korowai disebut juga suku Kolufu dengan bahasanya Awyu-Dumut salah satu rumpun Trans-Nugini,  merupakan salah satu suku Kanibal yang tersisa di daratan Papua tenggara dan merupakan satu-satunya suku Papua yang tidak menggunakan Koteka  melainkan rumput-rumputan, yang menghuni kawasan hutan berawa dengan keluasan 700 km persegi diantara dua sungai besar.   Pertama kali ditemukan oleh misionaris
Kristen asal Belanda tahun 1940, Populasinya saat itu diperkirakan 7.500 jiwa.  Keberadaan Rumah adat Suku Korowai atau Rumah pohon terancaman punah sejak pemerintah mengajak mereka untuk mengikuti program Resettlement atau pemukiman baru seperti di kawasan Yaniruma tepi sunai Becking, Basman, Mabul tepi sungai Eilarden dll sekitar tahun 1980 meski awalnya mereka Akan kembali tapi lama kelamaan mereka dapat beradaptasi dengan kehidupan baru sehingga ada yang bertahan.  Sehingga sebagian tokoh Papua dan para Ahli menyayangkan jika tradisi Rumah Pohon ini sampai punah total mengingat bahwa Rumah Pohon mempunyai ikatan moral dan megis dengan kehidupan mereka untuk itu perle satu pemikiran menciptakan bentuk pemukiman yang dapat mengaplikasi nilai leluhur tersebut.

          Bagi Suku Korowai memakan daging makan daging sesame manusia bukanlah hal yang asing bagi mereka setidaknya itu dahulu kala sebelum mereka berbaur dengan kehidupan modern, namun dari beberapa tokoh adat Korowai memakan manusia bukanlah sembarangan tetapi merupakan satu kearifan local tersendiri dalam arti penegakan norma lahir dan bathin yang mereka panut, seperti mereka akan memakan Daging warga atau orang yang merupakan musuh yang mengganggu ketertipan hidup, Pembunuh keji, Pelaku kejahatan yang keras dan ahli sihir yang disebut khuakhua dengan keyakinan bahwa memakan daging mereka akan akan membunuh roh Jahat sehingga tidak berkembang di daerah mereka dan mereka akan kebal dari ilmu hitam/sihir tersebut.  Disamping itu makanan utama keseharian mereka adalah berbagai hasil buruan seperti Babi, Rusa, Ikan, Buaya, Monyet, Sagu, Pisang, Ubi-ubian dan lain-lain baik yang dihasilkan dari berburu atau yang di pelihara.
By Bakri Supian


















Burung Cenderawasih burung Kasuari tinggi melintasi Langit,
Bumi bukan untuk dikuras namun diberdayakan biar hidup lebih nikmat. 

MELAMPAU KEKAYAAN BOS TIK TOK, PRAJOGO PANGESTU JADI ORANG TERKAYA KE-26 DI DUNIA

NusaNTaRa.Com byPakeLEE      K   a   m   i   s,   1   8      A   p   r   i   l     2   0   2   4 Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didamping...